MAHASHIVARAATRI 2006

Wacana Bhagawan pada Shivaraatri, 26-2-2006 ( sore )

TUHAN YANG MELIPUTI SEGALA SESUATU JANGAN KAUBATASI DENGAN NAMA DAN WUJUD

Mungkinkah manusia membangun tempat ibadah bagi Yang Maha Esa yang meliputi seluruh alam semesta?
Dapatkah manusia memberi nama kepada Yang Maha Esa
yang bersemayam dalam segala makhluk?
Mungkinkah manusia bisa memandikan Yang Maha Esa
yang ada di segala sungai?
Dapatkah manusia mempersembahkan makanan kepada Yang Maha Esa yang mencakup seluruh jagat raya di lambung-Nya?
Karena kebodohannya, manusia tidak mampu memahami kebenaran ini.
Karena delusi ( pandangan yang tidak didasarkan pada kenyatan sejati ), manusia mengira dirinya bersifat sementara ( naswara ).
Sesungguhnya ia bukan naswara, tetapi Iishvara
‘penguasa’ seluruh dunia.

( Puisi bahasa Telugu ).


Prapanca adalah nama yang telah kita berikan pada hal yang tampak sebagai dunia. Dunia ini disebut prapanca karena terbentuk dari kelima unsur alam ( panca bhuuta ) yaitu: tanah, air, api, udara, dan eter. Pra artinya ‘mewujud, berkembang’. Karena itu, prapanca artinya tidak hanya perwujudan kelima unsur alam, tetapi juga perwujudan kelima prinsip kehidupan ( pancapraana ) yaitu: praana, apaana, vyaana, udaana, dan samaana. Mereka merupakan dasar seluruh dunia. Prinsip tertinggi yang meliputi segala sesuatu ( Brahmatattva ) ada dalam kelima unsur alam sebagai kekuatan yang tidak terlihat. Prinsip ini kekal dan abadi.

Kata Brahma ‘Tuhan atau kesadaran semesta’ menunjuk pada prinsip ketuhanan yang meliputi kelima unsur alam ( pacabhuuta ) , kelima selubung ( pancakosha ), dan kelima prana ( pancapraana ). ( Lihat penjelasan pada akhir wacana, keterangan penerjemah ).

Akan tetapi, karena kebodohannya, manusia menganggap suatu wujud tertentu sebagai wujud Tuhan dan ia berdoa kepada wujud tersebut. Nama dan wujud itu bersifat sementara. Hanya Brahmatattva ‘prinsip tertinggi yang meliputi segala sesuatu’-- yang merupakan dasar segala nama dan wujud--merupakan entitas yang langgeng. Karena kebodohan dan pengertiannya yang terbatas, maka manusia membatasi prinsip kosmis Brahman ( kesadaran semesta ) pada suatu wujud yang kecil dan memujanya.

Kita harus memuja wujud kosmis Tuhan. Alam semesta ( Brahmaanda ) adalah wujud Tuhan. Brahman meliputi anda, pinda, dan Brahmaanda. Anda adalah gabungan materi ( padartha ) dan prinsip kehidupan ( praana ). Pinda adalah yang lahir dari rahim ibu. Akhirnya mereka akan menunggal dengan kesadaran universal ( Brahmaanda ).


Perwujudan kasih!

Kasih adalah dasar alam semesta ( Brahmaanda ). Tanpa kasih tidak akan ada alam ( prakriti ) ataupun dunia ( prapanca ). Dunia ini ditopang oleh prinsip kasih yang ada secara sama dalam kelima unsur alam. Engkau dapat memuja Tuhan dengan berbagai cara, tetapi ibadahmu akan sia-sia belaka bila engkau melupakan prinsip kasih.

Kelima unsur alam bertanggung jawab untuk memberi makan dan membantu kelangsungan hidup manusia serta dunia pada umumnya. Segala sesuatu akan terhenti seandainya salah satu dari kelima unsur alam ini lenyap. Kita mendengar suara dengan telinga kita. Kita melihat dunia dengan mata kita. Dengan cara ini kita dapat mengalami dunia melalui kelima indra kita. Indra kita membuktikan adanya dunia.

Manusia telah melupakan prinsip kasih yang suci dan berusaha mencapai kebahagiaan jiwa melalui berbagai usaha yang bersifat keduniawian atau bahkan cara-cara yang rendah dan keji. Ada dikatakan,

“Jantuunaam nara janma durlabham.”

Artinya,

‘Dari segala makhluk hidup, kelahiran sebagai manusia itu paling langka’.
Sebenarnya manusia itu pada hakikatnya mempunyai sifat-sifat Tuhan.

Darma, arta, kama, dan moksa ditentukan sebagai empat tujuan hidup manusia. Namun, dewasa ini manusia telah menghentikan pengamalan darma dan tidak berusaha mencapai moksa. Ia hanya mengejar arta ‘uang’ dan kama ‘pemenuhan keinginannya’.

Tuhan telah menciptakan dunia ini. Istri, anak-anak, teman-teman, dan musuh-musuhmu semuanya diciptakan oleh Tuhan. Tidak cukuplah bila engkau memelihara hubungan yang baik dengan istri, anak-anak, dan teman-temanmu. Engkau harus dapat melihat Tuhan dalam semuanya. Itulah kewajiban utamamu. Istri, anak-anak, teman-teman, dan bahkan para musuhmu semuanya adalah perwujudan Tuhan. Bahkan Tuhan pun kadang-kadang harus bertempur melawan musuh. Walaupun mereka membenci Tuhan, akhirnya mereka menunggal dengan-Nya karena karunia Beliau. Di dunia ini tiada tempat tanpa kehadiran Tuhan. Tuhan ada di mana-mana.

Sarvatah paani paadam
Tat sarvato’kshi shiromukham
Sarvatah shruthimal-loke
Sarvam aavrtya tishthati.

Artinya,

‘Dengan tangan, kaki, mata, kepala, mulut, dan telinga ada di mana-mana, Tuhan meliputi seluruh alam semesta.
( Bhawad Gita, 13:14 )


Orang-orang di sekelilingmu mungkin tidak dapat melihat apa yang kaulakukan, tetapi Tuhan mengawasi engkau. Orang lain mungkin tidak mendengar apa yang kaukatakan, tetapi Tuhan mendengarkan engkau. Tuhan adalah saksi abadi. Sayangnya engkau tidak mampu menyadari kebenaran ini. Ada orang-orang yang mendebat, “Bagaimana Anda bisa mengatakan bahwa Tuhan ada di mana-mana bila kita tidak melihat-Nya? Bagaimana mungkin Ia mendengar doa kita?” Sesungguhnya suara adalah wujud Tuhan. Tiada tempat tanpa suara. Tuhan dapat mendengar segala sesuatu karena suara adalah wujud-Nya.

Cahaya meliputi seluruh dunia. Tuhan dapat melihat segala sesuatu di dunia karena cahaya itu justru merupakan penglihatan Tuhan. Karena itu, jangan pernah mempunyai anggapan yang keliru bahwa Tuhan tidak mengetahui apa yang terjadi. Jangan meragukan atau menyangkal keberadaan Tuhan hanya karena Ia tidak dapat dilihat dengan mata jasmani. Bagaimana kehendak ( sangkalpa ) timbul dalam hatimu? Itu terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan. Dari segi pandangan duniawi mungkin ada pasang surut ( dalam kehidupan manusia ), tetapi prinsip ketuhanan selalu mantap.

Dunia ( loka ) dan Tuhan ( Lokesha ‘penguasa dunia’ ) itu tidak terpisahkan. Ciptaan dan sang pencipta itu satu. Ada hubungan yang erat dan tidak terpisahkan di antara keduanya. Atma adalah nama yang diberikan untuk menyebut prinsip ketuhanan. Atma tidak mempunyai wujud tertentu. Atma meliputi seluruh dunia dalam bentuk kehendak ( sangkalpa ). Sangat kelirulah, bila engkau menganggap atma mempunyai nama dan wujud tertentu. Kita perlu memahami keesaan atma dan menghayatinya. Segala sesuatu adalah perwujudan Tuhan.

Sarvam khalvidam Brahma.

Artinya,
‘Sesungguhnya semua ini adalah Brahman
( kesadaran semesta ).

Karena engkau tidak mampu memahami prinsip ketuhanan secara menyeluruh, engkau membatasi Tuhan pada nama dan wujud tertentu seperti misalnya Raama, Krishna, Vishnu, dan sebagainya, lalu memuja-Nya. Seorang tukang gerabah membuat patung Raama, Krishna, dan sebagainya. Meskipun demikian, hanya lempunglah yang mengambil wujud berbagai penjelmaan Tuhan. Lempung yang sama dibentuk menjadi berbagai wujud.

Ada banyak perhiasan, tetapi emasnya satu.
Ada banyak sapi betina, tetapi air susunya satu.
Ada banyak makhluk, tetapi napas itu satu.

( Puisi bahasa Telugu ).


Karena engkau tidak mampu memahami prinsip kemenunggalan, engkau teperdaya oleh hal yang tampak sebagai keanekaragaman.

Perwujudan kasih.

Tidak seorang pun dapat melukiskan bahwa wujud Tuhan itu begini atau begitu. Tuhan meliputi seluruh alam semesta. Tanpa nama tidak akan ada wujud. Demikian pula sebaliknya. Prinsip ketuhanan digambarkan dengan nama dan wujud. Setiap benda dan setiap makhluk di dunia ini adalah perwujudan kasih Tuhan. Karena itu, janganlah engkau melihat dunia hanya dari segi pandangan jasmani. Anggaplah dunia ini sebagai wujud Tuhan dan sebagai manifestasi kasih Tuhan.

Karena pengertianmu yang terbatas, engkau membatasi prinsip ketuhanan yang meliputi segala sesuatu pada satu nama dan satu wujud.

Yad bhaavam tad bhavati.

Artinya,
‘Sebagaimana perasaannya, maka demikianlah hasilnya’

Tuhan memberikan tanggapan sesuai dengan perasaanmu kepada-Nya. Bila engkau mempunyai bakti yang mantap dan tidak tergoyahkan kepada Tuhan ( purna bhakti ) dan engkau mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu, Tuhan akan menganugerahkan kebahagiaan tertinggi ( purna-aananda ) kepadamu.

Tuhan melampaui dualitas kelahiran dan kematian, suka dan duka. Mungkin engkau mengira bahwa Tuhan pun sakit dan menderita. Namun, dari segi pandangan Tuhan, sakit itu sama sekali tidak ada! Itu adalah salah satu aspek Tuhan. Kebahagiaan jiwa juga merupakan salah satu aspek Tuhan. Tuhan melampaui senang dan sakit, pahala dan dosa. Suka dan duka itu kaubuat sendiri. Kesenangan adalah interval di antara dua penderitaan.

Jangan menganggap Tuhan sebagai entitas yang terpisah. Sayangnya orang-orang tidak mampu memahami prinsip ketuhanan sehingga berimajinasi macam-macam ( tentang Tuhan ). Tuhan itu Maha Esa. Veda menyatakan,

“Ekam sat vipraah bahudhaa vadanti.”

Artinya,
‘Kebenaran itu satu,tetapi kaum bijak menyebutnya dengan berbagai nama’.

Meskipun demikian, bila keadaan memerlukan, Tuhan menjelma di dunia dan memainkan suatu peran dalam drama kosmis.

Ketika Draupadii dilecehkan oleh Duryodhana dan Dusshasaana dalam sidang istana, Bhiima bagaikan mendidih darahnya karena geram. Ia ingin menggebuki mereka sampai lumat. Akan tetapi, dalam keadaan semacam itu pun Tuhan tidak membinasakan mereka. Penting sekali engkau mengetahui bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan. Apa pun yang terjadi, berlangsung demi kebaikanmu. Dengan keyakinan yang teguh seperti itu, engkau harus menerima kesenangan dan penderitaan, baik dan buruk, dengan ketenangan dan keseimbangan batin. Mungkin sulit bagimu menanggung kemalangan. Engkau harus berdoa agar Tuhan memberimu kekuatan yang diperlukan untuk menanggungnya. Mungkin kini engkau menghadapi berbagai kesulitan, tetapi kelak keadaan akan lain. Aneka kesulitan itu ibarat awan yang berlalu. Mereka pasti akan membuka jalan menuju kebahagiaan.

Manusia selalu berusaha mendapatkan kebahagiaan. Bagaimana ia dapat memperolehnya? Kebahagiaan sejati terletak dalam kemenunggalan dengan ( kesadaran ) Tuhan. Sesungguhnya Tuhan melampaui suka dan duka. Apa pun yang mungkin kaulakukan, Tuhan berkata, “Tathastu,” artinya, ‘semoga terjadilah demikian’. Tuhan melimpahkan berkat-Nya kepadamu dengan berkata, “Semoga terjadilah demikian demi kebaikanmu sendiri.” Bila engkau sudah memahami sifat Tuhan ( Bhagavad tattva ), engkau akan bebas dari kesedihan.

Bila engkau mengalami kesulitan, jangan berkecil hati. Percayalah bahwa Tuhan membuat engkau mengalami cobaan demi kebaikanmu. Suka dan duka itu ada bersama. Engkau tidak dapat memperoleh kebahagiaan tanpa mengalami kesulitan.


Perwujudan kasih!

Jangan beranggapan bahwa Tuhan itu banyak. Anggaplah setiap orang sebagai perwujudan Tuhan ( Yang Maha Esa ). Tanamkan perasaan suci ini dengan teguh di hatimu. Perlakukan bahkan orang yang membencimu sebagai keluargamu sendiri.

Setelah memperoleh kelahiran sebagai manusia, engkau harus mampu menahan rasa sakit dan penderitaan dengan berani dan tabah. Yakinlah bahwa hal itu baik untukmu. Segala hal yang telah diciptakan Tuhan itu baik. Segala sesuatu dalam ciptaan itu baik dan suci. Tidak ada yang akan menyebabkan kesedihan dan kesengsaraan. Sebenarnya penderitaan itu timbul karena pandangan manusia tidak didasarkan pada kenyataan yang sejati ( delusi ). Delusi ini terjadi karena manusia menyamakan diri dengan wujudnya.

Apa arti kata manava ? Ma berarti ‘maya’. Na berarti ‘tanpa’, dan va berarti varthinchuta ‘bersikap dan bertingkah laku’. Karena itu, manava adalah orang yang bersikap dan bertingkah laku tanpa maya. Bila engkau menjadi korban maya, engkau tidak akan pernah dapat memahami kenyataan yang sejati. Sesungguhnya maya itu buatan manusia sendiri. Maya timbul dari imajinasi manusia.

Betapa pun manusia berusaha, tidak mungkinlah ia memahami Tuhan sepenuhnya. Ibu Kunti ( ibu Paandava bersaudara ) pernah berkata kepada Krishna, “Oh Krishna! Walaupun Swami benar-benar Tuhan, kadang-kadang kami teperdaya dan beranggapan bahwa Swami juga seorang manusia seperti kami.” Santo Tyaagaraaja juga menyatakan perasaan yang sama dalam lagu sebagai berikut.

“Oh Tuhan! Engkau menanggapi permohonan Draupadii
dan menyelamatkannya dari pelecehan.
Engkau membuat Kubja yang buruk rupa menjadi cantik jelita. Engkau melindungi Paandava bersaudara.
Mungkinkah manusia menaksir kebesaran dan kemuliaanmu? Engkau melampaui segala penggambaran
dan pemahaman manusia.
Krishna, bahkan Brahma pun
tidak mungkin dapat melukiskan kebesaran-Mu.

( Nyanyian bahasa Telugu ).


Baik dan buruk terletak dalam pikiranmu, hal ini tidak berada di luar. Karena itu, pertama-tama perbaiki perasaanmu. Buang segala sifat kebinatangan agar sifat-sifat kemanusiaan dapat berkembang dalam dirimu. Bila engkau menyadari adanya rasa benci sedikit saja dalam dirimu, lenyapkan seketika itu juga. Setelah lahir sebagai manusia, sungguh memalukan bila engkau mempunyai sifat jahat seperti kebencian. Jangan menjadi korban rasa berahi atau tergila-gila. Seharusnya engkau hanya tertarik kepada Tuhan dan tidak kepada siapa pun lainnya. Engkau mencintai anak laki-lakimu karena engkau menganggapnya sebagai cerminan dirimu. Sesungguhnya orang yang mencintai engkau, orang yang membenci engkau, dan orang yang mengecam engkau, semuanya adalah cerminan dirimu sendiri. Mungkin suatu kali engkau merasa marah kepada seseorang, belakangan rasa marah itu akan merintis jalan menuju kasih. Manusia terbawa oleh solah tingkah pikirannya. Karena teperdaya oleh aneka nama dan wujud, mereka tidak mampu memahami bahwa dunia ini bersifat sementara.

Sesungguhnya engkau tidak mempunyai teman atau musuh. Hanya kasih atau rasa bencimu yang tercermin dari luar. Tuhan tidak memberimu kebahagiaan atau kesedihan, semua itu kaubuat sendiri. Hal itu timbul dari dirimu.


Perwujudan kasih!

Tuhan ada di mana-mana dalam wujud kelima unsur alam. Setiap makhluk diberkati dengan kelima unsur alam dan setiap makhluk adalah perwujudan kasih. Semuanya satu. Tidak ada entitas kedua. Ke mana pun engkau memandang, ada kelima unsur alam di situ. Engkau tidak menemukan unsur keenam di mana pun.

Prinsip kasih yang ada dalam dirimu menggambarkan Iishvaratva ‘prinsip Tuhan’ dan Brahma tattva ‘prinsip tertinggi yang meliputi segala sesuatu’. Karena khayal belakalah, maka engkau mengira bahwa Tuhan itu terpisah dari dirimu. Segala sesuatu adalah ( perwujudan ) Tuhan. Segala sesuatu adalah perwujudan atma dan aananda ‘kebahagiaan jiwa’. Itulah sebabnya Tuhan disanjung sebagai Nityaanandam ‘perwujudan kebahagiaan abadi’, parama sukhadam ‘penganugerah kebahagiaan yang tak terlukiskan’, kevalam jnaanamuurtim ‘Ia adalah kebijaksanaan mutlak’. Bahkan karma yang kaulakukan pun adalah manifestasi Tuhan. Bila engkau melakukan kegiatanmu dengan perasaan yang suci seperti itu, maka perbuatan itu akan mendatangkan hasil yang baik. Jangan pernah mengecam Tuhan. Jangan pernah mengingkari-Nya. Segala sesuatu adalah perwujudan Brahma, Vishnu, dan Maheshvara. Segala sesuatu bersifat suci. Itulah yang harus kaupelajari pada hari Shivaraatri yang bertuah ini. Di dunia ini tiada apa pun selain ( perwujudan ) Tuhan. Prinsip ketuhanan yang ada dalam sebutir pasir dan dalam sebuah kue laddu itu satu dan sama. Bila engkau sudah menyadari kebenaran ( spiritual ) ini, sesungguhnya engkau menjadi Tuhan ( mencapai kemenunggalan dengan kesadaran Tuhan, keterangan penerjemah ).

Engkau tidak perlu mencari Tuhan di tempat lain. Engkau adalah Brahma, engkau adalah Vishnu, engkau adalah Shiva, engkau adalah perwujudan tritunggal yang suci. Hanya perasaanmulah yang mengambil wujud Brahma, Vishnu, dan Maheshvara ( seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar suci, keterangan penerjemah ).

Engkau mengalami kegelisahan dan penderitaan karena perasaanmu bersifat dualitas ( merasa diri sebagai eksistensi yang terpisah, keterangan penerjemah ). Engkau mempersepsi kemanunggalan sebagai keanekaragaman, bukannya melihat kemanunggalan dalam keanekaragaman.

Angka satu adalah dasar untuk semua angka lain. Demikian pula nama dan wujud ada bermacam-macam, tetapi pada hakikatnya semuanya satu. Tidak ada orang yang kedua. Selain Tuhan tidak ada entitas yang kedua di dunia ini.

Banyak peminat kehidupan spiritual dan para yogi yang mengerahkan segenap usahanya untuk memahami prinsip ketuhanan. Akhirnya mereka menyadari,

Ekam sat vipraah bahudhaa vadanti.

Artinya,
‘Kebenaran itu satu, tetapi kaum bijak menyebutnya dengan berbagai nama’.

Karena engkau belum memahami kebenaran ini, engkau teperdaya oleh hal yang tampaknya sebagai dualitas ( yang tampak sebagai berbagai eksistensi yang terpisah ). Engkau harus memahami matematika spiritual agar mengetahui bahwa Tuhan itu Maha Esa.

Penting sekali engkau memahami prinsip kemenunggalan ini dan bersikap serta bertingkah laku sesuai dengan pemahaman ini. Bila engkau memahami kemenunggalan ini, engkau akan menghayati ( kesadaran ) Tuhan. Engkau akan menyadari bahwa individu itu tidak berbeda dari Tuhan.

Bila engkau meletakkan nol di belakang angka satu, maka nilainya menjadi 10. Letakkan nol lagi, maka nilainya menjadi 100. Dengan cara ini bila engkau terus menambah nol, nilainya juga akan meningkat menjadi 1000, 10.000, dan setersunya. Nol hanya memperoleh nilai bila diletakkan di belakang angka satu. “Aku, istriku, anak-anakku, hartaku,” dan sebagainya, semua ini ibarat nol. Mereka hanya akan bernilai bila dihubungkan dengan Tuhan yang dapat diibaratkan dengan angka satu. Seluruh dunia ini seperti nol. Ia timbul dari sang pahlawan, Tuhan. Karena pandangan yang tidak berdasar pada kenyataan sejati ( delusi ), maka engkau keliru mengira nol ( zero ) ini sebagai pahlawan ( hero ). Selama engkau tenggelam dalam delusi, engkau tidak akan pernah dapat menyadari Tuhan ( atau kenyataan yang sejati ). Delusi menimbulkan rasa sangsi yang akan merenggut kebahagiaanmu. Keraguan ini meracuni pikiranmu dan membuat engkau berada dalam bahaya. Karena itu, jangan pernah menyangsikan Tuhan. Tingkatkan kepercayaanmu kepada Tuhan.

Sebuah mobil hanya dapat melaju dengan lancar bila keempat bannya berisi udara. Satu ban saja bocor, dapat menimbulkan kecelakaan. Tubuh manusia dapat diibaratkan dengan mobil. Pikiran adalah roda kemudinya. Darma, arta, kama, dan moksa ibarat keempat bannya. Ban ini harus diisi dengan udara keyakinan kepada Tuhan. Satu ban saja yang bocor akan menyebabkan hidupmu berada dalam bahaya. Pikiranmu harus mantap dan terkendali. Hanya dengan demikianlah engkau akan dapat mencapai tujuan hidup manusia yaitu moksa ‘kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian’.


Perwujudan kasih!

Seluruh dunia ini diliputi oleh kelima unsur alam. Engkau harus menjaga agar kelima unsur alam ini berada dalam keseimbangan dan keselarasan yang sempurna. Bila engkau mengendarai sepeda dan tidak menjaga keseimbangan, engkau akan jatuh. Demikian pula engkau hanya akan dapat menempuh hidupmu sebagai manusia sejati bila engkau mempunyai keseimbangan pikiran. Bila pikiranmu tidak seimbang, sifat-sifat kemanusiaanmu akan hancur. Ada dikatakan,

“Jantuunaam nara janma durlabham.”

Artinya,
‘Dari segala makhluk hidup, kelahiran sebagai manusia itu paling langka’.


Setelah diberkati dengan kelahiran sebagai manusia yang demikian berharga, alangkah memalukan bila engkau bertingkah laku seperti binatang. Engkau harus menempuh hidupmu sebagai manusia. Kendalikan pikiranmu. Inilah amanat-Ku bagimu pada malam Shivaraatri yang suci ini. Mengertilah bahwa engkau lahir sebagai manusia, bukan sebagai serangga atau cacing. Engkau juga bukan hewan, unggas, atau margasatwa. Engkau harus mengetahui arti kata manava. Ma artinya ‘tidak’ dan nava artinya ‘baru’. Engkau bukan untuk pertama kalinya berada di dunia ini. Engkau bukan makhluk baru di bumi. Engkau sudah mengalami banyak kelahiran sebelum memperoleh kelahiran sebagai manusia. Buang segala sifat lama yang keji dan tidak baik dan mulailah hidup baru.

Kehidupan sebagai manusia itu sangat suci dan misterius. Hanya Tuhan yang dapat mengungkapkan misterinya. Penguasa alam semesta ( Vishveswara ) ada dan meliputi seluruh jagat raya ( vishva ). Ia tidak dapat dilukiskan. Ia ada dalam dirimu dalam bentuk atma. Hanya ada satu jalan untuk menyadari atma. Buanglah rasa kemilikan. Engkau berkata, “Ini milikku, dan itu milikku.” Bila engkau dapat melepaskan diri dari kelekatan duniawi seperti itu, maka kemurnian, kemantapan, dan sifat tanpa pamrih akan berkembang dalam dirimu. Engkau akan bebas dari penderitaan, kekhawatiran, dan kesusahan. Akhirnya engkau akan mencapai moksa ‘kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian’. Karena itu, kalian harus bersikap dan bertingkah laku seperti saudara. Tiadanya semangat persatuan akan mengurangi kemurnian dan menjauhkan engkau dari Tuhan.


Perwujudan kasih!

Sebagai mahasiswa dan pelajar Lembaga Pendidikan Sri Sathya Sai kalian harus mempunyai semangat persatuan dan menjadi teladan bagi orang lain. Kalian hanya layak disebut bakta Sai bila kalian meningkatkan semangat persatuan. Kasihi Tuhan dengan segenap hatimu. Kasih kepada Tuhan akan mengubah hatimu dan akan melenyapkan kebencian serta berbagai sifat jahat lain. Engkau dapat mencapai apa saja melalui kasih. ( Bhagawan menyanyikan kidung suci, “Prema mudita manase kaho ....” ‘Dengan hati penuh kasih ....’. lalu melanjutkan darmawacana ).

Perwujudan kasih!

Sejak zaman dahulu kala nama suci Raama telah melindungi para bakta dan mengarahkan mereka pada jalan yang benar. Kita dapat membayangkan keampuhan suci nama Raama karena selama ini tetap terukir di hati demikian banyak orang. Ini merupakan misteri. Ribuan tahun telah berlalu sejak kedatangan Sri Raama, namun nama Beliau tetap segar dan baru. Mungkin seseorang berada di puncak gunung, di desa, atau di kota, tetapi semuanya memperoleh sukacita yang tak terhingga bila menyanyikan nama Raama. Ramayati iti Raamah, artinya ‘yang menyenangkan itu adalah prinsip Raama’.

Suatu kali di istana Krishnadevaraya ada perdebatan yang diikuti oleh delapan cendekiawan keraton. Mereka terkenal sebagai ashta diggaja ‘cendekiawan besar serba bisa sehingga diibaratkan sebagai gajah surgawi dalam mitologi yang berada di kedelapan penjuru alam’. Krishnadevaraya ingin tahu siapa yang terbaik di antara mereka. Ia menghendaki agar mereka membentuk sebuah kalimat yang bermakna dari lima aksara dan setiap aksara itu mempunyai makna yang sama dalam lima bahasa yang berbeda. “Siapa yang datang dengan jawaban pertanyaan ini pukul tujuh besok pagi akan kuberi ganjaran yang sesuai,” demikian tambahnya.
Rumah Tenali Raamakrishna ( satu di antara delapan cendekiawan tersebut ) jauh letaknya. Karena itu, ia memutuskan untuk bermalam di rumah saudara iparnya. Ketika tempat tidur yang nyaman disediakan bagi Raamakrishna malam itu, ia tidak mau tidur di situ. Ia berkata, “Saya harus memikirkan jawaban pertanyaan yang diajukan raja sampai besok pagi. Tempat tidur semacam ini pasti akan membuat saya segera terlelap. Karena itu, tolong sediakan dipan untuk saya di kandang sapi.”

Ketika ia sedang berbaring di dipan, pada pukul satu malam salah satu sapi betina di kandang itu beranak. Tenali Raamakrishna berteriak untuk memberitahu iparnya tentang hal itu. Saudara iparnya ingin tahu sapi yang mana yang beranak karena ia telah memberikan nama yang berbeda-beda kepada sapi-sapi betina itu seperti: Paarvatii, Lakshmii, dan Sarasvatii. Ia bertanya kepada Raamakrishna, “Ye aav ra bava?” Artinya, ‘Sapi yang mana, oh Abang Ipar?”
Ketika mendengar perkataan ini, Raamakrishna senang sekali karena ia telah menemukan jawaban untuk pertanyaan raja. Karena itu, kalimat tersebut ia ulang-ulang. Saudara iparnya mengira Tenali Raamakrishna bertingkah laku aneh seperti itu karena kurang tidur.

Keesokan paginya Tenali Raamakrishna pergi ke istana dan mendapati bahwa para cendekiawan lainnya tidak menemukan jawab pertanyaan tersebut. Mereka yakin bahwa tidak mungkinlah membentuk kalimat seperti itu. Raamakrishna berkata, “Jawabnya adalah ye aav ra ba va.” Setiap orang ingin tahu penjelasannya. Kemudian ia menerangkan, “Ye,” dalam bahasa Marathi, “Aav” dalam bahasa Hindi, “Ra” dalam bahasa Telugu, “Ba” dalam bahasa Kannada, dan “Va” dalam bahasa Tamil semuanya mengandung arti yang sama yaitu ‘datang’. Lima bahasa digunakan dalam kalimat ini.


Para mahasiswa dan pelajar!

Kata yang kauucapkan kadang-kadang menyampaikan arti yang berlainan. Karena itu, engkau harus sangat berhati-hati bila berbicara. Pupuk sifat-sifat yang baik dan tempuhlah hidup yang ideal. Hanya dengan demikianlah Swami akan senang. Bila engkau membuat Swami senang dengan sikap dan tingkah laku yang ideal, Aku akan menganugerahkan lebih banyak kebahagiaan kepadamu. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan-Ku. Kemana pun engkau pergi, dapatkan nama yang baik. Karaktermu sangat penting bagi-Ku. Karena itu, berusahalah sedapat-dapatnya membina karaktermu dan jadilah teladan bagi orang lain. Inilah amanat yang ingin Kuberikan kepadamu pada hari Shivaraatri yang bertuah ini. Hari ketika engkau menghayati kebahagiaan abadi adalah Shivaraatri bagi-Ku.

Suatu kali Tyaagaraaja menyelenggarakan pagelaran musik di Thanjavur. Banyak ahli musik dan cendekiawan yang terkenal menghadiri konser itu. Pada awal acara Tyaagaraaja menyampaikan salam hormat kepada mereka semua dalam komposisinya yang terkenal,

“Endaro mahanubhavulu, andariki vandanamulu ....”

Artinya,
‘Ada banyak jiwa besar yang telah mendapat pengalaman suci dengan Tuhan; saya bersujud di hadapan mereka semua’.

Setiap orang merasa sangat senang mendengarkan nyanyian merdu yang dilantunkannya. Ia memperlihatkan dengan teladan perbuatannya bahwa kita harus menyampaikan salam hormat kepada setiap orang yang hadir dalam pertemuan sebelum berbicara kepada mereka karena Tuhan ada dalam diri mereka semua.

Beberapa tahun yang lalu di Prashaanti Nilayam seorang cendekiawan diundang untuk memberi wacana kepada hadirin. Pada waktu memulai bicaranya ia berkata kepada para pendengar, “Saudara dan saudari kecuali satu!” Setelah itu ia menjelaskan bahwa istrinya juga hadir di antara para pendengar. Bahkan pada waktu memberi wacana kepada umat yang berkumpul pun ia mengingat istrinya. Janganlah engkau melihat perbedaan semacam itu ketika berbicara dalam pertemuan umum. Engkau harus menyampaikan salam hormat kepada semuanya.

Perwujudan kasih!

Kulimpahkan berkat-Ku kepada kalian semua pada malam Shivaraatri yang suci ini. Lantunkan nama Tuhan sepanjang malam. Sedapat mungkin lewatkan malam ini untuk merenungkan Tuhan. Hanya dengan demikianlah engkau dapat menghayati kebahagiaan yang suci. Engkau bahkan dapat menyaksikan manifestasi kecemerlangan Tuhan. Nyanyikan nama Tuhan dengan sepenuh hati. Engkau boleh menyanyikan nama yang mana saja, tetapi engkau harus memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Misalnya saja “Digambara” adalah salah satu nama Shiva. Dalam pengertian umum digambara digunakan untuk menyebut orang yang telanjang. Akan tetapi, bila kauselidiki makna yang terkandung di dalamnya, engkau akan mengerti bahwa “Digambara” adalah Ia yang mempunyai dikkulu ‘keempat penjuru alam ( Timur, Barat, Utara, Selatan )” sebagai ambara ‘busana’-Nya. Ada kemungkinan orang-orang salah paham pada arti kata ini dan mengira bahwa Shiva tidak mengenakan apa-apa di tubuh-Nya. Karena itu, lebih baik kalian tidak menggunakan kata ini dalam kidung suci.

Wacana Bhagawan pada Shivaraatri, 26-2-2006 ( sore ), di pendapa Sai Kulwant, Prashaanti Nilayam.


Penjelasan kata-kata Sanskerta.

I. Pancabhuuta : kelima unsur alam yaitu tanah, air, api, udara, dan eter.

II. Pancakosha
Secara harfiah berarti lima selubung yang menyelubungi
atma-- prinsip ketuhanan dalam diri manusia—yaitu:

1. Annamaya-kosha.
Selubung yang terbentuk dari makanan yaitu badan jasmani.

2. Praanamaya-kosha
Selubung prana. Terbentuk dari prana atau energi kehidupan.

3. Manomaya-kosha.
Selubung yang terbentuk dari manas yaitu kumpulan pikiran dan keinginan.

4. Vijnaanamaya-kosha.
Selubung yang terbentuk dari kecerdasan; sepadan dengan manas yang lebih tinggi.

5. Aanandamaya-kosha.
Selubung yang terbentuk dari kebahagiaan jiwa ( atau badan kausal ).


Pancapraana ‘lima prana’ atau energi vital dalam tubuh manusia yaitu:

1. Praana.
Yang dimaksud di sini bukan prana secara keseluruhan, tetapi prana di bagian badan yang terletak di antara pangkal tenggorok dan diafragma bagian atas. Prana ini berkaitan dengan fungsi organ-organ pernapasan, organ bicara, kerongkongan, dan otot serta saraf yang menggiatkan organ-organ tersebut. Prana ini merupakan kekuatan yang menarik napas masuk ke dalam badan.

2. Apaana.
Terletak di bagian bawah pusar dan memberi energi untuk usus besar, ginjal, dubur, dan alat kelamin

3. Samaana
Energi vital ini mengatur wilayah antara jantung dan pusar; menggiatkan dan mengatur sistem pencernaan, liver, usus, pankreas, dan lambung; juga menggiatkan jantung dan sistem peredaran darah, membuat manusia dapat menyerap sari makanan.

4. Udaana.
Bagian badan di atas pangkal tenggorok diatur oleh udaana yaitu mata, hidung, telinga, dan indra pengecap. Tanpa udaana manusia tidak dapat menyadari dunia luar atau berpikir.

5. Vyaana.
Energi vital ini meliputi seluruh tubuh, mengatur dan mengendalikan segala gerakan badan dan mengkoordinasi energi vital lainnya. Vyaana menyelaraskan anggota-anggota badan, otot, jaringan ikat, saraf, dan sendi yang berkaitan, juga menyebabkan badan dapat berdiri tegak.

Diterjemahkan oleh : Dra. Retno Buntoro

Foto Perayaan Mahashivaraatri 2006