Pembinaan Youth Kerala

Wacana Bhagawan dalam acara Pembinaan Kaum Muda Kerala, 21 – 5 – 2006.

DARMABAKTI TANPA PAMRIH BAGI MASYARAKAT
ADALAH LATIHAN SPIRITUAL SEJATI


Segala nama dan wujud adalah manifestasi Tuhan
yang merupakan pengejawantahan kedamaian dan keberuntungan.
Tuhan adalah eksistensi, pengetahuan, kebahagiaan mutlak, dan kesadaran yang mencakup segala sesuatu ( non-dual ).
Ia adalah kebenaran ( satyam ), kebajikan ( shivam ),
dan keindahan ( sundaram ).

( Sloka bahasa Sanskerta ).


Perwujudan kasih!

Aku senang sekali melihat kalian merasa bahagia dalam tiga hari ini. Tiga hari telah berlalu bagaikan tiga menit ( tepuk tangan menggemuruh ). Hati kalian penuh bakti, kebahagiaan, dan keyakinan yang mantap.


Bergaullah Hanya dengan Teman yang Baik

Individu ( vyaakti ) adalah bagian dari masyarakat ( samashti ). Masyarakat adalah salah satu aspek ciptaan ( srishti ) yang telah timbul dari Tuhan ( Parameshti ). Karena itu, setiap orang wajib melakukan darmabakti yang suci dan tanpa pamrih bagi masyarakat. Masyarakat sejati terdiri dari orang-orang semacam itu. Segala kegiatan manusia harus diabdikan untuk pelayanan bagi masyarakat. Semua orang adalah anggota masyarakat. Walaupun orang-orangnya berbeda, mereka memiliki hati yang sama.

Ekam sat vipraah bahudhaa vadanti.

Artinya,

‘Kebenaran itu satu,
tetapi kaum bijak menyebutnya dengan berbagai nama’.

Ekaatmaa sarvabhuutaantaraatmaa.

Artinya,
‘Atma yang esa bersemayam dalam segala makhluk’.


Ini sehelai kertas kosong. Bila kaugunakan untuk membungkus sayuran, kertas ini akan berbau sayuran. Bila kaugunakan untuk membungkus buah-buahan seperti pisang, kertas ini akan berbau pisang. Bila kaugunakan untuk membungkus ikan kering, kertas ini akan berbau ikan kering. Sebenarnya kertas ini tidak berbau, tetapi menyerap bau benda-benda yang dibungkusnya. Demikian pula, pada dasarnya manusia itu murni dan suci. Akan tetapi, ia mendapat sifat-sifat buruk karena bergaul dengan teman-teman yang tidak baik. ( Ada pepatah yang mengatakan, ) katakan kepadaku siapa temanmu, akan kukatakan kepadamu orang macam apa engkau. Bila kaukatakan jenis orang macam apa yang menjadi temanmu, Aku dapat mengatakan engkau ini orang macam apa. Karena itu, dalam segala kegiatanmu, engkau perlu bergaul dengan orang-orang yang baik. Pergaulanlah yang membuat engkau baik atau buruk. Karena itu, jauhkan dirimu dari teman-teman yang tidak baik. Bergaullah dengan mereka yang hatinya murni dan perasaannya suci.

Manusia adalah bagian dari masyarakat. Kejahatan yang ada dalam masyarakat diakibatkan oleh kejahatan orang-orang yang membentuk masyarakat itu. Demikian pula, kejahatan suatu masyarakat mempengaruhi individu. Segenap ciptaan ini suci. Pada hakikatnya semua bersifat sakral. Meskipun demikian, tingkah laku seseorang dapat berubah karena pengaruh lingkungan.


Pertikaian dalam Masyarakat Ditimbulkan oleh Manusia

Manusia diberkati dengan panca praana ‘lima prana’, panchendriya ‘lima indra’, dan pancabhuuta ‘lima elemen’. Kelima elemen ini ada pada manusia dalam bentuk indra untuk ( mempersepsi ) suara ( shabda ), sentuhan ( sparsha ), wujud, ( ruupa ), citarasa ( rasa ), dan bau ( gandha ).

Jenis pengalaman kita tergantung pada jenis jalan ( hidup ) yang kita tempuh. Karena itu, kita harus bergaul dengan orang-orang yang baik, mendapatkan nama baik, dan menempuh hidup yang baik. Penuhi hatimu dengan perasaan yang murni dan suci. Inilah sifat-sifat yang dimiliki Buddha. Buddha menyatakan, “ Dharmam sharanam gachchhami,” ‘Aku berlindung pada darma’. “Satyam sharanam gachchhami,” ‘Aku berlindung pada kebenaran’. Segala kegiatan kita harus dilandaskan pada satya dan darma. Seandainya pun engkau berjumpa dengan orang yang jahat, lihatlah hanya hal-hal yang baik dalam dirinya. Tuhan yang sama, Yang Maha Esa, bersemayam dalam segala makhluk.

Orang-orang menganggap Tuhan mempunyai banyak nama seperti Allah, Yesus, Raama, Krishna, dan sebagainya, tetapi Tuhan itu Maha Esa. Jangan melihat perbedaan di antara nama-nama Tuhan yang berlainan. Ada banyak kue manis seperti laddu, jilebi, mysore pak, tetapi semuanya mengandung bahan penting yang sama yaitu gula. Nama dan wujud mungkin berbeda-beda, tetapi atma dalam semuanya sama. Raama dan Krishna tidak lahir dengan nama-nama itu, mereka diberi nama tersebut oleh orang tua mereka. Tuhan tidak turun ke dunia dengan nama khusus.

Tuhan itu nirgunam ‘tidak bersifat’, niranjanam ‘murni’, sanaatana niketanam ‘sumber dan tujuan segala eksistensi’, nitya ‘abadi’, shuddha ‘tak bercela’, buddha ‘menyadari kenyataannya yang sejati’, mukta ‘bebas dari perbudakan pada keinginan duniawi’, nirmala svaruupinam ‘pada hakikatnya suci dan tak bernoda’.

Orang-oranglah yang menghubungkan Tuhan dengan berbagai nama dan wujud tertentu lalu berselisih mengenai hal itu; menyanjung-nyanjung wujud yang satu dan menyatakan wujud yang lain salah.

Jangan terpengaruh oleh nama dan wujud. Percayalah pada prinsip atma yang tidak berwujud. Atma adalah perwujudan kebahagiaan jiwa. Nityaanandam, parama sukhadam, kevala jnaanamuurtim, dvandvaatiitam, gagana sadrisham, tattvamasyaadi lakshyam, ekam, nityam, vimalam, achalam, sarvadhii saakshiibhuutam, bhaavaatiitam, trigunarahitam, ‘atma adalah perwujudan kebahagiaan abadi, kebijaksanaan mutlak, melampaui pasangan sifat-sifat yang bertentangan, tidak terbatas dan meliputi segala sesuatu bagaikan angkasa, tujuan yang ditunjukkan oleh pernyataan agung ( mahaavaakya ) tat tvam asi, kekal, murni, tidak berubah, saksi segala fungsi akal budi, melampaui segala keadaan mental, dan melampaui ketiga sifat ( sattva, rajas, dan tamas ).

Perselisihan timbul bila kita menghubungkan atma dengan berbagai nama yang berlainan. Perbedaan dan pertikaian ini ditimbulkan oleh manusia, bukan oleh Tuhan. Tuhan adalah perwujudan kasih dan kebenaran. Kebenaran adalah Tuhan. Kasih adalah Tuhan. Hiduplah dalam kasih. Penuhi hatimu dengan kasih dan tempuhlah hidup yang penuh kasih. Kasihi semua makhluk karena Tuhan ada dalam semuanya dalam bentuk kasih. Di dunia ini tiada satu makhluk pun yang tidak memiliki kasih. Mungkin tampaknya kasih mempunyai bentuk yang berbeda-beda, tetapi pada kenyataannya hanya satu.


Penuhi Segala Kegiatanmu dengan Kasih

Perwujudan kasih!

Siapa pun yang kaulihat, anggaplah ia sebagai perwujudan prinsip atma. Jangan terpengaruh oleh apa yang dikatakan orang lain. Apa pun yang dikatakan orang lain tentang dirimu, anggaplah bahwa hal itu baik bagimu. Bila engkau memupuk pemikiran seperti itu, segala sesuatu akan menjadi baik bagimu. Bahkan seandainya ada orang yang mengecam engkau, jangan merasa takut. Hadapi hal itu dengan tabah. Penuhi hatimu dengan keberanian. Tempuhlah jalan kebenaran dan kasih dengan berani. Kasih itu suci sekali. Kasih adalah wujud Tuhan. Bila engkau membenci kasih, itu sama saja dengan membenci Tuhan. Tuhan tidak mempunyai nama lain kecuali kasih.


Perwujudan kasih!

Dalam tiga hari terakhir ini lagu-lagu yang kalian lantunkan dan kegiatan yang kalian selenggarakan membuat semua merasa sangat senang ( tepuk tangan menggemuruh ). Sudah lama sekali kalian menunggu-nunggu kesempatan ini dan hari ini keinginan kalian terpenuhi. Kasih dan saadhana ‘latihan rohani’ kalian tidak akan pernah sia-sia. Kasih tetap tinggal sebagai kasih dan kebenaran tetap sebagai kebenaran. Kegiatan apa pun yang kaulakukan, penuhilah dengan kasih. Bila engkau memberikan makanan kepada seorang pengemis, lakukan dengan kasih. Jangan merasa muak, marah, atau benci kepada siapa pun. Bila kaulakukan segala kegiatanmu dengan kasih, itulah bakti sejati.

Sejumlah orang melakukan japa, melantunkan nama Raama, ”Raam, Raam, Raam.” Sementara mereka memutar manik-manik tasbih, pikiran mereka juga melantur ke mana-mana. Itu bukan japa. Nama Raama harus memenuhi hatimu dengan sukacita. Engkau akan dapat melihat wujud suci Sri Raama bila kaulantunkan nama Beliau dengan sepenuh hati sambil memejamkan mata.

Prema mudita manase kaho, Raama, Raama, Raam.
‘Lantunkan nama Raama dengan hati penuh kasih’.


Nama Tuhan harus kauukirkan di hatimu

Tuhan adalah perwujudan kasih dan melampaui segala sifat. Manusia menganggap Tuhan mempunyai berbagai sifat karena imajinasi mereka belaka. Hawa nafsu, kemarahan, kebencian, ketamakan, kedengkian, dan kesombongan, semuanya kautimbulkan sendiri; sifat-sifat buruk itu tidak berasal dari Tuhan. Tuhan selalu memberkati engkau dengan kasih. Engkau melihat suatu objek dan ingin memilikinya. Itu karena ketamakanmu. Tuhan tidak ada hubungannya dengan hal itu. Tuhan sama sekali tidak mempunyai keinginan. Beberapa orang bahkan mencoba memperdayakan Tuhan dengan memproyeksikan aneka keinginan mereka pada Beliau. Mereka menuduh Tuhan dengan menganggap Tuhan mempunyai berbagai sifat yang sebetulnya tidak ada dalam diri Beliau. Meskipun demikian, Tuhan selalu mengasihi engkau. Dapatkan kasih Tuhan melalui kasih. Demikian pula dapatkan kebenaran melalui kebenaran. Bila kautempuh hidupmu dengan cara tersebut, itu merupakan latihan rohani ( saadhana ) sejati.

Pergi ke hutan dan duduk di tempat yang sepi bukan latihan rohani sejati. Hiduplah dalam masyarakat dan lakukan darmabakti tanpa pamrih sambil berpikir bahwa engkau melayani Tuhan. Bila engkau membantu seseorang yang sedang dalam kesulitan atau susah, anggaplah bahwa engkau menolong atau melayani Tuhan sendiri.

Tiada tempat tanpa kehadiran Tuhan. Segala sesuatu diliputi Tuhan. Ada Tuhan dalam kain ini, dalam pengeras suara ini; sesungguhnya dalam segala sesuatu di alam semesta. Dari segi pandangan duniawi, mungkin engkau menyebut benda ini sehelai kain, tetapi bila engkau memupuk pandangan spiritual, engkau akan melihat Tuhan dalam segala sesuatu. Kain ini ditenun dari benang, dan benang dipintal dari kapas. Tanpa kapas tidak akan ada benang dan tanpa benang tidak akan ada kain. Sebagaimana kapas merupakan dasar asasi kain, Tuhan ( atau kesadaran universal ) merupakan dasar asasi dunia ini. Di dunia ini tiada tempat tanpa Tuhan. Ke mana pun engkau memandang, Tuhan ada di situ.


Sadari Identitasmu yang Sebenarnya

Perwujudan kasih!

Kalian semua adalah perwujudan kasih, kalian semua adalah perwujudan Tuhan. Jangan pergi ke mana pun untuk mencari Tuhan. Bila kaupejamkan matamu dan kaulakukan penyelidikan batin, engkau akan menghayati Tuhan di dalam dirimu sendiri. Orang-orang melakukan berbagai latihan spiritual. Semua latihan spiritual ini membawa manusia ke tujuan yang sama. Sebagaimana semua sungai akhirnya menyatu dengan lautan, doa semua orang akan mencapai Tuhan. Jangan menganggap dirimu sekadar manusia. Engkau adalah perwujudan kasih.

Bila engkau bertanya kepada seseorang siapa namanya, mungkin ia akan berkata, “Ramaiah,” atau, “Lakshmaammaa.” Mereka tidak lahir dengan nama-nama ini. Nama-nama tersebut diberikan oleh orang tua mereka. Semua nama lain terus berubah. Hanya ada satu nama yang tidak berubah yaitu “aku”. Bila seseorang bertanya kepadamu, “Siapa Anda?”, engkau harus berkata dengan penuh keyakinan, “aku adalah aku.” Engkau tidak mempunyai nama atau wujud lain kecuali “aku”.

Engkau harus memupuk semangat kemenunggalan ini. Jangan menyamakan diri dengan nama yang diberikan kepada tubuhmu. Namamu yang sebenarnya adalah aku, aku, aku. Aku adalah kenyataan asasi dirimu selama-lamanya. Selama engkau mempunyai badan, orang-orang akan memanggilmu dengan namamu. Bila badan binasa, lalu apa yang terjadi dengan nama itu? Sesungguhnya engkau bukan satu orang, engkau adalah tiga: engkau sebagaimana anggapanmu sendiri, engkau sebagaimana anggapan orang lain, dan engkau yang sebenarnya.


Perwujudan kasih!

Kalian semua penuh kasih, bakti, dan kebenaran. Karena itu, kalian semua adalah perwujudan Tuhan. Jangan pernah melupakan kasih. Ukirkan di hatimu dan resapkan. Jangan sedih karena Swami tidak berbicara kepadamu selama tiga hari sebelum ini. Swami selalu siap berbicara kepadamu, tetapi penyelenggara acara tidak memberi Swami kesempatan untuk berbicara. Kalau tidak, pasti Aku telah memberikan wacana yang panjang kepada kalian dalam tiga hari ini ( tepuk tangan membahana ).

Aku bahagia menerima kasih kalian semua. Kalian mujur karena menerima kasih-Ku. Ikatan kasih adalah satu-satunya pertalian antara kalian degan Swami. Semua makhluk lahir dalam kasih, dipelihara oleh kasih, dan hidup dalam kasih. Jangan pernah melupakan kasih; ukirkan kasih di hatimu.

( Bhagawan melantunkan kidung suci, “Prema mudita manase kaho Raama, Raama, Raam,” ‘Dengan hati penuh kasih lantunkan Raama, Raama, Raam’, kemudian melanjutkan wacana ).

Karena kasih kepada kalianlah, maka Aku memberikan wacana ini dan melantunkan kidung suci. Kasih kalian tercermin dalam diri-Ku dan kasih-Ku tercermin dalam diri kalian. Kuterima kasih kalian dan Kulimpahkan kasih-Ku kepada kalian semua. Kasih itu paling penting bagi semua makhluk. Kasih adalah kekuatan yang mengikat kita semua. Tanpa kasih tidak akan ada pertalian, bahkan di antara ibu dan anak. Kasih yang ada di antara kalian dan Swami bahkan lebih besar daripada hubungan kasih antara seorang ibu dengan anak-anaknya. Swami mengharapkan kalian menempuh hidup senang dan bahagia.

Dari wacana Bhagawan dalam acara Pembinaan Kaum Muda Kerala di Pendapa Sai Ramesh Krishan, Brindaavan, Whitefield, ( Bangalore ), 21 – 5 – 2006.

Diterjemahkan : Dra. Retno Buntoro