Wacana Bhagawan pada Penutupan Youth Conference, 28 - 7 - 200 7
Ciptaan timbul dari kebenaran ( kesadaran universal )1) dan lebur
dalam kebenaran.
Di alam semesta ini, adakah tempat tanpa kebenaran?
Dengan pandangan batinmu, lihatlah kebenaran yang murni
dan tak bercela ini.
( Puisi bahasa Telugu ).
dalam kebenaran.
Di alam semesta ini, adakah tempat tanpa kebenaran?
Dengan pandangan batinmu, lihatlah kebenaran yang murni
dan tak bercela ini.
( Puisi bahasa Telugu ).
Segala makhluk hidup di dunia ini , dari semut, serangga, unggas, margasatwa, dan hewan, telah timbul dari kebenaran ( kesadaran universal )! Mereka yang menyadari kebenaran ini adalah yogi sejati . Tanpa kebenaran , tiada yang bisa bergerak di dunia ini . Kebenaran tertinggi itu mewujud hanya dalam satu pribadi . Beliau adalah Sathyam. ( Pada saat itu Bhagawan Sri Sathya Sai Baba menciptakan sebuah linggam dan memperlihatkannya kepada hadirin ). Siapa lagi yang dapat mewujudkan kesadaran murni semacam itu?
Kebenaran ada di mana-mana. Bila engkau memikirkan dan merenungkannya, kebenaran juga dapat terungkap dalam dirimu. Karena itu, teruslah merenungkan kebenaran.
Mengapa tubuh ini dinamai Sathya Sai? Hanya kebenaranlah yang terungkap dari Sai ini . Sathyam hadir di hati siapa pun juga yang merenungkan kebenaran. Karena itu, jangan pernah melupakan kebenaran.
Darma ‘kebajikan’ merupakan reaksi , cerminan, dan gema kebenaran ( satyam ) . Sesungguhnya tiada darma yang lebih mulia daripada mengikuti kebenaran ( satyaannaasti paro dharmah ).
Dewasa ini kita mengajarkan beberapa cabang ilmu pengetahuan dalam pendidikan sekuler. Namun, ini bukan pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan sejati berkaitan dengan
kebenaran yang timbul dari hati manusia. Kebenaran ini tidak bernama dan tidak berwujud.Apa gerangan wujud kebenaran? Apakah wujud darma? Apakah wujud kedamaian ( shaanti )? Kebenaran ( satya ), kebajikan ( dharma ), kedamaian ( shaanti ), kasih ( preema ) ,dan tanpa kekerasan ( ahimsa ), semuanya tidak berwujud. Kita harus mengungkapkan nilai-nilai kemanusiaan ini dari hati kita.
Jenis energi Tuhan yang tidak ada dalam diri manusia juga tidak akan dapat ditemukan dalam makhluk hidup lainnya. Karena itu, sesungguhnya manusia adalah ( perwujudan ) Tuhan. Ia adalah Tuhan dalam wujud manusia.
Kalian semua menganggap seorang manusia hanya sebagai manusia. Itulah sebabnya mengapa kalian melakukan demikian banyak kekeliruan. Engkau tidak hanya seorang manusia. Sesungguhnya engkau adalah Tuhan. Berpikirlah bahwa engkau adalah Tuhan, maka engkau akan menjadi Tuhan ( kesadaranmu akan menunggal dengan kesadaran Tuhan, keterangan
penerjemah ). Yad bhaavam tad bhavati. ‘Sebagaimanaperasaannya, maka demikianlah hasilnya’. Bila engkau berpikir buruk, engkau hanya akan mendapat berbagai gagasan yang buruk.
Semua orang di dunia ini mencintai seseorang. Meskipun demikian, cinta semacam itu ada bedanya. Mahasiswa dan pelajar mencintai teman mereka sesama mahasiswa dan pelajar. Kaum wanita menyayangi perempuan lain. Tuhan ada dalam perempuan ini maupun perempuan lainnya. Keduanya adalah perwujudan Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa ada dalam segala badan. Kita harus mengasihi setiap manusia. Kasihi semuanya, bantu dan layani semuanya, karena Tuhan ada dalam semua manusia.
Di alam semesta ini , tiada tempat tanpa kehadiran Tuhan. Tuhan ada di angkasa, di air, dalam suara, dan dalam cahaya ( sebagai kesadaran universal , keterangan penerjemah ). Dengan demikian segala sesuatu dalam alam semesta ini adalah perwujudan Tuhan. Manusia mengabaikan Tuhan yang ada di mana-mana dan memuja Tuhan dalam bentuk suatu arca di pura. Tentu saja engkau bisa memuja patung tersebut. Itu tidak ada salahnya. Namun, engkau harus menyadari kebenaran bahwa Tuhan yang sama yang ada di dalam patung itu, juga ada dalam setiap manusia, bahkan dalam setiap makhluk!
Aku tidak berkata bahwa memuja patung-patung itu salah. Akan tetapi , engkau sendiri adalah ( perwujudan ) Tuhan . Pertama-tama anggaplah dirimu sendiri sebagai Tuhan, kemudian mulailah melihat Tuhan yang sama dalam setiap makhluk hidup.
Tubuhmu adalah pura. Ada energi Tuhan dalam pura itu. Meskipun demikian, dalam konteks ini harus digunakan sedikit pertimbangan. Engkau harus menyelidiki apakah energi ini adalah Tuhan. Sesungguhnya badan juga ( merupakan perwujudan ) Tuhan. Tuhan ada dalam setiap atom dan setiap sel tubuh manusia. Dalam alam semesta ini tiada tempat tanpa kehadiran Tuhan. Karena itu, jangan meragukan adanya Tuhan.
Jangan melupakan Tuhan. Sesungguhnya, bila engkau melupakan dirimu ( yang sejati ), itu sama saja dengan melupakan Tuhan. Karena itu, jangan lupakan dirimu yang sejati . Itulah sebabnya engkau dinasihati , “Berhati-hatilah selalu.” Engkau harus terus menerus bertanya kepada dirimu sendiri , “Apakah aku melupakan Tuhan ( kesadaran universal yang merupakan jati diriku )?”
Engkau harus selalu menyadari sifatmu yang sejati dan mengingatkan dirimu sendiri , “Aku adalah aku ( yang bersifat universal ).” Bila engkau menetap teguh dalam kebenaran ini , tidak akan ada kesempatan sama sekali untuk berpikir yang buruk mengenai orang lain. Karena tidak menyadari kenyataan dirinya yang sejati , orang-orang yang bodoh dan bebal berpikir sebaliknya.
Tuhan ( kesadaran universal ) ada dalam semua manusia. Kepala semua manusia di dunia ini adalah kepala Tuhan sendiri ; sungguh. Itulah sebabnya Tuhan dilukiskan sebagai virat svaruupa ‘Tuhan yang mengejawantah dalam wujud kosmis’. Wujud Tuhan adalah wujud kosmis. Setiap entitas dalam wujud kosmis itu mempunyai rupa yang berbeda. Meskipun demikian, Tuhan ada dalam kesadaran setiap wujud.
Dalam Bhagawad Gita 5 : 7, Krishna menyatakan ,
“Mamaivamshoo jiivalookee jiivabhuutah sanaatanah.” Artinya, ‘Atma yang abadi dalam segala makhluk adalah bagian dari diri-Ku’. Akulah yang ada dalam diri kalian masing-masing. Engkau tidak berbeda dari Aku. Jangan sangsi atau mempunyai pandangan yang berbeda dalam hal ini. Tingkatkan kasihmu, itulah latihan spiritual ( saadhana ) yang tepat. Kalau buah kasih dalam hatimu ranum, engkau dapat berbagi sari buahnya dengan semua makhluk. Dengan demikian, pertama-tama biarlah buah kasih itu menjadi ranum di dalam hatimu. Bila kaupenuhi hatimu dengan kasih yang murni, kasih itu dapat kaubagikan kepada semua makhluk. Kemudian semua orang akan menjadi perwujudan kasih dan sama sekali tidak akan ada peluang untuk kebencian serta kekerasan di dunia ini .
Dewasa ini ke mana pun engkau memandang, akan kaulihat kebencian dan perselisihan pendapat di antara orang banyak. Sebenarnya itu bukan pertikaian dalam pengertian yang sebenarnya. Mungkin tampak ada perselisihan dalam kehidupan duniawi , tetapi dari segi spiritual semuanya satu.
Pada hakikatnya hanya Tuhanlah pahlawan, semua lainnya hanya punakawan. Hanya Tuhanlah Yang Maha Tunggal dan dapat diibaratkan dengan angka satu. Semua lainnya ibarat angka nol yang berada di samping angka satu. Itulah sebabnya mereka memperoleh nilai . Hilangkan ( angka ) satu tersebut, maka semua angka nol ( di sampingnya ) akan nihil, tidak ada nilainya! Karena itu, hanya Tuhanlah yang paling penting dalam hidup kita. Manaslah ( peralatan batin dalam fungsinya untuk berpikir ) yang bertanggung jawab atas segala kesedihan , penderitaan , atau pun kegembiraan yang dialami manusia. Sejumlah orang menganggap manas itu buruk dan menyebutnya seperti pikiran kera ( monkey mind ). Menurut pendapat-Ku, itu bukan monkey
mind, tetapi man-kind ‘jenis pikiran manusia’ dan ‘baik kepada manusia’. Manas itu selalu baik. Manaslah yang memberimu sukacita dan kegembiraan. Manas jugalah yang menyebabkan engkau merasa khawatir dan sedih. Kalau engkau dapat menjaga agar manas berada dalam keadaan yang baik, tidak akan ada hal yang buruk. Anggaplah juga manas sebagai ( perwujudan ) Tuhan.
Kebenaran ada di mana-mana. Bila engkau memikirkan dan merenungkannya, kebenaran juga dapat terungkap dalam dirimu. Karena itu, teruslah merenungkan kebenaran.
Mengapa tubuh ini dinamai Sathya Sai? Hanya kebenaranlah yang terungkap dari Sai ini . Sathyam hadir di hati siapa pun juga yang merenungkan kebenaran. Karena itu, jangan pernah melupakan kebenaran.
Darma ‘kebajikan’ merupakan reaksi , cerminan, dan gema kebenaran ( satyam ) . Sesungguhnya tiada darma yang lebih mulia daripada mengikuti kebenaran ( satyaannaasti paro dharmah ).
Dewasa ini kita mengajarkan beberapa cabang ilmu pengetahuan dalam pendidikan sekuler. Namun, ini bukan pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan sejati berkaitan dengan
kebenaran yang timbul dari hati manusia. Kebenaran ini tidak bernama dan tidak berwujud.Apa gerangan wujud kebenaran? Apakah wujud darma? Apakah wujud kedamaian ( shaanti )? Kebenaran ( satya ), kebajikan ( dharma ), kedamaian ( shaanti ), kasih ( preema ) ,dan tanpa kekerasan ( ahimsa ), semuanya tidak berwujud. Kita harus mengungkapkan nilai-nilai kemanusiaan ini dari hati kita.
Jenis energi Tuhan yang tidak ada dalam diri manusia juga tidak akan dapat ditemukan dalam makhluk hidup lainnya. Karena itu, sesungguhnya manusia adalah ( perwujudan ) Tuhan. Ia adalah Tuhan dalam wujud manusia.
Kalian semua menganggap seorang manusia hanya sebagai manusia. Itulah sebabnya mengapa kalian melakukan demikian banyak kekeliruan. Engkau tidak hanya seorang manusia. Sesungguhnya engkau adalah Tuhan. Berpikirlah bahwa engkau adalah Tuhan, maka engkau akan menjadi Tuhan ( kesadaranmu akan menunggal dengan kesadaran Tuhan, keterangan
penerjemah ). Yad bhaavam tad bhavati. ‘Sebagaimanaperasaannya, maka demikianlah hasilnya’. Bila engkau berpikir buruk, engkau hanya akan mendapat berbagai gagasan yang buruk.
Semua orang di dunia ini mencintai seseorang. Meskipun demikian, cinta semacam itu ada bedanya. Mahasiswa dan pelajar mencintai teman mereka sesama mahasiswa dan pelajar. Kaum wanita menyayangi perempuan lain. Tuhan ada dalam perempuan ini maupun perempuan lainnya. Keduanya adalah perwujudan Tuhan. Tuhan Yang Maha Esa ada dalam segala badan. Kita harus mengasihi setiap manusia. Kasihi semuanya, bantu dan layani semuanya, karena Tuhan ada dalam semua manusia.
Di alam semesta ini , tiada tempat tanpa kehadiran Tuhan. Tuhan ada di angkasa, di air, dalam suara, dan dalam cahaya ( sebagai kesadaran universal , keterangan penerjemah ). Dengan demikian segala sesuatu dalam alam semesta ini adalah perwujudan Tuhan. Manusia mengabaikan Tuhan yang ada di mana-mana dan memuja Tuhan dalam bentuk suatu arca di pura. Tentu saja engkau bisa memuja patung tersebut. Itu tidak ada salahnya. Namun, engkau harus menyadari kebenaran bahwa Tuhan yang sama yang ada di dalam patung itu, juga ada dalam setiap manusia, bahkan dalam setiap makhluk!
Aku tidak berkata bahwa memuja patung-patung itu salah. Akan tetapi , engkau sendiri adalah ( perwujudan ) Tuhan . Pertama-tama anggaplah dirimu sendiri sebagai Tuhan, kemudian mulailah melihat Tuhan yang sama dalam setiap makhluk hidup.
Tubuhmu adalah pura. Ada energi Tuhan dalam pura itu. Meskipun demikian, dalam konteks ini harus digunakan sedikit pertimbangan. Engkau harus menyelidiki apakah energi ini adalah Tuhan. Sesungguhnya badan juga ( merupakan perwujudan ) Tuhan. Tuhan ada dalam setiap atom dan setiap sel tubuh manusia. Dalam alam semesta ini tiada tempat tanpa kehadiran Tuhan. Karena itu, jangan meragukan adanya Tuhan.
Jangan melupakan Tuhan. Sesungguhnya, bila engkau melupakan dirimu ( yang sejati ), itu sama saja dengan melupakan Tuhan. Karena itu, jangan lupakan dirimu yang sejati . Itulah sebabnya engkau dinasihati , “Berhati-hatilah selalu.” Engkau harus terus menerus bertanya kepada dirimu sendiri , “Apakah aku melupakan Tuhan ( kesadaran universal yang merupakan jati diriku )?”
Engkau harus selalu menyadari sifatmu yang sejati dan mengingatkan dirimu sendiri , “Aku adalah aku ( yang bersifat universal ).” Bila engkau menetap teguh dalam kebenaran ini , tidak akan ada kesempatan sama sekali untuk berpikir yang buruk mengenai orang lain. Karena tidak menyadari kenyataan dirinya yang sejati , orang-orang yang bodoh dan bebal berpikir sebaliknya.
Tuhan ( kesadaran universal ) ada dalam semua manusia. Kepala semua manusia di dunia ini adalah kepala Tuhan sendiri ; sungguh. Itulah sebabnya Tuhan dilukiskan sebagai virat svaruupa ‘Tuhan yang mengejawantah dalam wujud kosmis’. Wujud Tuhan adalah wujud kosmis. Setiap entitas dalam wujud kosmis itu mempunyai rupa yang berbeda. Meskipun demikian, Tuhan ada dalam kesadaran setiap wujud.
Dalam Bhagawad Gita 5 : 7, Krishna menyatakan ,
“Mamaivamshoo jiivalookee jiivabhuutah sanaatanah.” Artinya, ‘Atma yang abadi dalam segala makhluk adalah bagian dari diri-Ku’. Akulah yang ada dalam diri kalian masing-masing. Engkau tidak berbeda dari Aku. Jangan sangsi atau mempunyai pandangan yang berbeda dalam hal ini. Tingkatkan kasihmu, itulah latihan spiritual ( saadhana ) yang tepat. Kalau buah kasih dalam hatimu ranum, engkau dapat berbagi sari buahnya dengan semua makhluk. Dengan demikian, pertama-tama biarlah buah kasih itu menjadi ranum di dalam hatimu. Bila kaupenuhi hatimu dengan kasih yang murni, kasih itu dapat kaubagikan kepada semua makhluk. Kemudian semua orang akan menjadi perwujudan kasih dan sama sekali tidak akan ada peluang untuk kebencian serta kekerasan di dunia ini .
Dewasa ini ke mana pun engkau memandang, akan kaulihat kebencian dan perselisihan pendapat di antara orang banyak. Sebenarnya itu bukan pertikaian dalam pengertian yang sebenarnya. Mungkin tampak ada perselisihan dalam kehidupan duniawi , tetapi dari segi spiritual semuanya satu.
Pada hakikatnya hanya Tuhanlah pahlawan, semua lainnya hanya punakawan. Hanya Tuhanlah Yang Maha Tunggal dan dapat diibaratkan dengan angka satu. Semua lainnya ibarat angka nol yang berada di samping angka satu. Itulah sebabnya mereka memperoleh nilai . Hilangkan ( angka ) satu tersebut, maka semua angka nol ( di sampingnya ) akan nihil, tidak ada nilainya! Karena itu, hanya Tuhanlah yang paling penting dalam hidup kita. Manaslah ( peralatan batin dalam fungsinya untuk berpikir ) yang bertanggung jawab atas segala kesedihan , penderitaan , atau pun kegembiraan yang dialami manusia. Sejumlah orang menganggap manas itu buruk dan menyebutnya seperti pikiran kera ( monkey mind ). Menurut pendapat-Ku, itu bukan monkey
mind, tetapi man-kind ‘jenis pikiran manusia’ dan ‘baik kepada manusia’. Manas itu selalu baik. Manaslah yang memberimu sukacita dan kegembiraan. Manas jugalah yang menyebabkan engkau merasa khawatir dan sedih. Kalau engkau dapat menjaga agar manas berada dalam keadaan yang baik, tidak akan ada hal yang buruk. Anggaplah juga manas sebagai ( perwujudan ) Tuhan.
Nityaanandam, parama-sukhadam, kevala-jnaanamuurtim, dwandwaatiitam, gagana-sadrsham, tattvamasyaadi -lakshyam, ekam, nityam, vimalam, achalam, sarvadhii-saakshibhuutam, bhaavaatiitam, trigunarahitam.
‘Atma adalah perwujudan
‘Atma adalah perwujudan
kebahagiaan abadi , kebijaksanaan mutlak, melampaui segala sifat yang bertentangan , luas dan meliputi segala sesuatu bagaikan angkasa, tujuan yang ditunjukkan oleh pernyataan agung kitab Veda ( Mahaavaakya ), Tat tvam asi, ‘Itulah engkau’. ( Yang dimaksud dengan itu adalah kesadaran universal Yang Mahabesar dan tak terlukiskan ). ‘Atma itu abadi , murni , tidak berubah, saksi segala fungsi akal budi , melampaui segala kondisi mental dan ketiga sifat: sattva, rajas, dan tamas’.
Engkau dapat menyebutnya atma, atau manas, atau kesadaran, semuanya satu2). Prinsip yang sama kita anggap mempunyai nama yang berbeda-beda sesuai dengan kesenangan dan referensi kita. Misalnya saja, badan ini telah dinamai Sathya. Nama ini diberikan untuk tubuh dan bukan untuk Aku. Aku bukan badan. Aku bukan pikiran. Aku bukan akal budi. Aku bukan ingatan. Aku bukan imajinasi. Bhagawan adalah Bhagawan. Engkau harus memupuk keyakinan yang teguh seperti itu.
Ada kemungkinan sejumlah orang manasnya rentan pada gangguan yang timbul akibat perubahan dalam kebiasaan makan dan rekreasi . Juga mungkin mereka dipengaruhi oleh sejumlah teman dalam hal ini . Sering Aku mengulang-ulang pepatah ini . “Katakan kepadaku siapa temanmu, akan kukatakan kepadamu orang macam apakah engkau.” Karena itu, Kunasihati engkau agar bergaul dengan jiwa-jiwa yang mulia.
Satsanggatve nissanggatvam.
Nissanggatve nirmoohatvam, Nirmohatve nishcalatattvam, Nishcalatattvee jiivanmuktih.
( Sloka bahasa Sanskerta ).
Artinya,
‘Pergaulan dengan teman yang baik menimbulkan
ketidakterikatan , ketidakterikatan membuat manusia bebas dari khayal maya, bebas dari khayal maya menimbulkan kemantapan
pikiran , kemantapan pikiran memberikan kebebasan ( dari
lingkaran kelahiran dan kematian )’.
Nissanggatve nirmoohatvam, Nirmohatve nishcalatattvam, Nishcalatattvee jiivanmuktih.
( Sloka bahasa Sanskerta ).
Artinya,
‘Pergaulan dengan teman yang baik menimbulkan
ketidakterikatan , ketidakterikatan membuat manusia bebas dari khayal maya, bebas dari khayal maya menimbulkan kemantapan
pikiran , kemantapan pikiran memberikan kebebasan ( dari
lingkaran kelahiran dan kematian )’.
Setiap orang dapat mencapai mukti ‘kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian ’. Tetapi kapan ? Begitu kesadaranmu menetap dalam kebenaran ‘aku’ adalah atma ( kesadaran universal )’, maka engkau akan mencapai kebebasan.
Selalulah berpikir, “Swami ada dalam diriku.” “Aku ada dalam Swami.” Meskipun demikian, tidak akan ada gunanya bila engkau hanya mengulang-ulang, “Aku Swami, aku Swami,” dengan pikiran yang melompat-lompat. Tingkatkan keyakinan yang teguh, “Aku Swami,” “Aku Tuhan, Aku Tuhan.”
Hanya bila engkau memupuk keyakinan yang teguh seperti itu, engkau akan mencapai Tuhan yang nirgunam, niranjanam, sanaatana niketanam, nitya, shuddha, buddha, mukta, nirmala svaruupinam. Tuhan ( kesadaran universal ) itu tidak bersifat, tidak bercela, sumber asal dan tujuan segala eksistensi , abadi , murni, menyadari kenyataannya yang sejati , bebas ( dari segala khayal dan kelekatan duniawi ), pada hakikatnya suci dan tak bernoda’.
Sebaliknya, bila manasmu dicemari pikiran-pikiran yang buruk, segala sesuatu akan menjadi buruk bagimu. Dewasa ini bahkan air pun tercemar. Tubuh manusia akan terkena berbagai penyakit akibat polusi air ini . Karena itu, badan jasmani ini juga perlu dilindungi sampai taraf tertentu.
Menurut perkiraanmu, untuk tujuan apa Tuhan menganugerahkan badan kepadamu? Hanya untuk membuat engkau menyadari dirimu yang sejati . Akan tetapi , engkau melupakan tujuan ini dan memusatkan pikiranmu pada badan jasmani . Sebenarnya, apa yang ada dalam badan jasmani ? Badan ini ibarat gelembung air. Pikiran seperti kera gila. Jangan mengikuti badan. Jangan mengikuti pikiran . Ikuti hati nuranimu. Bila engkau mempelajari prinsip yang sederhana ini , hidupmu akan disucikan.
Engkau tidak perlu mengindahkan segala yang dikatakan orang banyak. Kemurnian kesadaran merupakan hasil yang diperoleh dari pengetahuan ( tentang kenyataan sejati ). Engkau hanya akan mencapai kebijaksanaan bila kesadaranmu murni.
Kemurnian manas sangat penting. Jagalah agar manasmu murni, bebas dari segala jenis pencemaran. Bila ada pikiran buruk yang memasuki manasmu, ingatkan dirimu, “Ini tidak baik; ini bukan gagasanku, bukan gagasanku,” dan usirlah pikiran -pikiran buruk itu. Katakan pada dirimu sendiri , “Semua ini bukan milikku, yang kupunyai hanyalah pikiran dan gagasan yang baik.”
Teruslah mengingat kebenaran bahwa kasih adalah Tuhan. Hiduplah dalam kasih. Jika engkau dapat meningkatkan pikiran yang positif dan luhur seperti itu, segala sesuatu akan menjadi baik ( atau berakhir dengan baik ) bagimu. Ada sejumlah orang di sini yang teperdaya oleh hal -hal yang bersifat sementara. Tentu hatimu murni . Engkau hanya mempunyai pikiran-pikiran yang murni . Namun, kadang-kadang terjadi pencemaran ( pikiran ). Engkau harus menjaga agar hal ini tidak terjadi . Itu merupakan latihan spiritual ( saadhana ) bagimu.
Apa yang dimaksud dengan saadhana? Apakah saadhana berarti duduk bermeditasi dan melakukan japa ‘mengulangulang nama Tuhan atau doa’? Tidak. Ini bukan saadhana. Apa arti meditasi menurut perkiraanmu? Engkau mengira bahwa meditasi adalah duduk di tempat yang suci dan merenungkan nama Tuhan. Sama sekali bukan! Renungkan gagasan yang murni dalam pikiranmu. Renungkan kenyataan dirimu yang sejati .
Bila engkau benar-benar ingin mengetahui rahasia saadhana, hal ini dapat dijelaskan dengan cara yang sangat sederhana. Misalnya saja, mantapkan dan heningkan pikiranmu selama 11 detik. Dalam waktu sesingkat itu engkau dapat mencapai kesadaran ( diri sejati ). Kesadaran ( diri sejati ) tidak bisa dicapai bila engkau resah seperti jam dinding. Hanya mengheningkan cipta selama 11 detik sudah cukup. Tetapi , bahkan itu pun tidak kaulakukan. Banyak yang dapat kaucapai dalam waktu 11 detik itu. Karena itu, jangan menyusahkan dirimu sendiri tanpa guna. Kini engkau membuat tubuhmu menanggung banyak kesulitan.
Engkau juga memboroskan banyak uang. Memboroskan uang itu salah. Waktu yang terbuang adalah hidup yang terbuang. Karena itu, jangan menghamburkan uang dan jangan membuang-buang waktu. Waktu adalah Tuhan dan Tuhan adalah waktu.
Karena itu, bila engkau mempunyai waktu, renungkan Swami. Aku pasti akan muncul di hadapanmu. Tidak hanya itu, Aku bahkan akan bercakap-cakap dengan engkau. Aku menerima beberapa surat yang menyatakan bahwa Swami telah menampakkan diri di hadapan mereka dan bercakap-cakap menerima beberapa surat yang menyatakan bahwa Swami telah menampakkan diri di hadapan mereka dan bercakap-cakap dengan mereka. Engkau juga dapat melakukan saadhana semacam itu. Tingkatkan keyakinan yang teguh kepada Swami. Engkau pasti akan berhasil dalam latihan spiritualmu.
Sejumlah orang telah datang ke sini sebagai bakta. Jelas mereka mempunyai bakti yang mendalam kepada Swami. Akan tetapi , apa yang dimaksud dengan bakti? Apakah ciri khas seorang bakta? Pertama-tama ini harus dianalisis. Yang pertama dan terpenting, engkau harus memupuk keyakinan.
Selalulah berpikir, “Swami ada dalam diriku.” “Aku ada dalam Swami.” Meskipun demikian, tidak akan ada gunanya bila engkau hanya mengulang-ulang, “Aku Swami, aku Swami,” dengan pikiran yang melompat-lompat. Tingkatkan keyakinan yang teguh, “Aku Swami,” “Aku Tuhan, Aku Tuhan.”
Hanya bila engkau memupuk keyakinan yang teguh seperti itu, engkau akan mencapai Tuhan yang nirgunam, niranjanam, sanaatana niketanam, nitya, shuddha, buddha, mukta, nirmala svaruupinam. Tuhan ( kesadaran universal ) itu tidak bersifat, tidak bercela, sumber asal dan tujuan segala eksistensi , abadi , murni, menyadari kenyataannya yang sejati , bebas ( dari segala khayal dan kelekatan duniawi ), pada hakikatnya suci dan tak bernoda’.
Sebaliknya, bila manasmu dicemari pikiran-pikiran yang buruk, segala sesuatu akan menjadi buruk bagimu. Dewasa ini bahkan air pun tercemar. Tubuh manusia akan terkena berbagai penyakit akibat polusi air ini . Karena itu, badan jasmani ini juga perlu dilindungi sampai taraf tertentu.
Menurut perkiraanmu, untuk tujuan apa Tuhan menganugerahkan badan kepadamu? Hanya untuk membuat engkau menyadari dirimu yang sejati . Akan tetapi , engkau melupakan tujuan ini dan memusatkan pikiranmu pada badan jasmani . Sebenarnya, apa yang ada dalam badan jasmani ? Badan ini ibarat gelembung air. Pikiran seperti kera gila. Jangan mengikuti badan. Jangan mengikuti pikiran . Ikuti hati nuranimu. Bila engkau mempelajari prinsip yang sederhana ini , hidupmu akan disucikan.
Engkau tidak perlu mengindahkan segala yang dikatakan orang banyak. Kemurnian kesadaran merupakan hasil yang diperoleh dari pengetahuan ( tentang kenyataan sejati ). Engkau hanya akan mencapai kebijaksanaan bila kesadaranmu murni.
Kemurnian manas sangat penting. Jagalah agar manasmu murni, bebas dari segala jenis pencemaran. Bila ada pikiran buruk yang memasuki manasmu, ingatkan dirimu, “Ini tidak baik; ini bukan gagasanku, bukan gagasanku,” dan usirlah pikiran -pikiran buruk itu. Katakan pada dirimu sendiri , “Semua ini bukan milikku, yang kupunyai hanyalah pikiran dan gagasan yang baik.”
Teruslah mengingat kebenaran bahwa kasih adalah Tuhan. Hiduplah dalam kasih. Jika engkau dapat meningkatkan pikiran yang positif dan luhur seperti itu, segala sesuatu akan menjadi baik ( atau berakhir dengan baik ) bagimu. Ada sejumlah orang di sini yang teperdaya oleh hal -hal yang bersifat sementara. Tentu hatimu murni . Engkau hanya mempunyai pikiran-pikiran yang murni . Namun, kadang-kadang terjadi pencemaran ( pikiran ). Engkau harus menjaga agar hal ini tidak terjadi . Itu merupakan latihan spiritual ( saadhana ) bagimu.
Apa yang dimaksud dengan saadhana? Apakah saadhana berarti duduk bermeditasi dan melakukan japa ‘mengulangulang nama Tuhan atau doa’? Tidak. Ini bukan saadhana. Apa arti meditasi menurut perkiraanmu? Engkau mengira bahwa meditasi adalah duduk di tempat yang suci dan merenungkan nama Tuhan. Sama sekali bukan! Renungkan gagasan yang murni dalam pikiranmu. Renungkan kenyataan dirimu yang sejati .
Bila engkau benar-benar ingin mengetahui rahasia saadhana, hal ini dapat dijelaskan dengan cara yang sangat sederhana. Misalnya saja, mantapkan dan heningkan pikiranmu selama 11 detik. Dalam waktu sesingkat itu engkau dapat mencapai kesadaran ( diri sejati ). Kesadaran ( diri sejati ) tidak bisa dicapai bila engkau resah seperti jam dinding. Hanya mengheningkan cipta selama 11 detik sudah cukup. Tetapi , bahkan itu pun tidak kaulakukan. Banyak yang dapat kaucapai dalam waktu 11 detik itu. Karena itu, jangan menyusahkan dirimu sendiri tanpa guna. Kini engkau membuat tubuhmu menanggung banyak kesulitan.
Engkau juga memboroskan banyak uang. Memboroskan uang itu salah. Waktu yang terbuang adalah hidup yang terbuang. Karena itu, jangan menghamburkan uang dan jangan membuang-buang waktu. Waktu adalah Tuhan dan Tuhan adalah waktu.
Karena itu, bila engkau mempunyai waktu, renungkan Swami. Aku pasti akan muncul di hadapanmu. Tidak hanya itu, Aku bahkan akan bercakap-cakap dengan engkau. Aku menerima beberapa surat yang menyatakan bahwa Swami telah menampakkan diri di hadapan mereka dan bercakap-cakap menerima beberapa surat yang menyatakan bahwa Swami telah menampakkan diri di hadapan mereka dan bercakap-cakap dengan mereka. Engkau juga dapat melakukan saadhana semacam itu. Tingkatkan keyakinan yang teguh kepada Swami. Engkau pasti akan berhasil dalam latihan spiritualmu.
Sejumlah orang telah datang ke sini sebagai bakta. Jelas mereka mempunyai bakti yang mendalam kepada Swami. Akan tetapi , apa yang dimaksud dengan bakti? Apakah ciri khas seorang bakta? Pertama-tama ini harus dianalisis. Yang pertama dan terpenting, engkau harus memupuk keyakinan.
Di mana ada keyakinan, di situ ada kasih.
Di mana ada kasih, di situ ada kebenaran.
Di mana ada kebenaran, di situ Tuhan berada.
Di mana ada kasih, di situ ada kebenaran.
Di mana ada kebenaran, di situ Tuhan berada.
Kebenaran ( Brahman atau kesadaran universal ) adalah Tuhan. Engkau tidak perlu melakukan usaha khusus untuk mengetahui kebenaran. Sesungguhnya 11 detik sudah cukup untuk menyadari kebenaran ( atau kenyataan dirimu yang sejati ). Renungkan kebenaran (kenyataan diri sejatimu ini ) selama sebelas detik, maka engkau akan bisa memperoleh darshan ‘penampakan’ Tuhan3).
Engkau membebani tubuhmu dengan tidak semestinya dan duduk berjam-jam untuk bermeditasi . Akhirnya kaki , tangan, dan punggungmu sakit. Jangan melakukan kegiatan yang membuat sendimu sakit. Akhirnya engkau berobat ke dokter yang akan mendiagnosa masalahmu sebagai penyakit rematik. Itu sama sekali bukan sakit rematik. Itu akibat saadhana yang keliru. Tetaplah mengikuti jadwal waktu 11 detik, maka engkau tidak akan merasa sakit. Selain itu, engkau juga bisa makan tepat pada waktunya.
Mengenai makanan, engkau harus mengetahui hal-hal tertentu yang agak sulit dimengerti atau tidak kausadari4) dan menerapkan beberapa pembatasan. Jangan makan makanan yang tidak vegetarian seperti daging dan ikan . Sebenarnya banyak orang asing yang biasa makan makanan non-vegetarian. Makanan semacam itu menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker. Karena itu, hentikan sama sekali makanan yang non-vegetarian .
Tidak hanya itu, mereka juga suka sekali makan keju. Semakin banyak engkau makan keju, engkau akan menjadi semakin lemah. Engkau juga jangan minum susu secara berlebih-lebihan. Terlalu banyak minum susu itu buruk sekali , harus dalam batas. Susu harus diencerkan dengan air dalam perbandingan yang sama. Demikian pula halnya dengan yoghurt. Yoghurt tidak boleh kental , melainkan harus setengah kental . Jadi , engkau harus mengatur makanan yang kaumakan setiap hari. Makanan yang baik pada waktu yang semestinya sangat perlu untuk merenungkan Tuhan.
Bila engkau makan makanan yang benar dan menerapkan disiplin dalam kebiasaanmu, pasti engkau akan mendapat darshan ‘penampakan’ Tuhan pada saat itu juga. Engkau tidak perlu melakukan saadhana yang keras selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Engkau bisa selalu penuh kebahagiaan jiwa. Kebahagiaan jiwa adalah wujud Tuhan.
Engkau ingin mendapat kebahagiaan jiwa, tetapi dari mana engkau bisa memperolehnya? Apakah dari suatu toko di pasar? Atau dengan makan makanan mewah disertai beragam lauk di suatu rumah makan? Tidak, sama sekali tidak. Kebahagiaan jiwa harus timbul dari lubuk hatimu. Sesungguhnya engkau adalah perwujudan kebahagiaan jiwa. Pada waktu lahir engkau penuh kebahagiaan jiwa. Akan tetapi , begitu engkau mulai memupuk kelekatan pada dunia, engkau mulai menangis. Karena itu, engkau harus mengurangi kelekatanmu pada hal-hal yang bersifat keduniawian .
Kini engkau mempunyai banyak ikatan dan kelekatan pada dunia. Dengan demikian engkau melemahkan badanmu. Ujung-ujungnya akan berakhir dengan kesedihan dan penderitaan.
Cemas adalah sifat yang sangat buruk. Tergesa-gesa, cemas, dan suka makan kari, ( hurry, worry, and curry ) gabungan ketiga hal ini sangat melemahkan jantung. Karena itu, jauhkan ketiga hal tersebut. Bila engkau mengalami kesulitan, yakinkan dirimu sendiri bahwa hal itu akan lewat bagaikan awan yang berlalu, dengan demikian engkau tidak akan khawatir. Apa pun yang datang, harus pergi . Hal itu bersifat sementara. Demikian pula halnya dengan badan manusia. Karena itu, perhatikan badanmu hanya sejauh diperlukan . Tubuh harus dipelihara dalam batas-batas
yang semestinya. Jika tidak, tubuh akan rusak. Engkau harus sangat berhati -hati . Mereka yang melakukan saadhana dan ingin mendapat darshan ‘melihat Tuhan ’, sparshan ‘menyentuh ( kaki ) Beliau’, dan sambhashan ‘ bercakap-cakap dengan Beliau’, harusmengikuti nahasihat-Ku dalam hal ini . Pasti engkau akan mendapat darshan Tuhan dan bahkan dapat bercakap-cakap dengan Beliau.
Bakti ( kepada Tuhan ) itu tidak hanya ( diungkapkandengan ) melakukan pemujaan-pemujaan tertentu, atau menjalankan nazar religius, atau melakukan japa. Syarat bakti yang sejati adalah kasih yang tak tergoyahkan kepada Tuhan tanpa adanya delusi .5) Engkau harus meningkatkan kasih yang teguh seperti itu kepada Tuhan. Kemudian pasti engkau akan mencapai Tuhan.
Karena sekarang orang-orang terikat dan melekat pada dunia, sifat-sifat jahat tumbuh dalam diri mereka. Kaama, ‘nafsu keduniawian’, dan krodha, ‘kemarahan’, adalah musuh manusia yang paling jahat. Engkau harus selalu gembira, tersenyum, dan penuh kasih. Bila engkau tersenyum, secara otomatis kasih akan tumbuh dalam dirimu. Tentu saja ada sejumlah orang yang wajahnya masam. Engkau harus selalu tersenyum dan riang gembira. Tuhan selalu penuh kebahagiaan. Beliau sama sekali tidak mencemaskan apa pun. Di dekat Tuhan sama sekali tidak ada kesedihan dan kecemasan. Perhatikan Aku. Aku selalu tersenyum riang. Aku tidak mempunyai rasa sakit atau penderitaan .
Aku mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. Beberapa waktu yang lampau, kaki-Ku cedera karena suatu kesalahan yang dilakukan beberapa mahasiswa. Ada empat retak di tulang pinggul -Ku. Sejumlah dokter memeriksa Aku dan memutuskan untuk memasang gips. Aku tidak mau. Aku berjalan di balkon dan memberi darshan kepada para bakta . Bahkan sekarang pun satu kakiku lebih pendek dua inci ( lima centimeter ).
Beberapa dokter, termasuk Dr.Pillay dan putranya dari Singapore, datang dan ingin memeriksa Aku. Mereka dokter spesialis tulang. Juga beberapa ahli dari Amerika dan negara lain datang. Mereka memohon, “Swami! Mohon berilah kami waktu lima menit saja untuk memeriksa kaki Swami .” Kukatakan kepada mereka, “Bila kalian ingin , akan Kuberi kalian lima jam untuk tujuan spiritual . Tetapi Aku tidak mau membiarkan tubuh ini diperiksa dokter walaupun hanya untuk lima menit.” Bahkan sekarang pun beberapa mahasiswa memapah-Ku bila Aku berjalan . Aku berteriak kepada mereka dan berkata, “Aku tidak akan pergi bila kalian mengikuti Aku.” Demikianlah Kuberikan petunjuk yang keras kepada para mahasiswa yang mengiringi Aku. Aku bisa mengurus diri-Ku sendiri . Aku sama sekali tidak merasa sakit atau menderita. Aku bisa berjalan secara normal . Aku dapat berjalan dengan langkah yang normal dan tidak menggapai -gapai . Berat badan-Ku tetap sama selama bertahun-tahun, dari dulu 55 kg, tidak bertambah atau berkurang seperempat kilo pun. Aku selalu sehat walafiat. Tidak seorang pun perlu mencemaskan kesehatan-Ku. Aku akan selalu bahagia.
Bila engkau memandang Swami dari segi lahiriah, engkau akan mengira mungkin Swami menderita nyeri yang hebat. Sama sekali tidak! Aku sama sekali tidak merasa sakit. Seandainya pun ada rasa sakit, kasihmu kepada Swami akan melenyapkan rasa sakit itu. Cukuplah bila Aku memandang kalian, segala rasa sakit-Ku lenyap! Aku akan senang dan ceria. Rasa sakit-Ku, kalau pun ada, harus dilenyapkan oleh kasihmu kepada Swami, bukannya oleh para dokter.
Kiranya apa alasannya sehingga hari ini demikian banyak orang berkumpul di sini ? Apa arti yang terkandung dalam hal ini? Aku senang sekali karena bisa mendapat kasih demikian banyak orang.
Berbahagialah juga kalian di mana pun kalian berada. Aku selalu bahagia. Aku senang sekali melihat kalian semua di sini . Ini nasib baikmu. Kali ini semua orang telah datang ke sini dengan kasih dan bakti yang mendalam. Itu membuat Aku senang sekali dan riang gembira.
Mulai besok Aku ingin sekali datang ke Pendapa Sai Kulwant dengan berjalan kaki untuk memberikan darshan kepada kalian. Tidak ada obat yang lebih berkhasiat daripada kasih. Kasih kalian adalah obat-Ku. Itulah obat yang paling mujarab. Demikian pula, kasih-Ku adalah obat yang ampuh bagi kalian semua.
Selalulah bahagia dan riang gembira. Tempuh hidup kalian dengan kasih sayang bagaikan anggota satu keluarga. Jangan merasa tertekan bila mengalami kesulitan dan penderitaan yang remeh. Jangan mencemaskan apa pun. Sekalipun istri dan anakanakmu menderita penyakit apa saja, jangan bingung dan gelisah. Kembalilah ke tempat tinggalmu dengan keyakinan yang teguh bahwa segala sesuatu akan menjadi baik. Tempuhlah hidupmu dengan gembira dan tentram. ( Pada waktu itu Swami memperlihatkan lingga--yang tadi telah Beliau ciptakan--kepada hadirin dan bertanya ). Kalian lihatkah lingga ini? Lingga ini berat. Lingga yang lebih besar akan timbul dari mulut Swami . Perayaan Shivaraatri sudah mendekat.
Wacana Bhagawan pada penutupan Konperensi Kaum Muda Sai Sedunia di Pendapa Sai Kulwant, Prashaanti Nilayam, 28 - 7 - 2007.
Engkau membebani tubuhmu dengan tidak semestinya dan duduk berjam-jam untuk bermeditasi . Akhirnya kaki , tangan, dan punggungmu sakit. Jangan melakukan kegiatan yang membuat sendimu sakit. Akhirnya engkau berobat ke dokter yang akan mendiagnosa masalahmu sebagai penyakit rematik. Itu sama sekali bukan sakit rematik. Itu akibat saadhana yang keliru. Tetaplah mengikuti jadwal waktu 11 detik, maka engkau tidak akan merasa sakit. Selain itu, engkau juga bisa makan tepat pada waktunya.
Mengenai makanan, engkau harus mengetahui hal-hal tertentu yang agak sulit dimengerti atau tidak kausadari4) dan menerapkan beberapa pembatasan. Jangan makan makanan yang tidak vegetarian seperti daging dan ikan . Sebenarnya banyak orang asing yang biasa makan makanan non-vegetarian. Makanan semacam itu menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker. Karena itu, hentikan sama sekali makanan yang non-vegetarian .
Tidak hanya itu, mereka juga suka sekali makan keju. Semakin banyak engkau makan keju, engkau akan menjadi semakin lemah. Engkau juga jangan minum susu secara berlebih-lebihan. Terlalu banyak minum susu itu buruk sekali , harus dalam batas. Susu harus diencerkan dengan air dalam perbandingan yang sama. Demikian pula halnya dengan yoghurt. Yoghurt tidak boleh kental , melainkan harus setengah kental . Jadi , engkau harus mengatur makanan yang kaumakan setiap hari. Makanan yang baik pada waktu yang semestinya sangat perlu untuk merenungkan Tuhan.
Bila engkau makan makanan yang benar dan menerapkan disiplin dalam kebiasaanmu, pasti engkau akan mendapat darshan ‘penampakan’ Tuhan pada saat itu juga. Engkau tidak perlu melakukan saadhana yang keras selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Engkau bisa selalu penuh kebahagiaan jiwa. Kebahagiaan jiwa adalah wujud Tuhan.
Engkau ingin mendapat kebahagiaan jiwa, tetapi dari mana engkau bisa memperolehnya? Apakah dari suatu toko di pasar? Atau dengan makan makanan mewah disertai beragam lauk di suatu rumah makan? Tidak, sama sekali tidak. Kebahagiaan jiwa harus timbul dari lubuk hatimu. Sesungguhnya engkau adalah perwujudan kebahagiaan jiwa. Pada waktu lahir engkau penuh kebahagiaan jiwa. Akan tetapi , begitu engkau mulai memupuk kelekatan pada dunia, engkau mulai menangis. Karena itu, engkau harus mengurangi kelekatanmu pada hal-hal yang bersifat keduniawian .
Kini engkau mempunyai banyak ikatan dan kelekatan pada dunia. Dengan demikian engkau melemahkan badanmu. Ujung-ujungnya akan berakhir dengan kesedihan dan penderitaan.
Cemas adalah sifat yang sangat buruk. Tergesa-gesa, cemas, dan suka makan kari, ( hurry, worry, and curry ) gabungan ketiga hal ini sangat melemahkan jantung. Karena itu, jauhkan ketiga hal tersebut. Bila engkau mengalami kesulitan, yakinkan dirimu sendiri bahwa hal itu akan lewat bagaikan awan yang berlalu, dengan demikian engkau tidak akan khawatir. Apa pun yang datang, harus pergi . Hal itu bersifat sementara. Demikian pula halnya dengan badan manusia. Karena itu, perhatikan badanmu hanya sejauh diperlukan . Tubuh harus dipelihara dalam batas-batas
yang semestinya. Jika tidak, tubuh akan rusak. Engkau harus sangat berhati -hati . Mereka yang melakukan saadhana dan ingin mendapat darshan ‘melihat Tuhan ’, sparshan ‘menyentuh ( kaki ) Beliau’, dan sambhashan ‘ bercakap-cakap dengan Beliau’, harusmengikuti nahasihat-Ku dalam hal ini . Pasti engkau akan mendapat darshan Tuhan dan bahkan dapat bercakap-cakap dengan Beliau.
Bakti ( kepada Tuhan ) itu tidak hanya ( diungkapkandengan ) melakukan pemujaan-pemujaan tertentu, atau menjalankan nazar religius, atau melakukan japa. Syarat bakti yang sejati adalah kasih yang tak tergoyahkan kepada Tuhan tanpa adanya delusi .5) Engkau harus meningkatkan kasih yang teguh seperti itu kepada Tuhan. Kemudian pasti engkau akan mencapai Tuhan.
Karena sekarang orang-orang terikat dan melekat pada dunia, sifat-sifat jahat tumbuh dalam diri mereka. Kaama, ‘nafsu keduniawian’, dan krodha, ‘kemarahan’, adalah musuh manusia yang paling jahat. Engkau harus selalu gembira, tersenyum, dan penuh kasih. Bila engkau tersenyum, secara otomatis kasih akan tumbuh dalam dirimu. Tentu saja ada sejumlah orang yang wajahnya masam. Engkau harus selalu tersenyum dan riang gembira. Tuhan selalu penuh kebahagiaan. Beliau sama sekali tidak mencemaskan apa pun. Di dekat Tuhan sama sekali tidak ada kesedihan dan kecemasan. Perhatikan Aku. Aku selalu tersenyum riang. Aku tidak mempunyai rasa sakit atau penderitaan .
Aku mengungkapkan kejadian yang sebenarnya. Beberapa waktu yang lampau, kaki-Ku cedera karena suatu kesalahan yang dilakukan beberapa mahasiswa. Ada empat retak di tulang pinggul -Ku. Sejumlah dokter memeriksa Aku dan memutuskan untuk memasang gips. Aku tidak mau. Aku berjalan di balkon dan memberi darshan kepada para bakta . Bahkan sekarang pun satu kakiku lebih pendek dua inci ( lima centimeter ).
Beberapa dokter, termasuk Dr.Pillay dan putranya dari Singapore, datang dan ingin memeriksa Aku. Mereka dokter spesialis tulang. Juga beberapa ahli dari Amerika dan negara lain datang. Mereka memohon, “Swami! Mohon berilah kami waktu lima menit saja untuk memeriksa kaki Swami .” Kukatakan kepada mereka, “Bila kalian ingin , akan Kuberi kalian lima jam untuk tujuan spiritual . Tetapi Aku tidak mau membiarkan tubuh ini diperiksa dokter walaupun hanya untuk lima menit.” Bahkan sekarang pun beberapa mahasiswa memapah-Ku bila Aku berjalan . Aku berteriak kepada mereka dan berkata, “Aku tidak akan pergi bila kalian mengikuti Aku.” Demikianlah Kuberikan petunjuk yang keras kepada para mahasiswa yang mengiringi Aku. Aku bisa mengurus diri-Ku sendiri . Aku sama sekali tidak merasa sakit atau menderita. Aku bisa berjalan secara normal . Aku dapat berjalan dengan langkah yang normal dan tidak menggapai -gapai . Berat badan-Ku tetap sama selama bertahun-tahun, dari dulu 55 kg, tidak bertambah atau berkurang seperempat kilo pun. Aku selalu sehat walafiat. Tidak seorang pun perlu mencemaskan kesehatan-Ku. Aku akan selalu bahagia.
Bila engkau memandang Swami dari segi lahiriah, engkau akan mengira mungkin Swami menderita nyeri yang hebat. Sama sekali tidak! Aku sama sekali tidak merasa sakit. Seandainya pun ada rasa sakit, kasihmu kepada Swami akan melenyapkan rasa sakit itu. Cukuplah bila Aku memandang kalian, segala rasa sakit-Ku lenyap! Aku akan senang dan ceria. Rasa sakit-Ku, kalau pun ada, harus dilenyapkan oleh kasihmu kepada Swami, bukannya oleh para dokter.
Kiranya apa alasannya sehingga hari ini demikian banyak orang berkumpul di sini ? Apa arti yang terkandung dalam hal ini? Aku senang sekali karena bisa mendapat kasih demikian banyak orang.
Berbahagialah juga kalian di mana pun kalian berada. Aku selalu bahagia. Aku senang sekali melihat kalian semua di sini . Ini nasib baikmu. Kali ini semua orang telah datang ke sini dengan kasih dan bakti yang mendalam. Itu membuat Aku senang sekali dan riang gembira.
Mulai besok Aku ingin sekali datang ke Pendapa Sai Kulwant dengan berjalan kaki untuk memberikan darshan kepada kalian. Tidak ada obat yang lebih berkhasiat daripada kasih. Kasih kalian adalah obat-Ku. Itulah obat yang paling mujarab. Demikian pula, kasih-Ku adalah obat yang ampuh bagi kalian semua.
Selalulah bahagia dan riang gembira. Tempuh hidup kalian dengan kasih sayang bagaikan anggota satu keluarga. Jangan merasa tertekan bila mengalami kesulitan dan penderitaan yang remeh. Jangan mencemaskan apa pun. Sekalipun istri dan anakanakmu menderita penyakit apa saja, jangan bingung dan gelisah. Kembalilah ke tempat tinggalmu dengan keyakinan yang teguh bahwa segala sesuatu akan menjadi baik. Tempuhlah hidupmu dengan gembira dan tentram. ( Pada waktu itu Swami memperlihatkan lingga--yang tadi telah Beliau ciptakan--kepada hadirin dan bertanya ). Kalian lihatkah lingga ini? Lingga ini berat. Lingga yang lebih besar akan timbul dari mulut Swami . Perayaan Shivaraatri sudah mendekat.
Wacana Bhagawan pada penutupan Konperensi Kaum Muda Sai Sedunia di Pendapa Sai Kulwant, Prashaanti Nilayam, 28 - 7 - 2007.
Penterjemah : Ibu Retno Buntoro
Penjelasan :
1) Dari penyelidikan dalam fisika quantum ditemukan bahwa segala sesuatu di seluruh alam semesta yang tampaknya nyata dan kasat mata ini sesungguhnya adalah perwujudan kesadaran semesta. Segala sesuatu yang kasat mata atau kita persepsi sebagai benda ( padat, cair, dsb ) dapat kita reduksi menjadi molekul , lalu kita reduksi lagi menjadi atom. Di balik atom, segala yang padat lenyap. Atom terdiri dari elektron yang terus berputar. Setelah diselidiki , ternyata elektron ini merupakan unit-unit ( quantum ) energi yang bergetar keluar dan masuk eksistensi dengan kecepatan jutaan kali dalam sedetik sehingga mata manusia tidak mampu melihatnya. Seluruh alam semesta ini adalah fatamorgana quantum ( unit-unit energi ) yang masuk keluar dari eksistensi —masuk keluar dari kesadaran semesta--jutaan kali perdetik. Kesadaran semesta yang Mahacerdas, Mahakuasa, abadi, dan ada di mana-mana inilah kebenaran spiritual di balik segenap ciptaan . Inilah Brahman. Veda menyatakan, “Sarvam khalvidam Brahma,” ‘segala sesuatu dalam alam semesta ini adalah (perwujudan ) Brahman’.
2) Karena segala sesuatu pada hakikatnya adalah ( perwujudan ) kesadaran semesta, maka di sini di katakan bahwa atma, manas ‘peralatan batin dalam fungsinya untuk berpikir’, dan kesadaran , semuanya satu. Akan tetapi , disini kiranya kita perlu menyimak penjelasan
Shangkaraachaaya dalam kitab Vivekacuudaamani.
- Manas orang yang tamasik menyamakan dirinya
dengan badan jasmani.
- Manas orang yang rajasik menyamakan dirinya dengan
pikiran dan perasaan.
- Manas yang sattvik menyamakan diri dengan budi .
- Orang yang sudah melampaui ketiga sifat tamas, rajas,
dan sattva, akan mencapai identifikasi dengan kesadaran universal .
Jiwa Individu ( jivaatma ), atma , dan Brahman ( kesadaransemesta ) dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jivaatma adalah kesadaran orang yang mengidentifikasikan diri dengan selubung jasmani ( dengan nama dan rupa ), kesadarannya terkungkung dalam badan sehingga ia merasa dirinya sebagai individu yang terpisah dari alam semesta. Pengertian “aku” yang dimilikinya adalah “aku” yang terbatas pada nama dan rupa, atau “aku” yang ditulis dengan huruf kecil . Jivaatma dapat diibaratkan dengan sebuah gelombang di lautan.
Atma. Bila manusia melenyapkan segala batasan pribadi , kesadarannya meluas ke dalam kesadaran atma, kesadaran murni. Inilah “aku” yang universal , atau diri sejati . Atma dapat diibaratkan dengan air laut yang ada dalam semua gelombang.
Brahman. Bila jiwa lebur dalam atma, kesadaran individu menunggal dengan kesadaran semesta. Orang yang mencapai kesadaran Brahman masih mempunyai kepribadian sendiri, tetapi menghayati kesadaran semesta. Brahman dapat diibaratkan dengan samudra.
Pada hakikatnya jiwa, atma, dan Brahman itu satu seperti halnya gelombang, air laut, dan samudra sebenarnya satu dan sama.
3) Darshan yang diperoleh bisa penampakan Tuhan yang
mempunyai nama dan wujud ( saguna darshan ) atau
Tuhan yang tak bernama dan tak berwujud / penghayatan
kesadaran semesta ( nirguna darshan ); ini tergantung pada
meditasi orang yang bersangkutan.
4) Pengaruh yang tidak terlihat dalam makanan antara lain:
a. Kemurnian atau kebersihan peralatan masak.
b. Kemurnian atau kebersihan bahan makanan yang dimasak.
Apakah bahan makanan ini diperoleh secara halal atau
tidak. Apakah diperoleh dengan kekerasan ( dengan
mencabut nyawa makhluk hidup lain ). Juga kemurnian
pikiran penjualnya ikut berpengaruh.
c. Kemurnian proses memasak. Makanan dapat dicemari oleh vibrasi buruk juru masak yang watak atau pikirannya tidak baik. Untuk memurnikan makanan dari segala pengaruh buruk, jalan keluar yang dianjurkan kitab suci adalah dengan mempersembahkan makanan kepada Tuhan sebelum memakannya, dan menganggap makanan itu sebagai anugerah Tuhan. Doa untuk memurnikan makanan tercantum dalam
Bhagawad Gita Bab 4, sloka 24, serta Bab 15, sloka 14.
5) Yang dimaksud dengan kasih tanpa delusi yaitu kasih kepada
Tuhan dengan wiweka untuk membedakan antara yang sementara dan langgeng, nyata dan tidak nyata, dsb. Dalam kasih yang murni kepada Tuhan, saadhaka tidak mengharapkan apa pun yang bersifat duniawi.
Penjelasan :
1) Dari penyelidikan dalam fisika quantum ditemukan bahwa segala sesuatu di seluruh alam semesta yang tampaknya nyata dan kasat mata ini sesungguhnya adalah perwujudan kesadaran semesta. Segala sesuatu yang kasat mata atau kita persepsi sebagai benda ( padat, cair, dsb ) dapat kita reduksi menjadi molekul , lalu kita reduksi lagi menjadi atom. Di balik atom, segala yang padat lenyap. Atom terdiri dari elektron yang terus berputar. Setelah diselidiki , ternyata elektron ini merupakan unit-unit ( quantum ) energi yang bergetar keluar dan masuk eksistensi dengan kecepatan jutaan kali dalam sedetik sehingga mata manusia tidak mampu melihatnya. Seluruh alam semesta ini adalah fatamorgana quantum ( unit-unit energi ) yang masuk keluar dari eksistensi —masuk keluar dari kesadaran semesta--jutaan kali perdetik. Kesadaran semesta yang Mahacerdas, Mahakuasa, abadi, dan ada di mana-mana inilah kebenaran spiritual di balik segenap ciptaan . Inilah Brahman. Veda menyatakan, “Sarvam khalvidam Brahma,” ‘segala sesuatu dalam alam semesta ini adalah (perwujudan ) Brahman’.
2) Karena segala sesuatu pada hakikatnya adalah ( perwujudan ) kesadaran semesta, maka di sini di katakan bahwa atma, manas ‘peralatan batin dalam fungsinya untuk berpikir’, dan kesadaran , semuanya satu. Akan tetapi , disini kiranya kita perlu menyimak penjelasan
Shangkaraachaaya dalam kitab Vivekacuudaamani.
- Manas orang yang tamasik menyamakan dirinya
dengan badan jasmani.
- Manas orang yang rajasik menyamakan dirinya dengan
pikiran dan perasaan.
- Manas yang sattvik menyamakan diri dengan budi .
- Orang yang sudah melampaui ketiga sifat tamas, rajas,
dan sattva, akan mencapai identifikasi dengan kesadaran universal .
Jiwa Individu ( jivaatma ), atma , dan Brahman ( kesadaransemesta ) dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jivaatma adalah kesadaran orang yang mengidentifikasikan diri dengan selubung jasmani ( dengan nama dan rupa ), kesadarannya terkungkung dalam badan sehingga ia merasa dirinya sebagai individu yang terpisah dari alam semesta. Pengertian “aku” yang dimilikinya adalah “aku” yang terbatas pada nama dan rupa, atau “aku” yang ditulis dengan huruf kecil . Jivaatma dapat diibaratkan dengan sebuah gelombang di lautan.
Atma. Bila manusia melenyapkan segala batasan pribadi , kesadarannya meluas ke dalam kesadaran atma, kesadaran murni. Inilah “aku” yang universal , atau diri sejati . Atma dapat diibaratkan dengan air laut yang ada dalam semua gelombang.
Brahman. Bila jiwa lebur dalam atma, kesadaran individu menunggal dengan kesadaran semesta. Orang yang mencapai kesadaran Brahman masih mempunyai kepribadian sendiri, tetapi menghayati kesadaran semesta. Brahman dapat diibaratkan dengan samudra.
Pada hakikatnya jiwa, atma, dan Brahman itu satu seperti halnya gelombang, air laut, dan samudra sebenarnya satu dan sama.
3) Darshan yang diperoleh bisa penampakan Tuhan yang
mempunyai nama dan wujud ( saguna darshan ) atau
Tuhan yang tak bernama dan tak berwujud / penghayatan
kesadaran semesta ( nirguna darshan ); ini tergantung pada
meditasi orang yang bersangkutan.
4) Pengaruh yang tidak terlihat dalam makanan antara lain:
a. Kemurnian atau kebersihan peralatan masak.
b. Kemurnian atau kebersihan bahan makanan yang dimasak.
Apakah bahan makanan ini diperoleh secara halal atau
tidak. Apakah diperoleh dengan kekerasan ( dengan
mencabut nyawa makhluk hidup lain ). Juga kemurnian
pikiran penjualnya ikut berpengaruh.
c. Kemurnian proses memasak. Makanan dapat dicemari oleh vibrasi buruk juru masak yang watak atau pikirannya tidak baik. Untuk memurnikan makanan dari segala pengaruh buruk, jalan keluar yang dianjurkan kitab suci adalah dengan mempersembahkan makanan kepada Tuhan sebelum memakannya, dan menganggap makanan itu sebagai anugerah Tuhan. Doa untuk memurnikan makanan tercantum dalam
Bhagawad Gita Bab 4, sloka 24, serta Bab 15, sloka 14.
5) Yang dimaksud dengan kasih tanpa delusi yaitu kasih kepada
Tuhan dengan wiweka untuk membedakan antara yang sementara dan langgeng, nyata dan tidak nyata, dsb. Dalam kasih yang murni kepada Tuhan, saadhaka tidak mengharapkan apa pun yang bersifat duniawi.