GURU PURNIMA 2000

Wacana Bhagawan yang disampaikan pada perayaan Guru Purnima, 16-7-2000

NAMA TUHAN YANG SESUNGGUHNYA ADALAH KASIH


Kekuatan kasihlah yang membuat bumi berputar tanpa poros. Kekuatan kasihlah yang membuat bintang-bintang tetap berada di angkasa tanpa jatuh ke tanah. Kekuatan kasihlah yang menahan lautan agar tetap berada dalam batas-batasnya. Kekuatan kasihlah yang membuat angin bertiup dengan tiada putusnya di segala loka. Kekuatan kasih itu misterius, tidak terbatas, sangat mengagumkan, tiada duanya, dan memenuhi seluruh alam semesta. Seluruh ciptaan sarat dengan kasih.

( Puisi bahasa Telugu ).

Perwujudan kasih!

Tuhan adalah kasih. Kasih adalah wujud Tuhan. Sri Krishna menyatakan dalam Bhagawad Gita, “Mamaivaamsoo jiivalookee jiivabhuuta sanaatanah,” ‘atma yang abadi di dalam segala makhluk adalah bagian dari Diri-Ku.” Sebagaimana Tuhan, pengejawantahan kasih, melimpahkan kasih-Nya ke seluruh dunia, manusia pun harus mengasihi semuanya.

Asas kasih tidak dapat dirumuskan atau diuraikan. Karena manusia tidak mampu memahami kesucian kasih, ia mengarahkannya pada berbagai objek duniawi dan hal-hal yang fana.

Tuhan melampaui segala sifat. Kasih pun demikian. Namun, manusia mengkondisikan dan membatasi kasih. Ia menghubungkan kasih dengan berbagai sifat dan menyia-nyiakan hidupnya. Manusia menggunakan kata kasih yang suci untuk melukiskan pertalian antara ibu dan anak, istri dan suami, antara saudara, teman, sanak keluarga, dan sebagainya. Sebelum lahir, siapakah ibu dan siapakah anak? Demikian pula sebelum menikah siapakah suami dan siapakah istri? Cinta kasih yang ada di antara ibu dan anak, istri dan suami, di antara saudara-saudara lelaki, saudara perempuan, kawan, kerabat, dan sebagainya didasarkan pada badan jasmani. Pertalian jasmani ini tidak dapat disebut kasih dalam arti yang sebenarnya. Dalam kasih sejati tidak ada memberi dan menerima. Banyak bakta modern berdoa, “Oh Tuhan, kalau Engkau mengabulkan keinginan-keinginan-ku, aku akan mempersembahkan sepuluh kelapa bagi-Mu.” Mereka mempersembahkan rambutnya yang kotor lalu mohon anugerah yang sangat besar. Dapatkah ini disebut bakti? Tidak. Sama sekali tidak. Bakta sejati adalah ia yang hanya memberi dan tidak mengharapkan apa-apa sebagai balasan-nya. Kepasrahan merupakan tanda bakti yang sejati.

Dunia Ini Merupakan Gabungan Darma dan Adarma

Kehidupan manusia merupakan kombinasi aspek jasmani dan rohani yang masing-masing berkaitan dengan kepala dan hati. Akan tetapi, manusia mengikuti kepala dan hanya melihat dunia jasmani, karena itu ia melupakan aspek spiritual. Selama manusia hanya mengikuti kepalanya, maka ia, masyarakat, dan negerinya tidak dapat memperoleh ketenteraman dan keamanan. Dunia ini hanya akan aman dan damai, bila manusia membuang kelekatan pada tubuh dan mengikuti prinsip kasih yang timbul dari hatinya.

Dualitas kebajikan kejahatan, kebenaran kebohongan, pahala dosa, panas dingin, dan sebagainya, ada bersama dalam ciptaan Tuhan.

Orang-orang ingin agar adharma ‘kejahatan’ dilenyapkan sepenuhnya dari dunia. Mereka ingin agar darma sajalah yang ada, tetapi itu tidak mungkin. Di dunia ini darma tidak bisa berada tanpa adharma, dan sebaliknya. Dunia ini merupakan kombinasi darma dan adharma. Dunia tidak bisa eksis, jika salah satu di antaranya tidak ada. Manusia harus menggunakan kemampuan pertimbangannya dan menempuh hidup yang diabdikan pada darma. Di situlah letak rahasia kebahagiaan manusia.


Ikuti Darmamu

Darma manusia berbeda daripada darma hewan. Namun, manusia tidak dapat membedakannya. Darma manusia adalah mengikuti prinsip kebenaran, tanpa kekeras-an, dan welas asih. Selama manusia tidak membuang sifat-sifat kebinatangannya, ia tidak akan pernah memperoleh ketenteraman dan keamanan. Makan, tidur, merasa takut, dan beranak pinak adalah hal yang umum baik pada manusia maupun hewan.

Jadi, apakah darma manusia? Menganggap dirimu seorang manusia hanya merupakan separuh dari kebenaran total. Kebenaran yang separuh lagi terletak pada pengertian bahwa engkau bukan binatang. Engkau harus terus menerus mengingatkan dirimu sendiri, “Aku seorang manusia, bukan binatang.” Jangan berhenti pada tahap ini. Selidiki lebih lanjut, engkau termasuk dalam jenis kelamin apa, dan berada dalam tahap kehidupan yang mana? Apakah engkau selibat ( brahmacarya ), berumah tangga ( grihastha ), menyepi ( vaanaprastha ), atau dalam tahap matiraga dan penyangkalan diri secara total ( sannyaasa ). Ikuti darma yang sesuai dengan tahap hidupmu. Jika engkau seorang selibat, jangan kauikuti darma orang yang berumah tangga. Akan timbul kemerosotan moral yang menimbulkan kesulitan dan kekacauan, jika manusia tidak mengikuti darma yang sesuai dengan tahap kehidupannya. Kini manusia tidak mampu memahami prinsip darma yang berhubungan dengan setiap tahap dari keempat tingkat kehidupan ini. Pedoman tingkah laku untuk setiap tahap kehidupan itu berbeda. Jangan mempunyai anggapan yang keliru bahwa darma itu sama bagi semua orang tanpa mengindahkan tahap kehidupannya. Penyebab adharma dewasa ini yaitu manusia berusaha mengikuti darma yang tidak sesuai dengan usia atau tahap kehidupannya. Setiap orang harus mengikuti secara ketat darma yang sesuai dengan usia dan tahap hidupnya.


Semuanya Termasuk dalam Bangsa Manusia

Kini orang-orang belum memahami makna kepercayaan dan cara ibadah yang berbeda-beda yang lazim terdapat di Bhaarat ‘India’. Mereka mengira adanya kasta, komunitas, dan agama yang berbeda-bedalah yang menyebabkan kekerasan, kerusuhan, dan pertikaian di negeri ini. Perbedaan agama tidak ada hubungannya dengan kekerasan dan pertikaian di negeri ini. Tidak adanya kemurnian batinlah yang menyebabkan semua itu. Ini sebuah contoh kecil. Setelah Perang Dunia Kedua, negara-negara seperti Jerman dan Jepang terpecah, walaupun di negara tersebut tidak ada perbedaan agama atau komunitas.

Dengan demikian kita melihat bahwa pikiran manusialah yang menyebabkan pertikaian dan pergolakan, bukan perbedaan agama dan komunitas. Salah besar jika orang menganggap kerusuhan dan pergolakan di dalam negeri disebabkan oleh adanya perbedaan agama. Selama ribuan tahun rakyat India hidup dalam persatuan dan persaudaraan walaupun ada berbagai agama serta komunitas.

Ada banyak agama, tetapi tujuannya satu.
Ada banyak perhiasan, tetapi emasnya satu.
Ada banyak bintang, tetapi angkasa hanya satu.
Ada banyak sapi, tetapi air susu hanya satu.
Ada banyak makhluk hidup, tetapi napas itu satu.
Ada banyak bangsa, tetapi bumi hanya satu.
Ada banyak bunga, tetapi pemujaan hanya satu.


Agama yang berbeda-beda timbul untuk membawa manusia menuju Tuhan, bukan untuk menimbulkan pertikaian dan kerusuhan. Semua agama tidak ada yang salah. Kesalahannya terletak pada mathi ‘pikiran’, bukan pada matha ‘agama’. Jika pikiran manusia baik, bagaimana ia dapat mengecam agama? Semua orang tergolong dalam satu bangsa ( jaati ) yaitu bangsa manusia ( maanava jaati ). Engkau harus memahami makna jaati. Ini didasarkan pada wujud.


Umat Manusia Itu Satu, tetapi Orangnya Berbeda-beda

Misalnya saja, segala bunga termasuk dalam satu jaati. Segala pohon termasuk dalam satu jaati. Demikian pula semua manusia termasuk dalam satu jaati. Pohon mangga dan pohon margosa ( pohon imbo ) termasuk dalam jaati yang sama, tetapi bila engkau menanam biji margosa, engkau tidak dapat memperoleh mangga. Tentu saja semua pohon termasuk dalam satu jaati, tetapi buah dan rasanya berbeda-beda. Seluruhnya ada 450 jenis cita rasa berkaitan dengan buah berbagai pohon. Engkau harus berusaha memahami prinsip kesatuan yang mendasari setiap jaati. Bangsa manusia itu satu, tetapi orangnya berbeda-beda; pola perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya berbeda. Sungguh bodoh, jika ada yang mengira bahwa bangsa manusia secara keseluruhan dapat dimusnahkan. Mungkin beberapa orang dapat dihabisi, tetapi tidak mungkinlah membinasakan seluruh umat manusia. Umat manusia itu benar, abadi, dan sangat suci. Merupakan tanda kebodohanlah, jika manusia memberi peluang bagi perbedaan, dan pertikaian tanpa memahami kesatuan umat manusia. Engkau harus mengenali ketuhanan dalam diri manusia sebagai dasar persatuan umat manusia. Kebudayaan purwakala negeri ini sangat menekankan pemahaman kesatuan dalam keanekaragaman. Ini hanya mungkin melalui kasih.


Kasih adalah Tuhan. Tuhan adalah kasih.
Meningkatkan kasih merupakan latihan rohani yang sejati.
Jika manusia berpegang teguh pada asas kasih,
layak mencapai tingkat non-dualisme.

( Puisi bahasa Telugu ).


Kasih adalah Wujudmu yang Sejati

Tingkat ( kesadaran ) non-dualisme hanya terdapat dalam asas kasih. Akan tetapi, karena terpengaruh oleh kelekatan pada tubuh dan pertalian jasmani, manusia memecah-mecah kasihnya dalam berbagai cara. Ini tidak dapat disebut kasih dalam pengertian yang sesungguhnya. Karena Swami berulang-ulang menekankan perlunya meningkatkan kasih, beberapa orang merasa heran memikirkan bagaimanakah wujud kasih itu. Jawabnya adalah: kasih adalah Tuhan, Tuhan adalah kasih ( Prem Iishvar hai, Iishvar prem hai ). Kasih adalah landasan utama segala sesuatu. Atma, Brahma ‘Tuhan’, Hridaya ‘hati’, uniki ‘eksistensi’, semuanya merupakan sinonim kasih. Kasih adalah atma. Kasih adalah Brahma ‘Tuhan’. Segala sesuatu diliputi oleh kasih. Karena itu, bagaimana manusia dapat melukiskan wujud kasih? Asas kasih yang sama ada dalam segala makhluk. Jika engkau sudah memahami asas kemenunggalan ini, tidak akan ada peluang untuk rasa benci.

Kini pertikaian meningkat karena persatuan ini dilupakan.

Ekaatma sarvabhuuta-antaraatma.

Artinya,
‘Tubuh berbeda-beda, tetapi atma yang sama bersemayam dalam semuanya’.

Advaitam Brahma, ‘Brahma adalah Yang Maha Esa’. Brahma berarti keluasan. Brahma menunjukkan kesatuan, bukan keaneka-ragaman. Karena itu, buanglah kelekatan pada tubuh dan kuatkan keyakinan pada semangat persatuan. Kelekatan pada tubuhlah yang menyebabkan sifat-sifat buruk seperti kemarahan, iri hati, keserakahan, dan sebagainya.

Beberapa orang pergi ke pura Venkateshvara ( di Tirupati ) dan berdoa, “Swami, jika permohonan saya Kaukabulkan, saya akan menyelenggarakan upacara Brahmotsavam bagi Swami.” Beberapa orang lain berdoa, “Swami, kalau anak-anak perempuan saya menikah, saya akan menyelenggarakan ( upacara ) kalyaanam, ‘pernikahan’ bagi Swami.” Adakah pernikahan bagi Tuhan? Apakah Tuhan mengabulkan permohonanmu agar engkau menyelenggarakan pernikahan Beliau? Dengan berbagai doa semacam itu orang-orang mencoba menipu Tuhan. Manusia harus berdoa kepada Tuhan karena kasih, bukan karena mengharapkan anugerah dari Beliau. Doa yang timbul dari sifat mementingkan diri sama sekali bukan doa. Engkau harus melihat atma di mana-mana dan merenungkan bahwa engkau selalu berada dalam kehadiran Tuhan.

Kepercayaan Merupakan Landasan Kasih

Pengejawantahan kasih!

Aku sering menyebutmu sebagai pengejawantahan kasih karena kasih adalah wujud sejatimu yang murni, tidak bercela, abadi, purwakala, tidak berwujud, dan tidak bersifat dualisme. Engkau mencintai ibumu karena engkau percaya bahwa ia adalah ibumu. Karena itu, kepercayaan merupakan dasar kasih.

Di mana ada keyakinan, di situ terdapat kasih.
Di mana ada kasih, di situ terdapat kedamaian.
Di mana ada kedamaian, di situ terdapat kebenaran.
Di mana ada kebenaran, di situ terdapat kebahagiaan jiwa.
Di mana ada kebahagiaan jiwa, di situlah Tuhan berada.

Kedamaian, kebenaran, dan kebahagiaan jiwa tidak berada di tempat lain. Mereka ada di dalam dirimu. Engkau adalah perwujudan kedamaian, kebenaran, dan kebahagiaan jiwa. Bodohlah jika engkau mencari kedamaian dan kebahagiaan jiwa di dunia luar. Tidak ada yang terpisah dari dirimu. Segala sesuatu adalah cerminan diri sejatimu. Dengan mata batinmu, berusahalah melihat citra dirimu dalam setiap makhluk seperti engkau melihat bayanganmu di dalam cermin. Untuk menyebarluaskan kebenaran ini, Sri Krishna menyatakan ( dalam Bhagawad Gita 15:7 ), “Mamaivaamsho …” ‘Semua adalah bagian dari Diri-Ku’. Aku dan engkau tidak terpisah. Prinsip kasih dalam diri kita satu dan sama. Segala latihan rohanimu akan sia-sia saja, jika engkau tidak mengikuti prinsip kasih.

Dunia ini seperti sebuah cermin. Segala yang kaujumpai dalam cermin ini hanyalah pantulan bayangan, bukan kenyataan. Di dalam cermin mata kananmu tampak seperti mata kiri. Jadi, bagaimana engkau dapat menganggapnya sebagai kenyataan? Bila cerminnya disingkirkan, bayangan-nya juga lenyap dan yang ada hanyalah kenyataan sejati. Anggaplah dirimu sebagai perwujudan Tuhan. Hayati kasih sebagai sifatmu yang sejati. Inilah sakshaatkaara, ‘penampak-an diri sejati’. Beberapa orang menyatakan bahwa mereka mendapat penampakan diri sejati di dalam meditasi, tetapi penampakan kenyataanmu yang sejati merupakan sakshaatkaara yang sebenarnya.

Segala pertalian duniawi bersifat sementara seperti awan yang berlalu. Dengan berlalunya waktu, hubungan duniawi itu cenderung berubah. Namun, kenyataan sejati sama sekali tidak berubah. Itulah prinsip kasih. Cinta duniawi dapat berubah menjadi kebencian dengan berlalunya waktu. Hal yang hari ini disukai mungkin besok tidak disukai. Namun, kasih tidak mempunyai rasa suka dan tidak suka. Tuhan tidak berbeda dari kasih. Engkau dapat memuja Beliau sebagai Yesus, Zoroastra, Allah, Raama, Krishna, Buddha, atau Guru Nanak. Engkau dapat menyebut Beliau dengan nama apa saja. Semua itu adalah pettina perlu, ‘nama-nama yang diberikan oleh orang lain’. Hanya kasihlah yang merupakan puttina peru, ‘nama asli yang sesuai dengan sifat Beliau’. Nama-nama yang diberikan tentu akan berubah, namun kasih tidak dapat berubah. Engkau harus bercita-cita memiliki kasih suci itu. Itulah bakti sejati. Bakti memberimu yukti ‘kemampuan pertimbangan’, virakti ‘ketidakterikatan’, dan mukti ‘kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian’.


Anggaplah Seluruh Alam Semesta sebagai Satu Keluarga

Sri Krishna adalah pengejawantahan kasih. Nama Beliau terdiri dari lima huruf: K, R, S, N, A, yang melambangkan pancha bhuuta ‘lima unsur ( tanah, air, api, udara, dan eter ), pancha praana ‘lima prana atau daya hidup’ ( praana, apana, samana, udana, dan vyana ), pancha kosha ‘lima selubung kehidupan’ ( annamayakosha, praanamayakosha, manomaya-kosha, vijnaanamayakosha, dan aanandamayakosha ). Kata Krishna ditafsirkan sebagai karshati iti Krishna, ‘karena Beliau menarik, Beliau adalah Krishna’. Arti lain: krishiti iti Krishna, ‘Krishna adalah peluku’. Artinya Krishnalah yang meluku ladang hatimu dan menanamkan benih kasih di situ. Juga dapat ditafsirkan sebagai Krushyati iti Krishna, ‘karena Beliau memberikan kebahagiaan jiwa, Beliau disebut Krishna’. Dengan demikian sifat ketuhanan Krishna dapat dilihat di segala tempat dan kegiatan.

Segala sesuatu di dunia ini diliputi oleh Tuhan. Tiada apa pun yang ada selain Tuhan. Bahkan saputangan ini pun adalah ( perwujudan ) Tuhan, bunga ini adalah ( perwujudan ) Tuhan, segala sesuatu adalah ( perwujudan ) Tuhan. Jika tidak ada Tuhan dalam saputangan ini, orang tidak akan menginginkannya. Kasih meliputi segala sesuatu. Engkau harus berusaha sekuat tenaga untuk memahami hal ini. Hati manusia sarat dengan kasih. Banyak siswa menulis surat kepada-Ku, “Swami, saya mencintai Swami.” Mereka menggunakan lambang hati ( hridaya ) untuk menunjukkan kasih. Ini berarti hridaya adalah sesuatu yang penuh kasih dan belas kasihan. Hridaya adalah wujud Tuhan. Iishvara sarva bhuutaanaam, ‘Tuhan bersemayam dalam segala makhluk’. Iishaavaasyam idam jagat, ‘Tuhan memenuhi seluruh alam semesta’. Sarvam khalvidam Brahma ‘Sesungguhnya segala ciptaan ini adalah ( perwujudan ) Brahman’. Berikan kasihmu tidak hanya kepada sesama manusia, tetapi juga kepada unggas dan margasatwa. Teguhlah dalam persatuan. Anggaplah seluruh alam semesta sebagai satu keluarga.


Pengejawantahan kasih.

Kini engkau mendapati pergolakan dan kerusuhan di seluruh dunia. Penyebabnya yaitu manusia kurang lapang hatinya. Kasihnya tidak meluas, hanya cinta yang sempit. Pandangan yang picik itu buatan manusia sendiri. Tuhan telah memberimu hati yang lapang. Engkau mengalami kesukaran dan penderitaan karena engkau berusaha membatasi prinsip atma yang tidak terbatas.


Guru Melenyapkan Kegelapan Kekaburan Batin

Perwujudan kasih!

Hari ini kita merayakan Guru Purnima. Siapakah guru? Gu berarti gunatiita, ‘tanpa sifat’. Ru berarti ruupavarjita, ‘tanpa wujud’. Ada penjelasan lain untuk kata guru. Gu, berarti ‘kegelapan’ dan ru, berarti ‘yang melenyapkan kegelapan’. (Gukaaroandhakaarasyat, rukarasthannirodhaka-ha ). Karena itu, Tuhan yang tidak bersifat dan tidak berwujud adalah guru sejati.

Dalam kata Bhagavan, ‘Tuhan’ huruf bha berarti ‘kecemerlangan’. Lampu listrik biasa hanya menerangi wilayah yang terbatas, tetapi Tuhan yang meliputi segala sesuatu menerangi segenap ciptaan.

Tuhan bersinar dalam setiap makhluk. Karena itu, jangan membenci siapa pun. Di dunia ini orang-orang terdorong oleh kebencian dan perasaan yang sempit. Mereka bahkan sampai saling membunuh. Alangkah mengerikan kejahatan ini! Menyakiti makhluk lain sama saja dengan menyakiti Tuhan sendiri. Kebencianmu ( kepada orang/makhluk lain ) pasti akan kembali kepada dirimu sendiri. Kini orang memperoleh kesenangan iblis dengan menyakiti atau merugikan makhluk lain tanpa memahami kebenaran bahwa cepat atau lambat mereka akan menanggung akibat segala perbuatannya. Buatlah orang atau makhluk lain bahagia, tentu engkau akan bahagia. Kini kekerasan dan pembunuhan sudah menjadi acara harian. Manusia tidak menjadi hebat atau mulia dengan membunuh makhluk lain; bahkan serangga pun dapat melakukan hal itu. Kehebatan dan kemuliaan terletak dalam menyelamatkan hidup.


Perwujudan kasih!

Engkau pasti akan menghadapi akibat perbuatan-perbuatanmu. Karena itu, lakukan hal yang baik, maka engkau pasti akan memperoleh hasil yang baik. Jangan berkecil hati, jika ganjarannya tidak segera kaudapat. Tunggulah beberapa waktu, engkau pasti akan memperoleh ganjarannya. Penderitaanmu tidak lain adalah akibat aneka perbuatan jahat yang kaulakukan pada masa ( atau kehidupan ) yang lampau. Hanya doalah yang dapat meringankan penderitaanmu sampai batas-batas tertentu

Doa merupakan suatu cara untuk menyampaikan rasa syukurmu kepada Tuhan. Surya Dewata dipuja sebagai Kritaghnagnaya namaha, ‘sembah sujud kepada Beliau yang membinasakan mereka yang tidak tahu terimakasih’. Artinya Surya ( aspek kekuatan Tuhan yang menguasai penglihatan, keterangan penerjemah ) akan mengundurkan diri dari mata mereka yang tidak punya rasa terimakasih.


Keutamaan Kesabaran

Sebagaimana telah dinyatakan oleh Venkataraman ( mantan wakil rektor yang memberikan sambutan sebelum Bhagawan berbicara ), sifat kshama, ‘sabar dan tahan menderita’ sangat penting bagi semua.

Kesabaran adalah kebenaran, kesabaran adalah kebajikan, kesabaran adalah tanpa kekerasan, kesabaran adalah ajaran semua Veda, kesabaran memberikan sukacita dan kebahagiaan surgawi.

( Puisi bahasa Telugu ).


Maafkan mereka yang menjahati, merugikan, dan mengecammu. Yakinlah bahwa apa pun yang terjadi adalah demi kebaikanmu. Jika ada yang mencaci maki engkau, jangan kaubalas. Selidiki dan renungkan, apakah ia telah mengecam tubuh atau atma? Bila ia telah mencela tubuh, berarti secara tidak langsung ia telah berbuat baik kepadamu karena tubuh itu tidak lain hanyalah timbunan daging, darah, tulang, dan kotoran. Sebaliknya, jika ia telah mengecam atma, itu sama saja dengan mengecam dirinya sendiri karena atma yang sama ada di dalam diri kalian. Engkau harus mengembangkan sifat pemaaf dan kelapangan hati seperti ini.


Perwujudan kasih!

Guru melenyapkan kegelapan, kebodohan yang timbul dari kelekatan pada tubuh. Tubuh hanyalah alat. Tuhan telah memberimu tubuh untuk melakukan kegiatan. Tubuh merupakan anugerah Tuhan.

Deehoo Deevaalayah prooktoo jiivoo Deevah sanaatanah

Artinya,
‘Tubuh adalah pura dan Tuhanlah penghuninya’.

Anggaplah semua tubuh sebagai pura Tuhan dan sampaikan salam hormatmu. Berikan salam hormat bahkan kepada musuh-musuhmu.

Sarva jiiva namaskaaram Keshavam pratigachchathi

Artinya,
‘Siapa pun yang kauhormati,
penghormatan itu akan mencapai Tuhan’ ,

Sarva jiiva tiraskaaram Keshavam pratigacchathi

Artinya,
‘Siapa pun yang kaucela,
kecaman itu juga sampai kepada Tuhan’.


Pahamilah Prinsip Kemenunggalan

Aku sering menyebutmu sebagai Banggaru ‘emas’ karena engkau adalah perwujudan Hiranyagarbha ( secara harfiah berarti ‘emas’; juga berarti ‘Diri Sejati atau Tuhan yang menciptakan segala wujud’, keterangan penerjemah ). Asas Hiranyagarbha ada di dalam hatimu. Mungkin engkau mengubah bentuk suatu perhiasan, tetapi emasnya tetap sama. Nilai emas merosot, jika ia dicampur berbagai logam seperti tembaga, kuningan, dan sebagainya.

Demikian pula pada waktu lahir manusia sangat murni dan amat bernilai. Akan tetapi, karena hubungannya dengan berbagai keinginan jahat dan teman-teman yang tidak baik, ia kehilangan nilainya.

Tyaja durjana samsargam. Bhaja saadhu samaagamam. Kuru punyam ahooraatram. Smara nityamanityathaam.

Artinya,
‘Bergaullah dengan kawan yang baik.
Jauhi teman-teman yang tidak baik.
Siang malam lakukan perbuatan yang berpahala.
Selidiki mana hal yang abadi dan mana yang sementara’.
Inilah darmamu.
Anggaplah Segala yang Kaulihat sebagai Perwujudan Tuhan
Pengejawantahan kasih!


Ada disebutkan,

“Jantuunaam narajanma durlabham,”

Artinya,
‘di antara semua makhluk,
kelahiran sebagai manusia itu paling langka’.

Karena itu, sucikan hidupmu dengan menggunakan indramu secara baik. Jangan berbicara sekehendakmu. Berbicaralah dengan lemah lembut dan menyenangkan. Kendalikan pandanganmu dengan baik. Kalian semua tahu apa yang terjadi pada Kiichaka, ketika ia memandang Draupadi dengan niat jahat. Bhiima menghantam kepalanya hingga hancur. Itulah sebabnya Buddha mengimbau umat manusia agar meningkatkan samyak drishti ‘pandangan yang baik dan suci’. Buddha hanya mencapai pencerahan setelah Beliau meningkatkan pandangan yang suci. Anggaplah segala yang kaulihat sebagai wujud Tuhan. Pikirkan hal yang baik, lihatlah hal yang baik, dengarkan hal yang baik, bicarakan hal yang baik, dan lakukan hal yang baik. Hanya dengan demikianlah engkau dapat mencapai Tuhan.


Pengejawantahan kasih!

Tubuh ini mendekati ulang tahunnya yang ke-75. Selama ini Aku selalu bahagia karena Aku menyadari asas kemenunggalan. ( Hadirin bertepuk tangan ). Engkau pun dapat menghayati kebahagiaan, jika engkau memahami kebenaran ini. Aku tidak membenci siapa pun. Aku juga tidak mempunyai musuh. Aku sama sekali tidak mempunyai rasa takut karena segala sesuatu adalah wujud-Ku sendiri; atma yang sama ada di dalam semuanya. Jika seorang bocah yang lugu tersenyum kepadamu, engkau pun tersenyum kepadanya. Demikian pula bila Aku tersenyum penuh kebahagiaan jiwa, pada waktu melihat Aku, kalian semua ikut tersenyum. Miliki hati yang suci. Tingkatkan perasaan yang suci. Kemudian hasilnya pun akan suci. Yakinlah bahwa Tuhan ada di mana-mana. Mungkin engkau harus mengalami berbagai cobaan dan kesengsaraan, tetapi jangan pernah kehilangan kepercayaanmu kepada Tuhan. Anggaplah keyakinan kepada Tuhan sebagai napas hidupmu. Engkau masing-masing adalah pengejawantahan kasih, tetapi karena makanan dan kebiasaan yang tidak baik, sifat-sifat buruk seperti iri hati dan kemarahan timbul dalam dirimu. Sebagaimana makanan seseorang, maka demikianlah pikirannya. Sebagaimana pikirannya, maka demikianlah sifat-sifat ketuhanan yang tampil dalam dirinya. Karena itu, makanlah hanya makanan yang sattvik, dengan demikian engkau hanya akan mempunyai perasaan yang suci dan bicaramu pun akan menjadi suci.

Jangan Menjadi Kerbau

Untuk menempatkan engkau pada jalan yang benar, ter-kadang Aku berpura-pura marah, tetapi sesungguhnya Aku tidak pernah marah. ( Hadirin bertepuk tangan ). Satu-satunya perkataan kasar yang Kugunakan adalah dunnapota, ‘kerbau jantan’. Jika engkau tidak melakukan perbuatan baik, engkau benar-benar kerbau. Engkau dapat menjadi orang yang baik bila engkau hanya berbuat baik. Pada waktu hujan lebat, sapi betina dan anak sapi berlari mencari tempat berteduh, tetapi kerbau jantan tetap berada di tempatnya karena malas dan lembam. Engkau tidak boleh menjadi pemalas seperti kerbau jantan, berusahalah mengubah dirimu. Kehidupan manusia ini sangat suci, karena itu, jangan disalahgunakan.

Aku mengasihi semuanya. Kasih adalah wujud-Ku yang sejati. Kalian semua adalah percikan ketuhanan-Ku. Karena itu, bagikan kasihmu kepada semua makhluk sebagaimana Kulimpahkan kasih-Ku kepada kalian semua. Dengan demikian engkau pun akan menjadi suci. Bila semua menempuh hidup yang suci, pasti dunia akan damai dan sejahtera.


Pengejawantahan kasih!

Buanglah kekaburan batin, nyalakan lampu kebijaksanaan dalam dirimu, dan akhirnya menunggallah dengan Tuhan. Inilah amanat Swami bagimu hari ini. Tingkatkan kasih. Hanya melalui kasihlah engkau dapat melenyapkan manasmu, dan hanya dengan kasihlah engkau dapat sembuh dari segala penyakit. Hanya kasihlah yang dapat melenyapkan sifat-sifat jahat di dalam dirimu. Karena itu, kasihilah semuanya. Kasihi hridaya ‘hati’, bukan badan jasmani. Kasihi Tuhan yang bersemayam dalam hatimu. Tubuh, pikiran, budi, dan indra hanyalah alat; engkau penguasanya. Karena itu, kuasai pikiranmu dan jadilah perencana. Jangan pernah menjadi budak manasmu. Renungkan Tuhan siang malam. Hanya itulah yang dapat mendatangkan perubahan dalam dirimu. Engkau boleh mengucapkan nama Tuhan yang mana saja, merenungkan wujud Tuhan yang mana saja, tetapi pahamilah kebenaran bahwa Tuhan itu hanya satu, Yang Maha Esa.

Bhagawan menyudahi wacana Beliau dengan kidung suci “Prema Mudita Manase Kaho” ‘Dengan Hati Penuh Kasih’.

Dari Wacana Bhagawan yang disampaikan pada perayaan Guru Purnima, 16-7-2000 di Pendapa Sai Kulwant, Prashanti Nilayam.

Diterjemahkan : Dra. Retno Buntoro