HUT BABA 80

Wacana Bhagawan pada perayaan HUT Beliau ke 80 ( 23 November 2005 )

Sadari Sifat Ketuhanan Pembawaanmu
Agar Mencapai Kedamaian Batin


Tanpa kebenaran, kebajikan, kasih sayang, dan kedamaian,
Segala pendidikanmu tiada nilainya.
Tanpa kebenaran, kebajikan, kasih sayang, dan kedamaian,
segala amalmu tidak suci.
Tanpa kebenaran, kebajikan, kasih sayang, dan kedamaian,
Kedudukanmu yang tinggi tiada gunanya.
Tanpa kebenaran, kebajikan, kasih sayang, dan kedamaian,
Segala perbuatan baik yg kaulakukan tiada hasilnya.

Perwujudan kasih!

Kelahiran sebagai manusia dimaksudkan untuk mencapai kedamaian batin, bukan untuk menduduki jabatan tinggi. Mungkin engkau mempunyai segala jenis kekayaan dan kenyamanan, tetapi tanpa kedamaian batin, hidupmu tidak bermakna. Di dunia ini banyak orang yang kaya, berpendidikan tinggi, dan mempunyai kedudukan yang berkuasa. Akan tetapi, manfaat apa yg di peroleh masyarakat dari mereka? Mereka tidak mempunyai waktu atau keinginan untuk menghapus air mata umat manusia yang menderita.

Mereka yang berkuasa harus memikirkan, “Bagaimana kami dapat menolong orang – orang yang melarat dan tertindas?” Akan tetapi, tampaknya tidak seorang pun memikirkan hal ini. Orang – orang berkata bahwa mereka melakukan kerja sosial, tapi sebenarnya “kerja pamer”! Mereka mengusir para pengemis yang datang minta sedekah di ambang pintunya. Manusia harus beramal agar menghayati ketentraman batin.

Pertama engkau harus memahami arti maanava. Apakah tujuan hidup manusia? Apakah untuk bekerja keras guna memenuhi segala keinginannya? Apakah untuk mencapai sukses dalam pengertian duniawi? Apakah untuk menikmati kesenangan sensual? Kehidupan manusia merupakan campuran suka dan duka. Tidak mungkinlah mengalami yang satu tanpa yang lain. Bagaimana engkau bisa berharap mencapai kebahagiaan dan kedamaian bila engkau tidak bersedia menolong sesama manusia? Setiap orang harus mengalami pasang surut kehidupan, tetapi semua ini ibarat awan yang berlalu. Kesulitan merupakan bagian dari kehidupan. Tidak seorang pun dapat menghindarinya. Karena itu, engkau harus menghadapi suka dan duka dengan tenang. Ada kesenangan dalam penderitaan dan sebaliknya. Janganlah engkau berbesar hati bila mendapat kesenangan atau murung bila menderita. Engkau harus memupuk ketenangan dan keseimbangan batin agar dapat maju dalam hidupmu.

Sukha dukhee sameekrthvaa Labhaalaabhau jayaajayau.

Artinya,
‘Manusia harus tetap seimbang dalam suka, duka , untung malang, kemenangan, dan kekalahan’,

Namun, walaupun manusia menikmati segala kemudahan dan kesenangan, ia tidak mampu menanggung kesulitan sedikit pun. Ia menjadi gelisah, cemas, dan sedih bila menghadapi kesulitan sekalipun yang paling ringan.

Bila kautanya seorang kaya, apakah ia bahagia, apa jawaban yang akan diberikannya? Ia akan berkata “Pak, saya tidak kekurangan uang. Putra-putra saya semuanya mapan. Rumah saya sudah dilengkapi dengan segala jenis perabot, hiburan, dan kemudahan. Saya mempunyai segala-galanya dalam hidup kecuali ketentraman batin.” Bagaimana engkau dapat memperoleh ketentraman batin? Ini hanya mungkin bila engkau menyadari sifat ketuhanan yang merupakan pembawaanmu.

Mengapa kita tidak dapat menghayati ketentraman batin? Dimana letak kesalahannya? Kita terus menerus bertanya kepada orang lain, ”siapakah Anda?”. Namun kita tidak berusaha menyelidiki diri sendiri, “siapakah Aku?”, disinilah letak kesalahannya. Kalau engkau sudah menyadari siapa dirimu yang sebenarnya, engkau akan bebas dari kesedihan, penderitaan, dan kesulitan untuk selama lamanya. Karena itu yang pertama dan terpenting engkau harus berusaha menyadari identitas dirimu yang sejati. Apa gunanya mengetahui segala hal lainnya tanpa mengetahui dirimu yang sesungguhnya ?

Bukankah sia-sia saja menanam benih bila tidak ada hujan?. Sekalipun hujan turun, dapatkah engkau menuai hasil panen jika engkau tidak menaburkan benih?. Arus positif dan negatif diperlukan agar listrik mengalir. Demikian pula usaha pribadi dan karunia tuhan diperlukan agar ikhtiarmu sukses.

“Iishvarah Sarva Bhuutanam”

Artinya,
“Tuhan bersemayam dalam segala makhluk”.

“Ishaavaasyam idam sarvam”

Artinya,
“Seluruh alam semesta diliputi oleh Tuhan”

Kita harus menyadari bahwa kita lahir untuk menghayati (kesadaran) Tuhan yang merupakan pembawaan kita dan bukan sekedar menikmati kesenangan duniawi. Kita harus menempuh jalan spiritual agar dapat menghayati sifat ketuhanan kita. Bila kita tidak mempunyai pandangan spiritual, kita tidak layak disebut manusia. Sesungguhnya itu sama saja dengan menghianati Tuhan. Tuhan tidak mengharapkan agar engkau memuja-Nya. Tuhan berharap agar engkau menempuh hidup ideal dan bermakna.

Suatu kali Dewarsi Naarada bertanya kepada Vishnu, jalan apakah yang mudah untuk mencapai keabadian. Vishnu menjawab, “Manusia harus menyadari bahwa Aku ada di dalam segala makhluk”. Percikan ketuhanan ini ada dalam semuanya. Manusia bukan sekedar makhluk hidup. Sesungguhnya dia mempunyai sifat ketuhanan. Jiwa dan Tuhan itu ada bersama. Jiwa dapat diibaratkan dengan arus negatif sedangkan Tuhan diibaratkan dengan arus positif. Vishnu berkata kepada Naarada, ”Aku harus mengambil wujud manusia agar dapat hidup diantara manusia dan melindungi dunia. Aku ada dalam setiap makhluk sebagai Aatma. Bila manusia terus menerus merenungkan prinsip atma, Ku-ungkapkan diri Ku”.

Prinsip suci atma yang sama ada dalam semuanya. Orang yang menyadari kebenaran ini menghayati Tuhan yang meliputi segala sesuatu. Tuhan ada dalam dirimu, bersamamu, disekelilingmu, diatasmu, dibawahmu. Meskipun demikian, engkau tidak dapat menyadari kebenaran ini, jika engkau tidak membuang perasaan perasaan negatif. Tuhan ada dimana mana. Engkau tidak perlu mencariNya. Memiliki keyakinan teguh bahwa (kesadaran) Tuhan ada dalam dirimu. Tuhan tidak mempunyai wujud tertentu. Ia melampaui segala nama dan wujud.

Setelah lahir sebagai manusia, engkau harus bekerja keras untuk kesejahtraan masyarakat. Engkau adalah anggota masyarakat dan kesejahtraanmu tergantung pada kesejahtraan masyarakat. Karena itu, lakukan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Kesamaan hak (samatva) sangat penting agar masyarakat (samaja) bisa maju.


Perwujudan kasih !
Jangan menyamakan dirimu dengan tubuh. Engkau adalah perwujudan atma. Tubuh ini terbuat dari kelima unsur alam Dan cepat atau lambat pasti akan binasa, Tetapi yang bersemayam didalamnya tidak lahir dan tidak mati. Yang bersemayam didalamnya sama sekali tidak memiliki kelekatan. Ia adalah saksi abadi

(puisi bahasa Telugu)

Adakah orang yang bisa berkata, “Atmaku mati?”, badan jasmani akan binasa dengan berlalunya waktu, tetapi atma itu abadi. Engkau dapat melihat cerminan matahari di dalam sumur, dalam waduk, di sungai dan juga di lautan. Tanpa air tidak akan ada cerminan. Setiap manusia dapat diibaratkan dengan aliran, dan disitu terlihatlah cerminan atma.

Matahari itu satu, tetapi tampak seakan-akan ada mataahari yang berlainan di setiap negara. Siang hari di India merupakan malam di Amerika dan sebaliknya. Mungkin matahari tampak pada saat yang berbeda di negara yang berlainan, tetapi surya itu satu dan sama. Kita tidak dapat menyebutnya sebagai matahari Amerika, dan sebagainya. Demikian pula Tuhan itu Maha Esa. Kebenaran itu satu. Kasih itu satu. Hiduplah dalam kasih. Bila engkau mengikuti prinsip kembar kebenaran dan kasih, engkau dapat menghayati manifestasi Tuhan dalam segala sesuatu.

Siapakah Tuhan? Sesungguhnya engkau adalah Tuhan. Karena itu, setiap orang harus memupuk keyakinan yang teguh, “Aku Tuhan”. Bila engkau meningkatkan keyakinan yang kuat seperti itu, tidak akan timbul rasa keakuan dan kebencian. Engkau adalah (perwujudan) Tuhan dan sesamamu manusia juga (perwujudan) Tuhan. Pupuklah kesadaran akan prinsip kemanunggalan dan kesetaraan ini. Bila engkau menyakiti atau merugikan makhluk lain, sesungguhnya engkau menyakiti dan merugikan dirimu sendiri. Menang dan kalah merupakan bagian dari permainan hidup. Janganlah engkau mengecam atau menyalahkan orang lain. Bila ada orang yang usahanya gagal, bersimpatilah kepadanya. Jika engkau tidak menyamakan dirimu dengan orang lain, pasti akan timbul pertentangan dan perselisihan.

Siapakah engkau? Engkau mengira bahwa engkau adalah badanmu. Akan tetapi, engkau bukan badanmu dan juga bukan pikiran. Tubuh manusia itu ibarat gelembung air. Bagaimana engkau dapat menyamakan diri dengan tubuh yang bersifat sementara ini? Mungkin engkau berkata,”Aku adalah manas ’peralatan batin dalam fungsinya untuk berpikir’. Manas itu tidak lain adalah seonggok keinginan. Karena itu, jangan menyamakan dirimu dengan manas.

Dewasa ini manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Setiap saat pikirannya berubah ubah sehingga disebut pikiran kera. Jangan biarkan pikiranmu bertingkah laku seperti monyet. Engkau adalah manusia. Karena itu, jagalah agar pikiranmu selalu mantap. Teruslah mengingatkan dirimu sendiri bahwa engkau adalah manusia.

Daivam maanusha ruupena

Artinya
“Tuhanlah yang mengambil wujud manusia ini”

Buang kesadaran badan dan tempuh hidupmu dengan selalu mengingat bahwa engkau adalah (perwujudan) Tuhan.

Kita mendirikan pura untuk menyucikan arca Tuhan dan memujanya. Darimana asal patung tersebut?. Arca itu kau buat sendiri. Engkau memuja patung buatan manusia, tetapi engkau tidak bersedia memuja tuhan dalam diri manusia. Sekedar memuja arca tidak ada gunanya, jika engkau tidak menyadari sifat ketuhanan yang merupakan pembawaanmu.

Setiap orang harus menghormati dan memuja prinsip atma didalam dirinya dan dalam segala sesuatu. Anggaplah kepercayaan pada diri sejati (aatma visvasa) sebagai napas hidupmu. Kepercayaan kepada patung itu bersifat sementara. Bila engkau pergi ke Tirupathi, engkau memuja Tuhan dalam wujud Venkateshvara. Engkau menyanjungNya dengan berkata, “Venkateshvara adalah wujud Tuhan pujaan keluarga kami”. Dan bila engkau berziarah ke Brindavan, engkau memuja Tuhan dalam wujud Krisnha. Di Ayodhya engkau memuja beliau dalam wujud Sri Raama. Nama dan wujud yang berlainan dianggap sebagai nama dan wujud Tuhan tergantung pada tempat dan keadaannya. Akan tetapi, pada kenyataannya Venkateshvara (Balaji), Krisnha, Raama dan Sai Baba semuanya satu dan sama. Panggillah tuhan dengan nama apa saja, Ia akan menanggapinya. Ia tidak membeda bedakan.

Janganlah engkau terperdaya oleh perbedaan nama dan wujud. Tingkatkan keyakinan yang teguh pada kemanunggalan atma. Agama ada banyak, tetapi tujuannya satu.

Perwujudan Kasih !

Kalian datang kesini setelah mengeluarkan banyak uang dan bersabar menanggung berbagai kesulitan yang tidak menyenangkan. Karena itu, kesempatan tinggal disini harus kau manfaatkan sebaik-baiknya. Tanyalah dirimu sendiri apakah engkau telah melewatkan waktu mu secara bermakna. Apa gunanya datang kesini, bila engkau tidak melaksanakan ajaran Swami ?. pupuk keyakinan yang teguh bahwa Tuhan itu Maha Esa. Hanya dengan demikianlah engkau dapat menghayati ketentraman batin. Selama engkau tidak merenungkan kemanunggalan Tuhan, pikiran mu akan terus memainkan muslihatnya.

Mungkin hari ini engkau mengecam seorang sebagai jahat dan besok menyanjungnya sebagai orang yang baik. Baik dan buruk adalah pemikiran-mu sendiri. Pikiran mulah yang menyebabkan keduanya. Pada kenyataannya manusia itu selalu baik sifatnya. Kehidupan manusia sangat sakral. Itulah sebabnyaada dikatakan, “Daivam manusha ruupena” ‘Tuhan-lah yang mengambil wujud manusia ini’. Jangan meremehkan dirimu sendiri dengan mengira bahwa engkau hanya makhluk hidup. Sesungguhnya engkau adalah Tuhan sendiri. Kenyataan bahwa engkau melukiskan Tuhan dalam wujud manusia dan memujanya membuktikan bahwa pada hakikatnya manusia itu bersifat ketuhanan. Jangan terlalu mementingkan nama dan wujud. Pahamilah prinsip Ketuhanan yang merupakan sifat bawaan manusia.

Apa gunanya lahir sebagai manusia bila engkau bertingkah laku seperti binatang? Engkau tidak perlu meninggalkan segala-galanya dan menjadi sannyaasi ‘pertapa’. Lihatlah Tuhan Tuhan dalam diri manusia. Tuhan meliputi segala sesuatu. Engkau tidak dapat mengatakan bahwa (adanya) Tuhan hanya terbatas di suatu tempat tertentu. Tidak ada tempat tanpa kehadiran Tuhan.

Sarvatah paani paadam Tat sarva to’kshi shiro mukham. Sarvatah shruti malloke Sarvamaavrtya tishthati.

Artinya,
‘Dengan tangan, kaki, mata, kepala, mulut, dan telinga ada dimana-mana, Tuhan meliputi seluruh alam semesta.’

Kita menanam padi, tetapi kita tidak memakannya dalam keadaan mentah. Kita membuang sekamnya dan mengolahya menjadi nasi. Salama masih ada sekamnya, ia harus “lahir lagi”. Aneka keinginan manusia dapat diibaratkan dengan sekam yang menyelubungi beras. Manusia akan terlepas dari lingkaran kelahiran dan kematian bila ia sudah membuang segala keinginannya.

Padi hanya layak dimakan setelah menjalani proses pemurnian dan menjadi nasi. Nasi dipergunakan untuk membuat berbagai hidangan seperti misalnya, pulihora, chitraannam (nasi goreng india selatan), chakkera pongali (bubur manis dari campuran nasi dan kacang hijau), paayasam (bubur encer manis), dan sebagainya. Tepung beras digunakan untuk membuat idli dan dosa (makanan khas India selatan). Nama aneka hidangan ini berlainan, tetapi semuanya menggunakan bahan utama yang sama yaitu beras. Sebagaimana padi diubah menjadi beras, pikiran kita juga harus dibersihkan dengan proses pemurnian yang disebut samskara.

Engkau terperdaya karena pandangan mu bersifat materialistis. Engkau harus merubah pandanganmu. Jangan berharap Tuhan akan mengubah ciptaan. Tuhan menganugerahkan segala sesuatu kepada-mu dalam wujudnya yang asli. Namun, engkau mencemarkannya karena aneka keinginan mu yang bersifat mementingkan diri. Pikiranlah yang merupakan pangkal semua ini.karena itu, lenyapkan pikiran mu, maka segala sesuatu akan menjadi jelas bagimu (melalui intuisi/pengetahuan batin yang bersifat sepontan dan langsung, keterangn penerjemah).


Perwujudan Kasih !

Hati mu murni dan suci, tetapi engkau terperdaya oleh awan keinginan. Sebagaimana matahari dan bulan tidak kita lihat bila mereka tertutup awan, maka kita tidak dapat melihat kenyataan diri kita yang sebenarnya karena (tertutup) oleh aneka keinginan.
Masa kanak-kanak berlalu dalam permainan yang tidak berarti bersama anak-anak lain. Masa muda berlalu dalam permainan asmara. Pada usia setengah baya waktu dan tenaga dihabiskan untuk mengumpulkan harta. Tiba masa pikun karena lanjut usia, waktu berlalu sia-sia, Tetapi tidak ada waktu untuk merenungkan Tuhan. Dengan demikian kelahiran yang berharga sebagai manusia Dilewatkan secara sia-sia Terperosok jauh dalam jerat karma
(puisi bahasa Telugu)

Manusia merasa bangga pada kemudaannya dan terjerumus kedalam jerat maya. Ketika saat terakhir tiba, ia menyesal karena belum mencapai kedamaian batin walaupun menikmati segala kenyamanan dan kesenangan.

Manusia melalui berbagai tahap dalam hidupnya seperti misalnya masa kanak-kanak, masa muda, masa setengah baya, dan usia lanjut. Meskipun demikian, tidak ada perubahan dalam dirinya seiring dalam pertambahan usia. Dari pada mencoba mengubah ciptaan (Srishti), manusia harus mengubah pandangannya (Drishti). Kita hanya dapat melihat kenyataan sejati bila mengubah pandangan kita. Tidak ada yang salah dengan ciptaan. Ciptaan Tuhan itu sempurna dan tidak seorang pun dapat mengubahnya. Dalam ciptaan ini Tuhan dapat membuat apa saja terjadi dengan kehendak Ilahi Beliau.

Selama manusia memiliki kekuatan dan kebugaran jasmani, ia dapat bersenang-senang dengan ikut serta dalam permainan (Aatalu) dan bernyanyi (Paatalu). Akan tetapi, janganlah engkau mengumbar diri dalam kegiatan apa saja melampaui batas-batas tertentu. Kalian semua tahu bahwa almarhum M.S.Subbulakshmi adalah penyanyi yang hebat meskipun demikian pada senja hidupnya suaranya tidak dapat diatur lagi. Ketika ia menyebutkan hal ini kepada Ku, kukatakan bahwa ia sudah terlalu banyak menggunakan suaranya dan itulah yang menyebabkan keadaannya yang sulit.

Seiring dengan berlalunya waktu, suara dan daya lihatmu pasti akan berubah. Engkau menderita keresahan dan kecemasan karena engkau mengandalkan badan jasmani mu. Sebaiknya andalkan prinsip atma yang tidak berubah dan abadi.

Manusia menghancurkan hidupnya karena kebiasaannya. Ia harus menempuh hidup yang bijak. Jangan terlalu mementingkan makannan dan minuman. Anggaplah tabiatmu sebagai nafas hidupmu. Bila tabiatmu tidak baik, engkau akan menghadapi banyak sekali kesulitan dalam hidup mu.

Tuhan disebut Sat, artinya ‘prinsip yang tidak berubah dan abadi’. Orang orang dari berbagai agama menyebut Tuhan dengan nama nama yang berbeda. Kaum Muslim memuji Tuhan dengan berkata, “Allah hu akbar”. Mereka menganggap Tuhan sebagai satu satunya perlindungan. Entah seseorang beragama Islam atau Hindu, Tuhan lah satu satunya tempat berlindung bagi semuanya.

Engkau harus berkata dengan sungguh sungguh kepada dirimu sendiri,”Aku menghendaki Tuhan”. Engkau harus tenggelam dalam Tuhan (Divine), bukan dalam minuman keras (deep wine)! Sekali engkau menerima Raama sebagai Tuhan mu, engkau melewatkan seluruh hidupmu untuk merenungkan Raama. Namun dewasa ini pikiran manusia tidak mantap dan mudah sekali berubah ubah. Satu hari ia memasang gambar Sri Raama di altarnya dan mulai memuja Raama dengan melantunkan nama Beliau. Akan tetapi, bila keinginannya tidak terkabulkan, keesokan harinya ia mengganti gambar Sri Raama dengan gambar Sri Krisna.

Sekali peristiwa hiduplah seorang bakta Shiva. Setiap hari ia selalu memuja Shiva dan melantunkan mantra Panchakshari yang suci, “Om namah Shivaaya”. Namun, setelah beberapa waktu ia merasa bahwa Shiva tidak melimpahkan karunia kepadanya. Karena itu ia menyimpan gambar Shiva dalam lemari lalu memasang gambar Raama. Pada mulanya ia merasa hatinya agak damai. Meskipun demikian, aneka keinginannya tetap tidak terpenuhi dan ia menjadi gelisah. Ia menyimpan gambar Raama dalam lemari yang sama dan mulai memuja Krishna atas nasihat gurunya. Ia melantunkan nama suci, “Gopala Krishna”, dengan tiada putusnya. Setelah beberapa waktu ia merasa bahwa Krishna pun tidak bermurah hati kepadanya. Suatu hari seorang bhakta perempuan datang menemuinya dan berkata,”apa gunanya memuja Raama dan Krishna? Lebih baik Anda melakukan puja kepada Dewi”. Sesuai dengan nasihat itu, ia memasang gambar Ibu Jagat Raya di altar dan mulai memujanya. Ketika pemujaan sedang berlangsung, dilihatnya asap dupa yang dipasangnya membumbung menuju lemari tempat menyimpan gambar wujud Tuhan yang lain. Karena itu, ia memutuskan untuk menyingkirkan gambar gambar tersebut dari lemari karena beranggapan bahwa ia hanya memasang dupa untuk Dewi, dan wujud Tuhan lainnya tidak berhak menikmati keharumannya.
Dengan segera Ibu Jagat Raya menampakkan diri dihadapannya dan berkata,”orang yang tolol! Engkau memuja Shiva selama beberapa hari, lalu ganti memuja Raama dan kemudian Krishna. Apa jaminannya bahwa besok engkau tidak membunag juga gambar-Ku?. Ini bukan bakti sejati. Engkau harus merenungkan satu nama dan satu wujud hingga napasmu yang terakhir. Engkau harus tetap tenang, tidak gentar menghadapi berbagai kesulitan dan menempuh kehidupan spiritual. Penuhi hatimu dengan perasaan perasaan suci. Hanya dengan demikianlah hidupmu akan diselamatkan.”

Bila engkau ingin agar hidupmu maju, jangan pernah melupakan nama Tuhan. Jangan mengalihkan pikiranmu dari satu nama ke nama yang lain. Biarlah pikiranmu terpusat pada satu nama dan satu wujud Tuhan.

Manah eva manushyanam Karanam bandha mokshayoh.
Artinya
‘Pikiranlah yang menyebabkan manusia terbelenggu dan bebas’.

Pikiran menjadi ragu dan tidak mantap karena berbagai keinginan yang kau miliki. Karena itu, hatimu hanya akan damai bila engkau membuang aneka keinginanmu. Sekedar beramal tidak akan membuat engkau mulia. Persembahkan dirimu kepada Tuhan dengan bakti yang terpusat. Hanya dengan demikianlah engkau dapat memperoleh kedamaian batin dan kebahagiaan. Kendalikan pikiranmu. Kemudian engkau akan dapat mengendalikan segala sesuatu.


Perwujudan kasih !

Engkau diberkati dengan prinsip abadi yaitu kebenaran dan kasih. Satyannasti paro dharmah, artinya ‘Tiada dharma yang lebih luhur daripada mengikuti kebenaran’. Anggaplah kebenaran (sathya) sebagai dasar hidupmu. Ikuti jalan dharma. Hanya dengan demikianlah prinsip kasih akan terungkap. Bila engkau memiliki kasih, segala usahamu akan sukses.


Perwujudan atma !

Engkau bukan tubuh yang pasti akan binasa. Engkau adalah penghuninya yang tidak lahir atau mati. Penghuni tubuh ini sama sekali tidak mengalami kelekatan. Bila engkau sudah menyadari identitasmu yang sejati, engkau akan mencapai keabadian. Engkau akan bebas dari segala kecemasan dan keinginan. Engkau mungkin bertanya,”adakah orang yang tidak mempunyai kecemasan dan keinginan?”. Dalam hal ini Akulah contoh yang hidup. Aku sama sekali tidak mempunyai keinginan apapun. Segala sesuatu ada di tangan Ku. Aku dapat memberimu apa saja yang kau minta. Meskipun demikian, jangan menghasratkan hal hal yang bersifat materialistis dari Ku. Hal itu bersifat sementara seperti awan yang berlalu. Mintalah yang abadi. Seluruh dunia ditopang oleh prinsip kembar kebenaran dan kasih. Prinsip ini ada didalam setiap makhluk. Akulah kebenaran yang ada dalam semuanya. Akulah kasih yang ada dalam semuanya. Kebenaran dan kasih meliputi segala sesuatu. Akan tetapi, engkau tidak berusaha menghayati kebenaran dan kasih.


Perwujudan kasih !

Hari ini mungkin engkau menduduki jabatan yang berkuasa, tetapi berapa lama engkau bisa tetap berkuasa? Hanya sementara. Hanya Tuhanlah yang abadi. Engkau telah memilih jalan kebenaran. Jangan pernah menyimpang dari jalan ini. Jangan pernah melupakan prinsip kebenaran yang telah kau alami. Engkau boleh saja melupakan apa saja dalam kehidupan ini, tetapi jangan melupakan kebenaran dan kasih. Kebenaran adalah bahirvahini ‘manifestasi aliran perubahan’, dan kasih adalah antarvahini ‘aliran yang mendasarinya’. Keduanya harus dilindungi dan didukung. Itulah tugas seorang manusia. Tanpa kebenaran dan kasih, engkau sama sekali tidak layak disebut manusia.


Perwujudan kasih !

Biarlah hidupmu di penuhi kasih. Jangan membatasi kasihmu pada keluarga dan teman teman saja. Berikan kepada semuanya. Siapapun yang kau jumpai, anggaplah orang itu sebagai perwujudan Tuhan. Berikan kasihmu kepada sesama manusia dan terimalah kasihnya. Ikuti jalan kebenaran. Aku selalu mengajarkan prinsip kebenaran dan kasih. Kesempatan seperti ini ketika para bakta berkumpul dimaksudkan untuk menghimbau agar mengikuti jalan kebenaran dan kasih.

Kalian semua telah berhimpun disini karena kasih kalian kepada Ku. Setelah datang ke sini dan mendengarkan wacana Ku, kalian harus mengamalkan kebenaran dan kasih dalam kehidupan sehari hari. Hanya itulah yang membuat Aku sangat bahagia. Janganlah kasihmu dicemari oleh perasaan perasaan duniawi. Biarlah kasih itu mengalir tiada putusnya menuju Tuhan. Inilah ideal yang diperlihatkan oleh Raadhaa. Ia selalu memikirkan Krishna. Namanya saja mengungkapkan kebesaran dan kesuciannya. Bila engkau mulai dengan hurup R, engkau akan mendapat kata Raadhaa. Bila engkau mulai dengan hurup A, engkau mendapat kata aadhaar ‘dasar’. Bila engkau mulai dengan hurup D, engkau mendapat kata dhaaraa ‘aliran yang tiada putusnya’, dan bila engkau mulai dengan hurup A, engkau mendapat kata aaraadh ‘pemujaan’. Ini berarti bahwa dasar kehidupan Raadhaa adalah memuja (aradhana) Sri Krishna dengan tiada hentinya.

Raadhaa melambangkan dhaaraa ’alam atau prakriti’. Krishna adalah Tuhan (Paramaatma). Raadha hanya mengenal Krishna dan tidak mengenal yang lainnya. Ia tenggelam sepenuhnya dalam kasih kepada Krishna. Karena baktinya yang terpusat inilah, maka ia dapat mencapai kebebasan (dari lingkaran kelahiran dan kematian). Orang yang ingin mencapai kebebasan harus mengikuti jalan kasih seperti yang diperlihatkan Raadhaa.
Perwujudan kasih !

Aku tidak mau berbicara terlalu lama dan menyebabkan kalian merasa tidak nyaman. Karena itu, Ku sudahi wacana Ku. Anggaplah pekerjaan apa saja yang kau lakukan sebagai pekerjaan Tuhan. Lihatlah Tuhan dimana saja. Aku akan senang bila engkau memupuk perasaan yang suci seperti itu. Demikian banyak orang telah berkumpul disini. Ku anugrahkan kepada kalian harta suci kasih dan kebahagiaan Ku. Semoga kalian semua menempuh hidup panjang umur, bahagia, sehat, damai dan suci !

Wacana Bhagawan pada perayaan Hari Ulang Tahun Beliau di Hill View Stadium, 23 November 2005

Diterjemahkan : Dra. Retno Buntoro. MTh

Foto Perayaan HUT Baba ke 80