WACANA WISUDA KE 29 SSSIHL

Wacana Bhagawan pada Wisuda Perguruan Tinggi Sathya Sai ke 29, Prashanti Nilayam 22 November 2010



Para Siswa, Perwujudan kasih!

Kalian semua menginginkan setidaknya Swami mengatakan beberapa kata. Kalian merasa, "Akan bagus sekali jika Swami berbicara selama beberapa menit"! Namun, Aku tidak ingin mengatakan apa-apa tentang sistem pendidikan sekarang.

“Tanah Bharat ini telah melahirkan banyak wanita mulia seperti Savitri yang membawa suaminya yang telah meninggal hidup kembali; Chandramati yang memadamkan api liar dengan kekuatan kebenaran. Sita yang membuktikan kesucian dirinya dengan keluar dari nyala api tanpa cedera dan Damayanti yang menjadikan seorang pemburu jahat menjadi abu dengan kesucian yang dimilikinya.”

(Puisi Bahasa Telugu)

Pada awalnya, Chandramati ketakutan akibat kebakaran hutan. Dia bersama dengan suami dan anaknya dikurung oleh kobaran api. Tak seorang pun bisa mengatakan bagaimana mereka tiba-tiba dikelilingi oleh api yang mengamuk. Sesunguhnya ini, adalah permainan Ilahi. Pada akhirnya, ketika Chandramati menggunakan kekuatan kebenaran dan kesuciannya, api itu padam dalam sekejap mata.

Saat Chandramati berdoa, ada hujan lebat. Di satu sisi ada api mengamuk dan di sisi lain mulai hujan deras, dan akhirnya api benar-benar padam. Savitri juga dianugerahi dengan kekuatan penebusan dosa dan kesucian. Dia bahkan bisa menghentikan Yama (Dewa Kematian) yang ingin mengambil nyawa suaminya. Dia berdebat dengan Yama dan berkata kepada-Nya, "Kehidupan seorang istri tergantung pada suaminya dan suami untuk istrinya. Satu tidak bisa hidup tanpa yang lain. Jadi, jika Engkau ingin mengambil nyawa suami hamba, ambillah nyawa hamba juga. Atau biarkan ia hidup. Kami tidak bisa terpisah satu sama lain. Ini adalah tugas utama hamba untuk melindungi hidup suami hamba ". Pada akhirnya, Dewa Yama harus menghidupkan kembali suami Savitri. Apakah ada negara atau tempat di dunia ini di mana orang dapat menemukan seorang wanita seperti Savitri yang bisa membawa suaminya yang telah meninggal hidup kembali? kekuatan ilahi tersebut ada dalam setiap manusia. Manusia harus menarik kekuatan ini dari dalam dirinya sendiri, yang dia bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Pada jaman itu, istri menganggap suaminya sebagai bagian yang sangat penting dalam dikehidupannya dan begitu juga sebaliknya. Namun, sayangnya, situasinya tidak sama dengan saat ini. Tanah suci Bharat ini dikelilingi oleh tujuh lautan. Di negeri ini, banyak wanita seperti Damayanti, Savitri melakukan penebusan dosa yang kuat. Mereka semua merupakan wanita yang memiliki tingkat kesucian sangat tinggi. Namun hari ini kita tidak menemukan wanita yang memiliki tingkat kesucian seperti itu.

Seorang Pativrata (wanita suci) adalah orang yang menganggap Pati (suaminya) sebagai bagian hidupnya yang sangat penting dan mengantungkan hidupnya pada suaminya. Seorang Pativrata adalah orang yang tidak berbicara kembali dengan suaminya. (membangkang) Tidak akan ada cacat sedikit pun dalam dirinya. Dia tidak memiliki keinginan yang mementingkan diri sendiri. Semua yang ia lakukan adalah demi suaminya. Dia bahkan tidak mau melihat laki-laki lain selain suaminya. Hanya seorang wanita seperti itu yang bisa disebut sebagai Pativrata sejati. Tapi wanita modern tidak mengikuti suami mereka. Mereka tidak mendengarkan apa yang suami mereka katakan. Ketika istri mengikuti suaminya dan suami mengikuti istri dan keduanya menjalani hidup yang harmoni, maka seluruh negeri akan mencapai kedamaian dan kemakmuran. Karena disebabkan oleh perbedaan antara suami dan istri dan perpecahan dalam keluarga maka negara ini mengalami berbagai masalah yang berlarut-larut. Baik suami dan istri harus saling memahami dan menyesuaikan satu sama lain.

Seorang Pativrata yang selalu menaati perintah suaminya, bisa melakukan apa saja. Jika dia menyiapkan makanan untuk suaminya dengan air garam dari laut sekalipun, maka air terasa manis. Ketika istri mematuhi perintah suaminya dan suami memenuhi keinginan istrinya, maka masa depan keluarga akan aman dan tentram. Jika mereka bertindak bertentangan dengan ini, keluarga akan mengalami penderitaan hebat. Suami dan istri dapat bertingkah laku baik ketika mereka berada di rumah mereka. Tapi begitu mereka keluar dari rumah, mereka menikmati segala macam kejahatan. Jika tidak ada kesatuan dan keharmonisan antara suami dan istri, tidak ada gunanya melakukan praktek-praktek spiritual seperti Japa, Dhyana (nyanyian kebaktian, meditasi), dll

Ketika istri mengikuti suaminya dan suami mengikuti istrinya, ada kebahagiaan besar dalam keluarga. Upayakan untuk mencapai kesatuan tersebut dan keharmonisan dalam keluarga kalian. Maka, seluruh hidup kalian akan menjadi bahagia dan damai tanpa ada kekhawatiran apapun. Semua kekhawatiranmu disebabkan oleh dirimu sendiri. Mereka tidak diberikan oleh Tuhan. Tuhan tidak berada jauh. Dia tetap ada dalam diri setiap manusia. Kalian harus memiliki bhakti yang tak tergoyahkan. Maka akan ada kebahagiaan tidak hanya individu tetapi juga di masyarakat. Hati yang murni adalah kuil Tuhan. Oleh karena itu, kembangkanlah cinta kasih dalam hatimu. Engkau akan mencapai segala sesuatu dalam hidup ini.

Akan ada kedamaian dan kebahagiaan dalam keluarga jika kedua suami dan istri memiliki pandangan yang sama. Seorang Pativrata adalah orang yang tidak memikirkan siapapun atau apapun kecuali suaminya. Seorang wanita yang memimpin hidupnya dengan bhakti yang teguh pada suaminya dapat mencapai segala sesuatu dalam hidupnya. Ketika keduanya mengikuti jalan yang berbeda, maka tidak ada kedamaian dan kebahagiaan dalam keluarga. Kalian tidak boleh membiarkan pikiran menjadi goyah. Kalian benar-benar harus fokus pada Tuhan. Kontemplasi kepada Tuhan adalah dasar untuk mencapai persatuan dan keharmonisan dalam keluarga. Ketika istri berdoa kepada Tuhan, suami akan menjadi orang yang baik.

Wanita suci dari dahulu kala seperti Sita dan Damayanti memiliki pengabdian terhadap suami mereka. Sita disekap dalam kerajaan Lanka selama sepuluh bulan.Tetapi bahkan tidak pernah sekali pun ia melihat wajah seorang laki-laki. Ia menghabiskan waktunya dalam kontemplasi pada Rama, duduk di bawah pohon di hutan Ashoka. Dia tidak keluar sama sekali. Sebagai seorang wanita suci, dia bisa membuktikan kesuciannya melalui Agni Pariksha (ujian kesucian dengan api).

Tuhan hanya satu, bukan dua. Ia adalah penghuni hati kalian. Jika kalian terus-menerus merenungkan-Nya, kalian juga akan menjadi Tuhan. Siapapun yang kau temui, anggap mereka sebagai perwujudan dari ketuhanan. Itulah prinsip ketuhanan. Di sisi lain, jika kalian mengikuti kehendak pikiran dan bergerak secara sewenang-wenang kesana-sini, bagaimana engkau bisa menjadi Tuhan? Jika engkau pergi ke kampus/sekolah, mengapa engkau melihat kesana-sini dan menikmati gosip yang sia-sia? Fokuskan pikiranmu pada tujuan. Lakukan pekerjaanmu tanpa mengembangkan kontak yang tidak perlu. Ingatlah keluargamu. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Tidak ada yang memberitahumu untuk berhenti melaksanakan tugas duniawi. Hiduplah di dunia dan lakukan tugasmu. Tapi selalu memiliki perasaan ketuhanan.

Banyak orang pergi ke tempat-tempat ziarah seperti Badrinath, Amarnath, Kedarnath, Bhadrachalam, Tirupati, dll, untuk mencari Tuhan. Mereka berpikir bahwa mereka dapat menemukan Tuhan di tempat seperti itu. Oh orang bodoh! Tuhan tidak hanya berada di tempat lain. Bahkan, engkau sendiri adalah Tuhan. Tuhan hadir dalam semua. Tuhan hanya satu dan Dia hadir dimanapun engkau mencari-Nya. Dia di dalam dirimu, denganmu, di atasmu, di bawahmu. Tuhan melebihi kelahiran dan kematian dan berdiam disetiap makhluk dalam bentuk Atma. Ia hadir di semua umat manusia dari seorang anak hingga orang tua. Tuhan yang sama hadir dalam semut, nyamuk dan dalam semua binatang, burung dan hewan. Karena itu, jangan pergi mencari Tuhan di sana-sini dan menyusahkan diri.


Di mana pun engkau melihat, Tuhan hadir di sana. Siapapun yang kau lihat, ada Tuhan di dalamnya. Tuhan tidak memiliki bentuk yang berbeda. Semua bentuk adalah diri-Nya. Itulah sebabnya Veda menyatakan, Sahasra Sahasra Seersha Purusha Sahasraksha Pad (Tuhan memiliki ribuan kepala, mata dan kaki). Ketika engkau duduk untuk meditasi, pikiranmu mengembara kesana-sini. Engkau tidak boleh membiarkan pikiran goyah dan jagalah agar selalu stabil. Jika Engkau pergi ke pantai, akan engkau dengar ombak yang bersuara Om! Bila engkau berkonsentrasi pada suara itu, engkau akan lupa segalanya.

Oleh karena itu wahai kaum muda, Aku ingin menekankan hal ini. Jangan mengembangkan oposisi atau perbedaan di antara diri kalian. Perbedaan menimbulkan banyak masalah. Belakangan ini beberapa orang menikah tidak sekali, tidak dua kali, tidak tiga kali, tetapi bahkan empat kali. Ini bukan praktik yang baik. Satukanlah pikiran. Bahkan jika seseorang membuatmu marah, jangan melawannya. Pahamilah bahwa berkelahi dengan orang lain, engkau sebenarnya juga menyakiti diri sendiri. Kendalikanlah pikiranmu. Ini adalah kualitas dari seseorang yang benar-benar terdidik. Hal inilah yang disebut Educare. Seiring dengan pendidikan, engkau juga harus memiliki Educare. Bila kau memiliki Educare, engkau akan memiliki segalanya - kesehatan, kebahagiaan, kedamaian dan kemakmuran. Inilah yang Aku ingin kalian mengerti. Semuanya akan menjadi baik untukmu jika engkau membuat hatimu murni.Setidaknya dari hari ini dan seterusnya, ambilah jalan yang benar. Jika seseorang mencoba untuk menempatkanmu di jalan yang salah, jangan berikan perhatian kepadanya. Bahkan jika orang tersebut datang kepadamu dan mencoba untuk memulai percakapan denganmu, jangan pernah melihat wajahnya. Abaikan saja dia dan pergi darinya.


Para siswa harus hidup dengan persatuan dalam segala hal. Tetapi kesatuan ini telah menghilang sama sekali. Di sisi lain, permusuhan terus meningkat. Ketika satu siswa di kelas mendapatkan nilai tinggi, siswa lain mulai merasa cemburu padanya. Ini tidak harus ada. Karena kecemburuan menimbulkan kebencian. Akan ada masalah lebih lanjut jika politik masuk kedalam lembaga pendidikan. Oleh karena itu, semua siswa harus hidup dengan persatuan dan solidaritas.

Kalian harus mencapai kesatuan. Tidak ada kesatuan dalam diri para pemuda saat ini. Pertama dan terpenting, pemuda harus tampil ke depan untuk saling membantu. Akhir dari pendidikan adalah karakter. Jika karakter kalian baik, maka kalian akan dapat meraih apa saja dalam hidup ini. Kalian mungkin telah memenangkan medali emas, mendapatkan gelar tinggi dan mencapai nama dan ketenaran. Tetapi jika engkau kekurangan karakter, gelar ini hanya selembar kertas. Semua ini sangat penting bagimu untuk menjaga karakter. Hanya orang seperti itulah disebut pelajar sejati.

Ketika Rahwana menculikl Sita dan membawanya pergi ke Lanka, Sita menjatuhkan semua perhiasan emasnya. Rama dan Laksmana, ketika sedang mencari Sita, perhiasan ini ditunjukkan oleh Sugriva. Rama meminta Laksmana untuk melihat perhiasan dan menyelidiki jika perhiasan tersebut milik Sita. Kemudian Laksmana menjawab, "Kakak! hamba tidak pernah melihat wajah Sita dan karena itu hamba tidak tahu apakah ini perhiasan miliknya atau tidak. hamba hanya mengenali gelang kaki seperti yang telah hamba lihat sambil memberikan hormat saya kepadanya sehari-hari.”

Sita, Rama dan Laksmana tinggal bersama di hutan selama hampir empat belas tahun. Tetapi bahkan tidak pernah sekalipun Laksmana melihat wajah Sita. Betapa murni hati seorang Lakshmana! Setiap kali dia harus berbicara dengan Sita, dia berbicara padanya dengan menunduk ke bawah. Sebagai orang yang mulia, dia bisa menikmati kedekatan yang begitu banyak dengan Rama. Ketika Laksmana jatuh tak sadarkan diri di medan perang, Rama berkata, "Jika Aku mencari, Aku bisa mendapatkan istri seperti Sita tetapi tidak untuk saudara seperti Laksmana. Aku dapat menanggung perpisahan dari Sita, tetapi bukan dari Laksmana". Begitulah ikatan cinta yang kuat antara Rama dan Laksmana.

Siswa juga harus mengembangkan persatuan seperti menganggap semua sebagai saudara dan saudari mereka. Semua adalah manusia. Semua adalah anak-anak Tuhan. Oleh karena itu, Engkau harus hidup dengan persatuan tanpa memberikan ruang untuk perbedaan. Ini adalah pesan-Ku untuk mu hari ini.

Dari Wacana Bhagawan pada Wisuda Perguruan Tinggi Sathya Sai ke 29, Prashanti Nilayam 22 November 2010

Diterjemahakan : Dharsana Giri & Dewa Natha


Foto Liputan Wisuda ke XXIX SSSIHL
22 November 2010

yang juga dihadiri oleh Perdana Menteri India Dr. Manmohan Singh