DASARA 1999 HARI 2

Wacana Bhagawan pada hari kedua perayaan Dasara, 15-10-1999

TINGKATKAN DISIPLIN DAN KASIH


Di dunia ini bila seseorang kehilangan uang, ia tidak perlu khawatir karena ia dapat memperoleh penghasilan lagi. Jika seseorang kehilangan teman, ia dapat memperoleh teman lain. Bila seseorang kehilangan istri, ia dapat menikah lagi. Jika seseorang kehilangan sebidang tanah, ia dapat membeli tanah yang lain. Semua ini dapat diperoleh kembali; akan tetapi, jika seseorang kehilangan tubuhnya, ia tidak dapat memperolehnya lagi.

( Puisi Bahasa Sanskerta ).

Perwujudan kasih!

Dalam bahasa Latin, tubuh manusia dihubungkan dengan istilah kesucian dan kemurnian. Upanishad menyatakan bahwa hidup manusia itu sangat patut dihormati. Manusia menderita kesedihan karena ia menyalahgunakan tubuhnya tanpa mengetahui nilai dan kesuciannya. Engkau hanya dapat memahami makna tubuh manusia dalam kehidupanmu sehari-hari, bila engkau menyelidiki misteri ciptaan Tuhan. Tubuh manusia menghirup zat asam yang menopang kehidupan dan mengembuskan zat asam arang yang beracun. Ia makan buah yang lezat dan membuang tinja yang berbau busuk. Demikian pula, manusia harus menerima hal yang suci serta membuang segala hal yang tidak suci. Akibat pengaruh Kaliyuga, ia menerima hal-hal jahat dan membuang hal-hal yang baik. Karena tidak mampu menyadari sifat ketuhanan yang merupakan pembawaannya sejak lahir, manusia menempuh jalan yang bertentangan dengan prinsip kebenaran ( satya ) dan kebajikan ( darma ).

Misteri Kekuatan Tuhan

Tidak setiap bunga yang mekar akan berubah menjadi buah. Tidak setiap buah akan ranum. Jika sudah ranum, buah itu langsung jatuh. Demikian pula halnya dengan hidup manusia, tetapi manusia tidak memahami bahwa tubuhnya bersifat sementara. Ia merasa bangga pada pendidikan serta prestasinya dan teperdaya oleh kesenangan materiil yang hanya memberikan kenikmatan yang rendah dan bersifat sementara. Ia menyalahgunakan tubuhnya yang sangat berharga untuk mencari kesenangan duniawi.

Waktu merupakan faktor yang paling penting dalam kehidupan manusia. Hari, bulan, dan tahun dapat diibaratkan dengan jarum detik, jarum menit, dan jarum jam pada sebuah lonceng. Ketiga jarum lonceng ini selalu bergerak. Tidak seorang pun tahu bilakah saat yang ditentukan ( untuk meninggalkan raga ) akan tiba.

Seluruh dunia ini diliputi oleh energi magnetis. Padang rumput yang hijau menarik sapi. Karena itu, rumput hijau ibarat magnet bagi sapi. Bunga menarik lebah madu. Ibu menarik ( hati ) anak. Jika kauselidiki, akan kaudapati bahwa di dunia tidak ada tempat tanpa daya tarik ini. Engkau tidak memahami betapa besar kekuatan daya tarik ini dan kauanggap sebagai hal yang sudah semestinya. Kekuatan ini ada dalam segala sesuatu di seluruh alam semesta dan merupakan penyebab rasa ( saling ) tertarik di antara manusia, unggas, margasatwa, dan bahkan serangga. Dunia tidak mungkin ada tanpa kekuatan magnetis ini.

Sampai lama sekali para ilmuwan memiliki anggapan yang keliru dan mengira bahwa kekuatan magnetis ini sama dengan kekuatan atom. Hanya akhir-akhir ini mereka mengenali perbedaan di antara kedua kekuatan itu. Kekuatan magnetis ini ada di dalam tubuh manusia dari kepala sampai ke ujung kaki.

Manusia memiliki tak terhingga banyaknya kekuatan dan kemampuan yang tidak kasat mata. Kekuatan ini dikenal sebagai kekuatan adikodrati ( athiita shakti ). Para ilmuwan mengerti bahwa energi—yang bersifat tidak terbatas dan tidak terduga—tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dihancurkan. Sejak zaman dahulu manusia telah berusaha menyelidiki sifat energi ini. Mereka menyimpulkan bahwa seluruh dunia dilandaskan pada kekuatan psichotronic yang juga disebut energi bioplasmic. Energi ini ada dalam setiap sel dan setiap pembuluh darah tubuh manusia. Pikiran manusia tidak mampu memahami sifat kekuatan ini. Itulah sebabnya energi ini juga disebut sebagai ajnatha shakti ‘kekuatan yang tidak dipahami’. Semua kekuatan ini tidak dapat dilihat dengan mata jasmani. Setiap napas manusia sarat dengan kekuatan Tuhan ini.

Siitaa memiliki kekuatan misterius ini secara total. Kekuatan inilah yang memungkinkan Siitaa mengangkat busur Shiva yang luar biasa beratnya dengan jari kelingkingnya. Ketika menyaksikan kejadian ini, Raja Janaka memutuskan bahwa ia hanya akan menikahkan putrinya dengan seseorang yang memiliki kemampuan setara. Resi Vishwaamitra yang memahami hubungan erat antara Tuhan dan kekuatan adikodrati, mengajak Avatar Sri Raama datang ke Mithilaapura dan melangsungkan upacara pernikahan Beliau dengan Siitaa yang merupakan pengejawantahan energi Tuhan.



Capailah Swami dengan Kasih

Para ahli ilmu pengetahuan sering menggunakan dua istilah yaitu materi dan energi. Namun, sesungguhnya hanya energilah yang ada. Apa pun yang tampak sebagai materi, pada waktunya kelak juga akan menjadi energi. Tidak seorang pun dapat melukiskan kemuliaan dan kebesaran kekuatan adikodrati ini. “Yato vaacho nivartante apraapya manasaa saha” ‘energi ini tidak dapat dipahami oleh pikiran manusia dan tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata’. Energi ini melampaui kekuatan tubuh, pikiran, dan akal budi. Siapa yang telah menciptakan kekuatan ini? Siapa yang mengendalikannya? Di tangan siapa kekuatan ini berada? Siapa yang dapat melukiskannya? Siapa yang dapat mengungkapkan kekuatan ini dan membuktikan keberadaannya? Pengungkapan kekuatan-kekuatan ( adi-kodrati ) ini dapat menimbulkan perubahan yang suci dalam hati manusia. ( Energi Tuhan ini memperlihatkan kemanunggalan segala sesuatu di dunia ). Swami menghendaki agar perubahan itu berlangsung sejak sekarang. Tidak mungkinlah kita mengetahui kapan, di mana, dan bagaimana kekuatan ini akan menampilkan diri. Sekadar mendengarkan kehebatan kekuatan ini mungkin tidak membuat engkau merasa tertarik. Engkau hanya akan memahaminya, bila engkau mengalaminya. Ini adalah kekuatan Tuhan yang bersifat adikodrati. Engkau akan menyaksikannya dalam waktu yang amat singkat.

Mungkin kalian telah membaca berita di koran pagi ini bahwa Swami tidak mau berbicara karena para siswa. Ini merupakan kesalahpahaman belaka. Disebutkan secara khusus, tetapi sangat keliru, bahwa para siswa di Bangalorelah yang menyebabkan Swami tidak mau berbicara. Dipublikasikannya berita yang tidak benar semacam itu mencemarkan citra para siswa dari Bangalore. Tidak ada siswa yang pernah menyusahkan Swami dalam hal apa pun. Sesungguhnya selama ini mereka bahkan tiada hentinya merindukan Swami. Hubungan antara Aku dengan para siswa merupakan hubungan dari hati ke hati dan dijiwai oleh kasih tanpa pamrih. Bahkan berita yang tidak benar semacam itu disiarkan di internet sedemikian rupa sehingga Goldstein dari Amerika—karena sangat gelisah dan khawatir—menghubungi Prashanti Nilayam untuk menanyakan kebenarannya. Ia sangat lega ketika mengetahui keadaan yang sesungguhnya. Jangan mempercayai propaganda yang tidak benar semacam itu. Aku tidak menyusahkan siapa pun dan tidak ada seorang pun yang dapat menyusahkan Aku. Semua siswa kita baik. Siswa sebaik itu tidak boleh dicemarkan namanya. Mungkin karena khilaf, mereka melakukan sedikit kesalahan, tetapi tidak ada seorang pun yang pernah menyusahkan Swami. Tidak seorang pun boleh menyela di antara hati Swami yang mulia dan pikiran serta perasaan para siswa yang suci.

Orang-orang yang Lebih Tua Harus Memberi Teladan

Beberapa orang tua yang duduk di serambi mandir suka bergunjing. Gosip itu masuk ke internet. Setiap orang yang kedapatan berbicara di serambi mandir harus segera dikeluarkan, siapa pun dia. Mereka yang memberikan informasi tidak benar mengenai apa yang dikatakan Swami kepadanya di ruang interview, juga harus dikeluarkan. Orang-orang semacam itu tidak akan pernah Kupanggil lagi untuk interview. Hanya mereka yang berusaha agar selalu diam adalah orang-orang yang baik. Diam membantu meningkatkan kemurnian. Karena itu, sepanjang waktu jagalah agar engkau selalu diam. Engkau membuang-buang waktu kalau membicarakan hal-hal yang buruk mengenai orang lain. Untuk tujuan apa engkau datang ke sini? Cerita-cerita buruk yang tidak berguna itu merugikan orang banyak. Karena itu, jangan melakukan hal semacam itu.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kekaburan batin pun meningkat. Sesungguhnya ilmu pengetahuan belum matang. Manusia tidak menggunakan kemampuan akal budinya dengan benar. Segala kesulitan dan kesengsaraan di dunia ini berasal dari apa yang disebut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini bukan teknologi, melainkan tricknology ‘ilmu penipuan’. Janganlah engkau menjadi budak teknologi semacam itu. Tegakkan kebenaran dan keadilan. Tingkatkan kasih dan hayati Tuhan.

Anak-anak-Ku terkasih, jangan biarkan pikiran-pikiran yang tidak diinginkan berada dalam dirimu. Jangan bingung dan gelisah karena berita-berita yang tidak benar semacam itu. Swami selalu bersamamu. Selama ini Beliau selalu melimpahkan kasih dan rahmat-Nya kepadamu. Engkau pun memiliki kasih yang sangat besar kepada Swami. Capailah Swami melalui kasih. Selain dengan kasih, engkau tidak dapat mencapai Swami dengan cara lain.


Swami tidak berurusan dengan internet. Tidak hanya sekarang, kelak pun janganlah engkau melakukan kegiatan yang tidak benar semacam itu. Menyebar gossip adalah penyakit lidah. Penyakit ini berasal dari kota-kota besar dan menyebar dengan cepatnya ke desa-desa, mencemarkan lingkungan desa. Desa merupakan lambang kedamaian dan kasih. Jangan kaurusak suasana desa dengan meniru-niru kebudayaan kota besar.

Kebahagiaan akan meliputi dunia bila engkau meningkatkan kedamaian dan kasih. Jangan memberi peluang pada perasaan-perasaan yang tidak baik dan percakapan yang tidak berguna. Engkau bahkan dapat menegur orang-orang lebih tua yang suka membicarakan hal yang tidak baik. Katakan kepada mereka agar bertingkah laku sesuai dengan statusnya sebagai sesepuh dalam masyarakat. Mereka harus menunjukkan diri sebagai pinisepuh dengan kelakuannya, dan bukan sekadar karena usianya. Yang pertama dan terpenting engkau harus meningkatkan rasa hormat pada dirimu sendiri. Harga diri menimbulkan kepuasan batin. Pada gilirannya ini menimbulkan kesadaran diri sejati. Sungguh memalukan bahwa orang-orang yang datang ke sini untuk mencapai kesadaran diri sejati, memperturutkan hatinya melakukan hal-hal yang berlawanan dengan tujuan itu.

Pertalian kita hanya dari hati ke hati dan kasih ke kasih, tiada lainnya. Swami adalah perwujudan kasih. Swami hanya mengutamakan kasih. Jangan kauindahkan pembicaraan yang rendah dan tidak berguna. Yang sudah lampau biarlah berlalu. Mulai sekarang, terimalah kasih dan energi suci yang memancar dari-Ku dan hayati kebahagiaan yang berasal dari hal itu.
Bhagawan menyudahi wacana Beliau dengan kidung suci, “Prema Muditha Manase Kaho,” ‘Dengan Hati Penuh Kasih’.

Wacana Bhagawan pada hari kedua perayaan Dasara, 15-10-1999, di Pendapa Sai Kulwant, Prashanti Nilayam.