UGADI - SORE (Untuk Bhakta Anantapur)

Wacana Bhagawan perayaan Ugadi , 20 – 3 – 2007 ( sore ).


TINGKATKAN KASIH DAN TEMPUH HIDUPMU SEBAGAI MANUSIA SEJATI
Para mahasiswa dan pelajar! Warga Anantapur!

Kata-kata yang kalian ucapkan dan acara yang kalian bawakan terukir di hati-Ku. Kalian telah memberikan teladan kepada orang-orang lain dan membuktikan secara jelas bahwa warga Anantapur diberkati dengan kemampuan dan bakat yang sangat besar. Aku ingin agar semua distrik ( kabupaten ) lain mencontoh teladan kalian. Aku tidak mempunyai keinginan lain.

Aku hendak memurnikan hati kalian dan menganugerahkan kedamaian serta kebahagiaan kepada kalian. Hanya itulah keinginan-Ku. Sedikit pun tiada kebencian dalam diri-Ku dan Aku juga tidak mempunyai musuh. Semuanya milik-Ku. Kasih-Kulah yang ada dalam diri kalian semua. Aku hanya berbicara tentang kasih, bukan lainnya. Aku sangat menyayangi anak-anak. Sesungguhnya hanya merekalah harta-Ku. Bila kelak hidup mereka menanjak, seluruh dunia akan makmur.

Kalian harus selalu bersatu. Kalian menyebut diri orang Hindu. Apa arti kata Hindu? H – humility – ‘rendah hati’, I – individuality – ‘mempunyai kepribadian’, N – nationality – ‘mempunyai rasa kebangsaan’, D – Divinity – percaya kepada Tuhan’, dan U – Unity – ‘bersatu’. Sesungguhnya, inilah kelima prana kita. Sebagaimana kelima unsur alam ( tanah, air, api, udara, dan eter ), lima indra, dan lima selubung kehidupan ( pancakosha1) ) membentuk badan jasmani kita, maka kelima prinsip ini merupakan intisari kehidupan spiritual. Karena itu, kalian harus menjaga kelima prinsip ini dan selalu bersatu. Jangan pernah memberi peluang pada perbedaan pendapat bahkan dalam masalah-masalah yang sepele. Jika akan timbul perselisihan, masing-masing harus bersedia memaafkan yang lain. Semuanya adalah anak-anak Tuhan. Semuanya adalah saudara. Engkau harus memahami kebenaran ini dan bertingkah laku sesuai dengan pengertian tersebut.

Setiap orang memiliki kasih. Hanya bila manusia memupuk kasih dalam dirinya, maka semuanya dapat bersatu. Bila kita meningkatkan kasih dan membuang kebencian, kemampuan yang merupakan pembawaan kita akan terungkap.

Orang-orang tua dihambat oleh berbagai kecemasan yang melemahkan kemampuan mental mereka. Akan tetapi, kaum muda diberkati dengan kekuatan pikiran dan indra yang sangat besar. Mereka harus meningkatkannya dengan menggunakan indra secara suci.

Kita harus memupuk semangat persatuan. Jangan pernah berpikir bahwa kalian termasuk dalam negara bagian tertentu dan karena itu mempunyai perasaan berbeda. Kalian harus selalu berpikir bahwa kalian adalah warga India. Inilah yang Kukatakan di Madras ( Chennai ) belum lama ini. Jangan menyamakan dirimu dengan prinsip individu ( vyashti tattva ). Kita harus menyamakan diri kita dengan prinsip masyarakat ( samashti tattva ) dan menggalang persatuan. Jangan pernah melupakan rasa kebangsaan. Anggaplah kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih, dan tanpa kekerasan sebagai kelima napas hidupmu ( pancapraana ) dan junjunglah kesucian nama maanava ‘manusia’.

Di mana ada kasih, di situ ada kedamaian. Di mana ada kedamaian, di situ terdapat ahimsa ‘tanpa kekerasan’. Orang yang tidak mempunyai kasih, tidak dapat mencapai kedamaian. Kedamaian tidak dapat dibeli di toko. Di dunia luar engkau hanya menemukan serpihan ( pieces ), bukan kedamaian ( peace )!

Seandainya pun engkau bertanya kepada seorang miliuner, ia akan berkata, “Saya mempunyai segala sesuatu, kecuali kedamaian batin.” Manusia hanya dapat mencapai kedamaian batin melalui kasih. Kasih Tuhan adalah dasar segala sesuatu. Bila kita meningkatkan kasih kepada Tuhan, segala sesuatu ( dalam hidup kita ) akan diurus. Bila kita tidak mempunyai kasih kepada Tuhan, kita akan memberi peluang pada sifat-sifat buruk seperti: kemarahan, kebencian, kedengkian, dan sebagainya. Dewasa ini manusia telah membuang sifat-sifat kemanusiaan seperti: kasih, kedamaian, belas kasihan, dan sebagainya, serta menempuh hidup mereka seperti binatang.

Kita harus menghadapi segala kesulitan dengan sabar. Di negeri Bhaarat yang suci ini, kesabaran adalah keindahan sejati.

Di negeri Bhaarat yang suci ini, kesabaran adalah keindahan sejati. Dari segala ritual, mengikuti kebenaran adalah tapa yang terhebat. Perasaan yang semanis madu di negeri ini adalah kasih sayang kepada ibu. Keluhuran budi dihargai jauh lebih tinggi daripada kehidupan! Anak negeri ini telah melupakan prinsip-prinsip dasar kebudayaannya yang adiluhung dan meniru-niru kebudayaan Barat. Sayang sekali! Para putra Bhaarat tidak menyadari keluhuran budaya pusaka mereka, seperti gajah perkasa yang tidak menyadari kekuatannya sendiri.

( Puisi bahasa Telugu ).


Manusia dikaruniai dengan kemampuan yang sangat besar. Kemampuan yang ada dalam diri kita tidak dapat dicari di tempat lain. Namun, kita melupakan kemampuan bawaan ini karena kita tenggelam dalam sifat-sifat buruk seperti kebencian dan kedengkian. Jangan pernah mempunyai rasa benci atau marah kepada siapa pun.

Jangan jengkel bila ada orang yang melampiaskan kemarahannya kepadamu. Sampaikan salam hormatmu kepadanya dan tetaplah tenang. Bahkan musuhmu pun harus kausapa dengan penuh kasih, “Hallo saudara! Apa kabar?” Bila engkau menyapanya sebagai saudara, ia akan menanggapinya dengan kasih persaudaraan yang sama. Sebaliknya, bila engkau berkata kpadanya, “Engkau musuhku,” ia akan terus membencimu.

Segala perasaanmu akan kembali kepadamu dalam bentuk reaksi, cerminan, dan gema. Sebagaimana perbuatan seseorang, maka demikianlah hasilnya. Bisakah engkau mendapat sendawa ( dengan bau ) nanas bila engkau makan mangga? Tidak. Bau sendawamu tergantung pada buah yang telah kaumakan. Demikian pula bila kauisi hatimu dengan kasih, engkau hanya akan mengalami kasih.


Anak-anak-Ku tersayang!

Kalian harus memupuk kasih sejak usia muda ini. Yang dimaksud di sini bukan cinta duniawi, melainkan kasih yang suci. Bila engkau mempunyai kasih yang suci, engkau tidak akan terpengaruh oleh anggur keras aneka keinginan duniawi. Karena itu, pupuklah kasih yang suci. Hidup-Ku merupakan bukti prinsip kasih yang suci. Kasih adalah ciri khas manusia yang sejati. Orang yang tidak memiliki kasih sama sekali tidak bisa disebut manusia. Karena itu, tingkatkan kasihmu dan tempuhlah hidup sebagai manusia dalam pengertian yang sebenarnya. Dapatkan nama yang baik.

Acara yang kalian bawakan hari ini dan perasaan yang telah kalian ungkapkan harus disebarluaskan kepada seluruh anak negeri ini. Sayangnya kini tidak ada surat kabar yang melaporkan peristiwa-peristiwa suci semacam itu. Mereka membuat publikasi luas untuk segala hal yang tampaknya gemerlapan, tetapi picisan dan tidak ada manfaatnya.

Kita harus memenuhi hati kita dengan kasih yang suci, tanpa pamrih, dan tidak tergoyahkan. Tuhan dilukiskan sebagai tidak bersifat ( nirgunam ), murni ( niranjanam ), sumber dan tujuan segala eksistensi ( sanaathana niketanam ), kekal ( nitya ), tidak bercela ( shuddha ), menyadari kenyataannya yang sejati ( buddha ), bebas dari perbudakan pada keinginan duniawi ( mukta ), dan pada hakikatnya murni serta tak bernoda ( nirmala svaruupinam ).

Kita harus berusaha menyucikan kelahiran kita sebagai manusia. Bagaimana cara menyucikannya? Apakah dengan bertikai dan memupuk kebencian? Tidak, tidak. Itu adalah sifat-sifat kebinatangan. Kasih adalah keutamaan manusiawi yang sejati. Karena itu, anak-anak-Ku terkasih, tingkatkan kasihmu. Bila ada perbedaan pendapat di antara kalian, anggaplah itu sebagai hal yang remeh. Bila engkau menganggap kasih sebagai napas hidupmu, sifat-sifat kebinatangan seperti kebencian dan kedengkian tidak bisa bercokol dalam dirimu.

Margasatwa hidup di hutan tanpa merasa benci kepada satu sama lain. Kecenderungan jahat semacam itu sering terlihat di antara manusia yang seharusnya menempuh hidup berbudaya. Sifat-sifat kebinatangan itu bertentangan dengan sifat manusiawi. Kehidupan sebagai manusia dimaksudkan untuk memupuk kasih, bukan untuk mengumpulkan uang. Uang datang dan pergi, tetapi moralitas datang dan berkembang.


Anak-anak-Ku terkasih!

Kalian dikaruniai hati yang murni dan pikiran yang mantap. Bila kalian mempunyai hati yang murni, mudahlah memupuk kasih. Sesungguhnya kasih kalian dapat meluas seperti angkasa. Jangan pernah berhenti memberikan kasih dalam keadaan apa pun.

Swami selalu berada dalam dirimu, bersamamu, di sekelilingmu, di atasmu, dan di bawahmu. Karena itu, tingkatkan kasihmu. Tidak lama lagi Aku akan datang ke Anantapur. Sudah lebih dari 10 tahun sejak kunjungan-Ku yang terakhir ke Anantapur. Tetapi kini karena tertarik oleh kekuatan kasih dan kehendak kalian, Aku pasti akan datang. Siapkan diri untuk kunjungan-Ku dengan menyanyikan lebih banyak kidung suci dan memberikan kasihmu kepada semuanya. Hari bhajana bina sukha shaanti nahin. ‘Tanpa menyanyikan kemuliaan Tuhan, tiada sukacita dan kedamaian’.

Ada banyak wanita yang dikaruniai bakti dan pasrah diri kepada Tuhan. Mereka harus berkumpul dan menyelenggarakan kegiatan. Mereka harus menjaga agar rumah mereka bersih dan membina anak-anak mereka di jalan kesucian. Akan tetapi, dewasa ini perempuan yang terpelajar pergi bekerja. Wanita semacam itu kurang memahami tanggung jawab mereka dalam rumah tangga.


Bila wanita pergi bekerja, siapa yang akan mengurus rumah tangga? Bila wanita pergi mengajar anak-anak orang lain di sekolah, Siapa yang akan mengurus anak-anak mereka sendiri?

( Puisi bahasa Telugu ).


Pertama-tama engkau harus menjaga anak-anakmu sendiri dan menempatkan mereka di jalan yang benar. Hanya dengan demikianlah engkau dapat disebut ibu sejati. Bila engkau pergi ke kantor dan mengabaikan anak-anakmu sendiri, mereka dapat menempuh jalan yang sesat. Akibatnya, engkau akan kehilangan ketenteraman batinmu. Karena itu, pertama-tama uruslah keluargamu dengan baik. Hormati orang tua dan mertuamu. Di situlah terletak makna sejati sifat kewanitaan yang ideal.

Anak-anak, kaum muda, orang-orang tua, pria dan wanita, semuanya harus menempuh jalan kebenaran. Hanya dengan demikianlah kalian dapat menyebarluaskan kegembiraan dan kebahagiaan kepada bangsa kita dan dunia pada umumnya.

Tidak hanya rumah atau badan kita yang harus kita jaga keselamatannya. Kita harus melindungi bangsa kita. Bagaimanapun, apakah badan jasmani ini? Hari ini ia ada, tetapi mungkin tidak hidup untuk melihat hari berikutnya. Tubuh itu seperti gelembung air. Pikiran seperti kera gila. Jangan mengikuti badan, jangan mengikuti pikiran. Ikuti hati nuranimu. Hanya dengan demikianlah engkau dapat mencapai kebahagiaan dalam segala hal.


Perwujudan kasih!

Hari ini kasih kalian sangat menyentuh hati-Ku. Hati-Ku dipenuhi kebahagiaan yang tak terhingga ketika mengamati kalian membagikan berbagai barang kepada orang-orang yang miskin dan melarat. Aswattha Naaraayana dan keluarganya telah memberikan segenap bantuan untuk tujuan yang mulia ini. Banyak orang dari Anantapur: para profesor, dan dosen, bekerja sama dengan penuh semangat. Mereka telah melakukan jauh lebih banyak dari rencana semula. ( Bhagawan berbicara kepada para penerima bantuan )


Apa saja yang kaubutuhkan, mintalah kepada-Ku, Aku pasti akan memberikannya kepadamu. Jangan menghentikan sekolahmu karena tidak punya uang. Bila engkau tidak mampu membayar uang sekolah, mintalah kepada-Ku. Aku akan memberimu uang yang kauperlukan. Mungkin orang tuamu berusaha keras memenuhi kehidupan hidup sehari-hari. Karena itu, jangan menyusahkan mereka dengan meminta uang. Matru Devo bhava, Pitru Devo bhava, ‘Hormati ibu dan ayahmu sebagai ( perwujudan ) Tuhan’.

Jangan beranggapan bahwa Tuhan berada di suatu tempat yang jauh, sangat jauh darimu. Tuhan tidak akan pernah jauh darimu. Beliau tidak akan pernah meninggalkan engkau. Tuhan selalu ada dalam dirimu, bersamamu, dan di sekelilingmu. Percayalah dengan teguh pada kebenaran ini dan berbahagialah selalu.

Bila engkau sendirian, ingatlah bahwa Tuhan selalu bersamamu. Berkatalah pada dirimu sendiri, “Aku tidak sendirian. Tuhan bersamaku.” Mulai sekarang pupuklah keyakinan yang teguh seperti itu. Engkau akan bebas dari segala rasa cemas, susah, dan khawatir. Tingkatkan perasaan-perasaan yang suci dalam hatimu.

Wacana Bhagawan kepada para bakta dari Anantapur pada perayaan Ugadi di Pendapa Sai Kulwant, Prashaanti Nilayam, 20 – 3 – 2007 ( sore ).


1. Pancakosha secara harfiah berarti ‘lima selubung’ adalah lima badan--wadak dan halus-- yang menyelubungi atma atau kesadaran diri sejati. Terdiri sebagai berikut.

a. Annamayakosha: selubung paling luar, yaitu badan wadak yang terbentuk dari makanan.

b. Praanamayakosha: selubung badan eterik, terbentuk dari prana, energi vital, atau daya hidup.

c. Manomayakosha: selubung yang terbentuk dari manas, yaitu kumpulan pikiran, emosi, perasaan, dan keinginan.
d. Vijnaanamayakosha: selubung yang terbentuk dari akal budi.

e. Aanandamayakosha: selubung badan kausal, terdiri dari kebahagiaan jiwa.

Diterjemahkan : Ibu Retno Buntoro