GURU PURNIMA 2002

Wacana Bhagawan pada perayaan Guru Purnima, 24 Juli 2002.

KEMBANGKAN PANDANGAN YANG LUAS
AGAR DAPAT MENGHAYATI TUHAN


“Bulan menerangi bumi pada malam hari dan matahari pada siang hari. Kebajikan menerangi ketiga loka, dan putra yang berbudi luhur menerangi seluruh marganya.”

( Puisi bahasa Telugu ).


Pada siang hari matahari bersinar cemerlang dan memungkinkan manusia melihat dunia. Pada malam hari bulan memberikan cahayanya kepada kita. Akan tetapi, darmalah yang memperlihatkan jalan ideal kepada segala makhluk di ketiga loka. Demikian pula seorang putra yang berbudi luhur menerangi seluruh marganya dengan tingkah laku yang patut diteladani. Semua ini berkaitan dengan dunia yang fana dan bersifat sementara.


Atom Merupakan Dasar Utama Segenap Ciptaan

Kanaada, adalah seorang bijaksana yang menghayati dan menyebarluaskan kebenaran bahwa Tuhan itu ada di mana-mana.

Anoraniiyam mahato mahiiyan.

Artinya,

‘Brahman ( kesadaran semesta ) lebih halus daripada yang terhalus
dan lebih luas daripada yang terluas’.


Apa yang diketemukannya? Kanaada mengemukakan bahwa Tuhan ada dalam setiap atom. Dari lahir sampai meninggal, ia terus menyebarluaskan kebenaran bahwa Tuhan ada dalam partikel yang terkecil di alam semesta ini. Ia melukiskan Tuhan sebagai Anusvaruupa artinya ‘yang mewujud sebagai atom’. Ia menyatakan bahwa dunia ini tidak mungkin ada tanpa atom.

Pada awalnya tiada apa pun yang ada di alam semesta ini. Pada mulanya matahari, bulan, bintang, bumi, angkasa, dan sebagainya tidak ada. Hanya ada kegelapan yang pekat di mana-mana. Gabungan berbagai atom menyebabkan terbentuknya benda-benda yang sangat padat. Akibatnya timbullah panas yang tinggi. Kemudian secara tiba-tiba zat padat itu meletus dengan suara yang dahysat menjadi berkeping-keping dan menyebar ke mana-mana. Inilah penyebab ciptaan.

Hal inilah yang dialami oleh Kanaada yang bijak. Suara yang timbul ketika ledakan dahsyat itu terjadi adalah pranava yaitu Omkara, suara pramula. Suara pranava ini meliputi segala sesuatu. Suara ini berasal dari paramaanu ‘atom yang terkecil’. Dalam ciptaan ini tiada apa pun yang ada selain atom. “Akan tetapi, bagaimana manusia dapat memahami dan menyadari hal ini?” Inilah yang diselidiki oleh Kanaada. Akhirnya ia menemukan bahwa manusia harus merenungkan sabda pramula atau prinsip pranava agar dapat menyadari kebenaran ini dan mencapai kebebasan dari lingkaran kelahiran dan kematian.

“Pranava atau sabda pramula sesungguhnya lebih halus daripada yang terhalus dan lebih luas daripada yang terluas. Pranava ada di mana-mana dan merupakan saksi abadi.

( Puisi bahasa Telugu ).


Kebenaran ini disebarluaskan ke seluruh dunia oleh Kanaada yang bijak. Dari pranava ini timbullah matahari, bulan, bumi, angkasa, dan sebagainya.

Atom merupakan dasar utama segenap ciptaan. Setiap manusia merupakan kombinasi berbagai atom. Tiada benda tanpa atom. Akan tetapi, manusia modern tidak mampu memahami misteri atom. Mereka menganggap ajaran para resi kita zaman dahulu sebagai dongeng belaka dan menertawakannya. Ia tidak memiliki kecakapan dan kemampuan untuk memahami kesucian budaya pusaka Bhaarat. Ia tidak dapat memahami kenyataan terluhur yang ada dalam dirinya. Ia memasang patung para resi zaman dahulu dan para mahatma sebagai tanda hormat kepada mereka, tetapi ia tidak mampu memahami ajaran mereka dan menerapkannya. Ia harus menyemayamkan wujud suci para resi dan mahatma itu di altar hatinya, bukan di luar, dan mengikuti ajaran mereka.

Pada zaman apakah Kanaada hidup? Dua puluh ribu tahun yang lalu semua orang memuji-muji Kanaada dan ajaran-ajarannya. Kanaada mengenali prinsip-prinsip hidrogen dan oksigen. Ia melihat bahwa hidrogen mewakili prinsip air, sedangkan oksigen mewakili prinsip api. Hal ini juga diakui oleh ilmu pengetahuan modern. Kini orang-orang sangat menghargai penelitian para ilmuwan, tetapi tidak mampu memahami dan menghargai kebenaran luhur yang diajarkan oleh para resi kita dari pengalaman mereka dan dari penyelidikan batin yang mendalam.

Bagaimana manusia dapat memahami kekuatan atom? Atom tidak terlihat dengan mata jasmani, tetapi ada di mana-mana. Air yang kita minum, makanan yang kita makan, perkataan yang kita ucapkan, suara yang kita dengar, segala sesuatu diliputi oleh atom. Walaupun manusia berjalan di atas atom, makan atom, dan minum atom, ia tidak mampu memahami misteri atom-atom ini. Dikiranya hanya ilmuwan yang dapat menyelidiki sifat atom.

Proses-proses atom ini sangat suci. Dengan menyelidiki hal ini manusia dapat memahami Tuhan ( kesadaran semesta ). Inilah yang diajarkan oleh Kanaada. Namun, kini tidak seorang pun berusaha mengetahui dan mengalami proses atom ini. Orang-orang menempuh hidup mereka dengan pandangan materialistis. Berikut ini adalah sebuah contoh kecil.


Pelajaran yang Diberikan oleh Maharaja Ashoka

Pada suatu sore Maharaja Ashoka dan menterinya berjalan-jalan. Di tengah jalan mereka berjumpa dengan seorang biku Buddhis. Segera Ashoka menanggalkan mahkotanya dan bersujud di kaki biku tersebut. Melihat hal ini, menteri merasa tidak senang. Ia beranggapan bahwa Maharaja Ashoka merendahkan martabatnya sendiri dengan bersujud di hadapan seorang biku biasa. Maharaja langsung memahami perasaan menterinya dan ingin memberinya pelajaran. Ashoka menghormati semua agama. Ia mengikuti jalan kebajikan serta pengorbanan, memberikan teladan kepada umat manusia, dan kelakuannya patut dicontoh. Waktu berlalu, tetapi Ashoka tidak melupakan niatnya untuk memberikan pelajaran kepada sang menteri.

Suatu hari dimintanya sang menteri membawa kepala kambing, domba, dan kepala manusia. Menteri mengambil kepala kambing dan domba, kemudian pergi ke kuburan untuk mengambil kepala mayat. Ia membawa semua itu ke hadapan maharaja. Ashoka memerintahkan agar kepala-kepala itu dijual di pasar. Kepala kambing dan domba segera laku terjual, tetapi tiada seorang pun yang tampil untuk membeli kepala manusia. Ketika hal ini dilaporkan kepada maharaja, beliau berkata bahwa kepala itu boleh diberikan secara cuma-cuma kepada siapa saja. Menteri membawa kepala manusia itu ke pasar dan menunggu di sana selama beberapa hari. Walaupun ia sudah berusaha sedapat-dapatnya, tidak seorang pun bersedia menerimanya. Ketika hal ini disampaikan kepada maharaja, Ashoka berkata, “Oh Menteri, Anda merasa sangat sedih ketika aku bersujud di kaki seorang biku. Sadarkah Anda apa nilai kepala kita kelak setelah kita meninggal? Kelak kepala kita sama sekali tidak ada nilainya. Sesungguhnya, hidupku disucikan dengan bersujud di kaki seorang mahatma.”

Harta materiil dan kedudukan duniawi itu bersifat sementara. Hanya kebenaran dan kebajikanlah yang akan tetap menyertai manusia dan menyelamatkan hidupnya.'


Misteri di Balik Atom

Tubuh akan memiliki nilai selama masih mengandung So-ham ( napas hidup ). Itulah suara pranava. Itulah energi yang terkandung dalam atom. Energi ini berasal dari Tuhan ( kesadaran semesta ). Tidak seorang pun dapat menciptakannya. Kebenaran ini disebarluaskan oleh Kanaada yang bijak.

Sulit sekali memahami kemampuan atom. Tuhan itu mewujud sebagai atom. Seluruh dunia merupakan perwujudan atom. Angkasa dan suara merupakan ekspresi atom. Karena itu, prinsip atom ini jangan kauabaikan. Segala objek yang bergerak dan tidak bergerak di alam semesta ini terbentuk dari atom. Prinsip ini mengandung kemampuan yang dahsyat. Sejak lama para ilmuwan telah bereksperimen dengan prinsip ini.

Untuk kembali ke sumbernya, atom memerlukan waktu 220.000.000.000 tahun. Walaupun atom sudah ada sejak alam semesta mulai timbul, agak aneh bahwa manusia tidak mampu mengungkapkan misteri yang ada di balik atom ini.

Bumi berputar pada porosnya dan berputar mengelilingi matahari. Siapa yang bertanggung jawab atas fenomena ini? Tidak seorang pun dapat menjelaskannya. Karena bumi berputar pada porosnya, ada siang dan malam. Perputaran bumi mengelilingi matahari menimbulkan berbagai musim dan memungkinkan kita menumbuhkan serta memperoleh makanan yang kita butuhkan untuk menopang tubuh kita. Kehendak Tuhanlah yang menyebabkan semua ini. Inilah rencana Tuhan dalam suatu kinerja yang rumit demi kebaikan dunia.

Hingga saat ini belum ada seorang pun yang mampu memahami anushakti ‘kemampuan atom’ secara menyeluruh. Orang-orang mengira bahwa atom itu tidak mengandung kehidupan. Ini anggapan yang keliru. Daya hidup yang menjaga kelangsungan seluruh dunia juga ada di dalam atom. Karena itulah, maka dikatakan bahwa Tuhan ada baik di dalam mikrokosmos maupun makrokosmos.

Manusia harus berusaha memahami misteri ciptaan. Ia harus menyadari tanggung jawabnya dan bertingkah laku sesuai dengan hal itu. Manusia harus dan perlu memahami prinsip atom. Bila ia memahami hal ini, ia akan memahami segala hal lainnya karena atom adalah ( perwujudan ) Tuhan. Prinsip kehidupan yang ada di dalam atom juga ada di seluruh alam semesta. Kanaada yang bijak berkata bahwa bila manusia memahami prinsip atom dengan baik, ia akan dapat memahami Tuhan ( kesadaran semesta ).

Bila tanganmu kaukepalkan, pasti banyak atom akan tertangkap dalam genggamanmu. Bila genggaman itu kaubuka, atom itu akan pergi ke arah yang berbeda-beda. Suara pranava yang timbul dari atom-atom itu sama kecilnya dengan ukuran atom tersebut.


Keampuhan Doa

Para bakta berdoa kepada Tuhan, namun ada sejumlah orang yang meragukan keampuhan doa. Sesungguhnya tugas hebat apa saja dapat diselesaikan dengan doa. Doa membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ini sebuah contoh kecil. Sejak 10 hari yang lalu pipiku bengkak. Aku sama sekali tidak pernah makan obat. Kemarin Kulihat perhatian semua orang yang hadir di sini terpusat pada pipi-Ku, bukan kepada-Ku! Mereka cemas karena bengkak itu belum berkurang dan Swami menderita nyeri yang hebat.

Setelah memberikan wacana selamat jalan ( bagi para peserta konperensi darmabakti internasional ), Aku pergi ke kamar-Ku. Sementara Aku beristirahat, sejumlah bakta berdoa kepada-Ku mohon agar Aku menyembuhkan diri-Ku sendiri setidak-tidaknya pada hari Guru Purnima yang suci. Semua doa mereka sampai kepada-Ku. Mereka semua ingin melihat Aku dalam keadaan sehat walafiat pada hari Guru Purnima. Ketika Aku bangun pada pagi hari, bengkaknya sudah berkurang dan nyerinya lenyap sama sekali. Sesungguhnya Aku sama sekali tidak menggunakan kekuatan kehendak-Ku. Itu terjadi semata-mata karena doa para bakta. ( Tepuk tangan meriah ).

Kemarin banyak bakta yang bahkan tidak makan. Mereka berdoa terus menerus dengan air mata mengalir. Aku memikirkan mereka sejenak. Namun, Aku tidak pernah menghendaki agar Aku sembuh. Aku tidak pernah berbuat demikian. Mengapa? Seperti yang sudah dijelaskan dengan benar oleh Sanjay Sahni, Aku dan engkau itu satu. Engkau tidak berbeda dari Aku. Ini bukan badan-Ku, ini milikmu. Karena itu, merupakan tanggung jawabmulah untuk mengurus tubuh ini. Aku tidak pernah memikirkan tubuh dan kesehatan-Ku. Aku tidak pernah membuat sangkalpa ‘menghendaki’ agar sesuatu terjadi, sejauh berkaitan dengan tubuh-Ku. Dalam diri-Ku, dari kepala sampai ke ujung jari kaki, sama sekali tidak ada sifat mementingkan diri. Itulah sebabnya Aku berhak menyatakan bahwa Aku dan engkau itu satu.


Sesungguhnya Atom Bersifat Tuhan

Setiap manusia dianugerahi kemampuan atom yang sama. Ia harus berusaha sekuat tenaga untuk memahami hal ini.

Sejak zaman dahulu manusia biasa memuja Tuhan dalam wujud patung. Engkau memuja Raama dan Krishna dalam wujud patung. Akan tetapi, dapatkah engkau sekarang melihat wujud jasmani mereka? Tidak. Engkau memuja Iishvara. Namun, dapatkah engkau melihat Beliau? Apa arti hal ini? Wujud Raama, Krishna, dan Iishvara memang ada, namun, manusia tidak mampu melihat mereka karena pandangannya yang sempit. Karena manusia modern berpandangan sempit, di mana-mana ia melihat kehampaan.

Kelapangan hati adalah sifat Tuhan,
pandangan yang sempit adalah kematian.
Orang yang berpandangan sempit sesungguhnya adalah mayat hidup.
Manusia harus selalu memiliki pandangan yang luas agar dapat menyadari Tuhan Yang Mahabesar.
Engkau akan menjumpai Tuhan bersemayam dalam hati orang yang perasaannya luas.


Orang-orang suci dan kaum bijak waskita zaman dahulu melakukan berbagai latihan rohani. Kanaada juga bertirakat. Akhirnya ia menyadari bahwa ia berasal dari atom dan akan kembali lebur di dalamnya. Ia membuang kelekatan pada badannya dan menyamakan dirinya dengan atom.

Dewasa ini manusia menempuh hidup yang materialistis dan berjuang untuk berbagai tujuan yang bersifat mementingkan diri. Selama manusia masih memiliki sifat mementingkan diri, ia tidak akan mampu memahami prinsip atom yang suci. Mungkin engkau melakukan japa ‘mengulang-ulang nama Tuhan atau doa’, bermeditasi, dan bertirakat, tetapi jangan pernah melupakan prinsip atom. Segala sesuatu terkandung dalam prinsip ini. Badan, pikiran, kecerdasan, ingatan, dan peralatan batin kita tidak lain adalah manifestasi atom yang sesungguhnya bersifat Tuhan.

Tuhan pasti mendengarkan doa bakta Beliau. Ada sejumlah orang yang merasa ragu berdoa karena takut kalau-kalau doa mereka akan menyusahkan Tuhan. Mereka keliru, karena Tuhan tidak akan pernah bisa terganggu atau mengalami kesulitan. Tuhan sama sekali tidak punya penderitaan. Beliau menganggap kebahagiaan para bakta sebagai kebahagiaan Beliau. Akan tetapi, kebahagiaanmu timbul dari hal-hal yang bersifat kebendaan, sedangkan kebahagiaan-Ku berkaitan dengan prinsip atma.

Aku merasa senang dengan persembahan yang paling sederhana, jika itu dilakukan dengan kasih. Persembahan kecil yang dihunjukkan dengan penuh bakti akan menjadi sangat besar dan berarti bagi-Ku. Sebaliknya, engkau tidak merasa puas walaupun menerima berbagai anugerah yang sangat besar.


Makna Guru Purnima

Apakah makna Guru Purnima? Guru adalah orang yang menunjukkan jalan menuju Tuhan. Purnima berarti sinar bulan purnama yang sejuk. Bulan purnama melambangkan manas yang sudah mencapai pencerahan sepenuhnya, tanpa noda dan cela. Jika ada sedikit saja noda dalam pikiran manusia, hal itu akan membawanya menuju kegelapan. Engkau tidak dapat memperoleh kebahagiaan yang menyeluruh karenanya.


Perwujudan kasih!

Biarlah manasmu dipenuhi dengan kecemerlangan kasih yang suci. Sekadar memperoleh pengetahuan dari buku tidak ada gunanya. Hal yang telah kaupelajari hanya ibarat debu bila dibandingkan dengan keseluruhan pengetahuan yang ada. Namun, engkau merasa bangga ( pada studimu ). Pendidikan duniawimu tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kebijaksanaan Tuhan.

Engkau tidak dapat mencapai Tuhan dengan pendidikan, kekuasaan, dan hartamu. Tuhan hanya dapat dicapai dengan kasih belaka. Engkau hanya dapat menghayati Tuhan di dalam setiap atom bila kasihmu kautingkatkan. Bakti berarti mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.


Perwujudan kasih!

Apa yang seharusnya kauketahui pada hari Guru Purnima ini? Engkau harus mengerti bahwa Tuhan ada di dalam dirimu, bersamamu, di sekelilingmu, di atasmu, dan di bawahmu. Sesungguhnya engkau adalah Tuhan. Pertama, sadarilah kebenaran ini. Jangan memiliki terlalu banyak keinginan dan menjadi pengemis. Lakukan tugasmu dengan sungguh-sungguh. Itulah latihan rohani yang benar. Bila engkau berada di kantor, kerjakan pekerjaan kantor saja, jangan memikirkan masalah keluargamu. Demikian pula bila engkau ada di rumah, perhatikan kebutuhan istri dan anak-anakmu. Jangan kauubah rumahmu menjadi kantor. Akan tetapi kini, karena pekerjaan di kantor terlalu banyak, orang-orang membawa pulang berkas-berkas kantornya lalu diselesaikan di rumah. Dengan demikian mereka menghadapi berbagai kesulitan karena mereka mencampur aduk pekerjaan kantor, pekerjaan rumah tangga, bisnis, dan masalah spiritual.

Seperti yang telah Kukatakan dulu, Hiranyaksha dan Hiranyakashipu adalah ilmuwan besar. Ilmuwan modern baru bisa mencapai bulan, tetapi Hiranyakashipu bisa bepergian sampai ke matahari. Ia bahkan menyentuh bintang kutub sehingga menderita akibat hal itu. Mungkin seseorang adalah ilmuwan besar, tetapi bila melampaui batas, ia akan menderita. Para ilmuwan harus memupuk pandangan yang luas agar dapat menghayati Tuhan. Orang-orang suci zaman dahulu mempelajari manas, ‘peralatan batin dalam fungsinya untuk berpikir’, dan memupuk pandangan yang luas.

Tubuh manusia bisa mati, tetapi manasnya tidak mati. Apa pun yang dilakukan manusia semasa hidupnya, tertera pada manasnya dan terbawa pada kehidupan berikutnya. Tidak seorang pun dapat memperkirakan kekuatan atau kemampuan manas.

Jangan mengira bahwa manas akan mati bila badan jasmani menemui ajalnya. Manas itu tidak dapat binasa. Karena tidak mampu menanggung penderitaan, ada orang-orang yang bunuh diri. Mereka mengira bahwa bunuh diri merupakan satu-satunya cara untuk mengakhiri segala kesulitannya. Mereka berpikir, “Manaslah yang menyebabkan aku menderita. Biarlah kuhabisi dia.” Akan tetapi, inilah dosa yang terburuk. Manas tidak dapat dibunuh dengan mudah. Jangan pernah manusia memiliki gagasan serendah itu. Ia harus siap menghadapi kesulitan apa saja dengan tabah dan berusaha keras menguduskan hidupnya dengan iman yang teguh kepada Tuhan.


Percayalah bahwa Tuhan Ada di Mana-mana

Prahlaada berkata, “Jangan pernah ragu bahwa Tuhan ada di sini dan tidak ada di sana. Tuhan ada di mana pun engkau mencari Beliau.” Atma adalah Tuhan dan Tuhan adalah atma.

“Atma itu abadi tanpa kelahiran atau kematian. Atma tiada awal, pertengahan, atau akhirnya. Atma ada di mana-mana sebagai saksi abadi setiap makhluk.”

( Puisi bahasa Telugu ).

Karena itu, manusia harus menempuh hidupnya dengan keyakinan, “Aku Tuhan ( kesadaran semesta ). Hanya tubuh yang mengalami kematian. Aku tidak lahir dan tidak mati. Selama hidupku, kasihku kuberikan kepada Tuhan saja.” Seharusnya sepanjang hidupnya manusia hanya memberikan kasihnya kepada Tuhan.

Suatu hari ada seorang kaya yang datang ke Shirdi untuk menemui Baba. Sakunya penuh uang kertas. Baba bermaksud menguji baktinya. Beliau memanggil Shyam yang selalu mendampingi Beliau, kemudian berkata, “Aku sangat memerlukan uang lima rupi. Ini keperluan yang mendesak sekali. Pergi dan mintalah pinjaman pada Nandu Marwari.” Setelah beberapa waktu Shyam kembali dan berkata bahwa Nandu tidak ada di rumah. Baba menyuruhnya menemui pedagang lain. Shyam kembali lagi dengan tangan hampa. Baba mengutusnya kepada orang lain lagi, tetapi juga tidak berhasil. Orang kaya itu menyaksikan semua ini, tetapi ia tidak bersedia menawarkan uang lima rupi dari sakunya. Ia tidak mempunyai semangat pengorbanan.

Banyak orang menganggap uang, politik, dan kekuasaan sebagai Tuhan. Apakah uang, kekuasaan, atau politik akan menyertai mereka setelah ajal tiba? Apa yang akan mereka capai? Apakah tujuan hidup manusia? Setelah mencapai kelahiran sebagai manusia, jangan kausia-siakan hidupmu untuk mengejar hal-hal yang remeh. Ikutlah serta dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Jangan salah paham dengan Aku bila Aku mengatakan hal ini. Politik adalah pangkal penyebab pencemaran di dunia dewasa ini. Bahkan pikiran dan perasaan anak-anak kecil pun dicemari oleh politik. Pertentangan, hasutan, dan keresahan sudah menjadi acara harian. Bahkan di antara suami dan istri pun tidak ada kerukunan. Politik juga mencemari rumah tangga dan keluarga. Sebelum India merdeka, orang-orang tidak demikian menderita seperti ini. Pada masa itu pertentangannya hanya antara kulit putih dan kulit berwarna, sedangkan sekarang anak negeri ini saling bertengkar sendiri dalam pertikaian antar partai. Bukan inilah yang diharapkan dari rakyat. Buang sifat-sifat jahat dan tingkatkan perasaan-perasaan yang luhur.


Kesulitan Membawa Kebahagiaan

Perwujudan kasih!

Penuhi hidupmu dengan kasih dan akhiri hidupmu dengan kasih. Kalian semua adalah perwujudan kasih. Sadarilah sifatmu yang sejati. Itulah kehidupan manusia yang sejati. Kitab-kitab Upanishad telah memberikan nilai yang sangat besar pada kehidupan manusia. Manusia ( maanava ) harus dikasihi dan dihormati oleh semuanya. Ia harus menyambut suka dan duka dengan tenang. Di Cina ada pepatah yang mengatakan, “Kesulitan adalah teman kita, mari kita sambut mereka.” Kebahagiaan yang kita peroleh dari kesulitan tidak dapat diperoleh di mana pun juga.

Na sukhat labhyate sukham.

Artinya,
‘Kita tidak dapat memperoleh kebahagiaan dari kebahagiaan’.

Banyak orang datang kepada-Ku dan mengatakan bahwa mereka menghadapi berbagai kesulitan. Aku merasa ingin tertawa mendengar mereka. Aku ingin tahu apa yang dimaksud dengan kesulitan dan kesedihan. Akan tetapi hal-hal semacam itu tidak pernah Kualami. Aku selalu memberitahu para bakta agar mereka jangan membiarkan kesulitan menghalangi atau menghentikan usahanya. Aku tidak pernah memberi peluang pada rasa sedih. Tubuh ini sudah memasuki usia 77 tahun. Hingga hari ini Aku tidak pernah merasa sedih sedetik pun.

Manusia mendambakan kebahagiaan jiwa. ( Padahal ) ia sendiri adalah pengejawantahan kebahagiaan jiwa. Kebahagiaan jiwa adalah harta sejatinya. Karena demikian keadaan yang sebenarnya, mengapa ia membiarkan diri merasa sedih? Ia mengalami dukacita karena belum memahami sifatnya yang sejati. Pertalian duniawi itu datang dan hilang. Namun, prinsip kasih datang dan berkembang.


Perwujudan kasih!

Mulai hari ini berusahalah sedapat-dapatnya mengurangi kelekatanmu pada dunia. Berbahagialah dan buatlah orang lain bahagia. Jangan menyakiti siapa pun. Anggaplah kesulitan sebagai awan yang berlalu. Engkau mempunyai keluarga dan berbagai pertalian lain sehingga pasti akan ada kehilangan dan kesulitan yang membuatmu khawatir. Akan tetapi, jangan cemas atau gelisah karena hal itu. Bila kaupandang angkasa luas, kaujumpai banyak awan. Demikian pula di angkasa hatimu terdapat awan-awan pikiran dan perasaan. Namun, bila engkau mempunyai awan kelekatan, engkau terselubung kegelapan yang pekat. Akan tetapi, awan-awan ini hanya datang dan pergi. Jangan cemas tentang hal itu. Apakah bentuk kecemasan? Itu hanya rasa takut yang diciptakan secara mental. Itu timbul akibat imajinasimu. Setiap manusia pasti akan menghadapi berbagai kesulitan dan kehilangan. Kita harus menghadapinya dengan tabah.

Ingatlah hal yang diajarkan Ashoka kepada menterinya. Tubuh manusia hanya akan dihormati selama hayat masih dikandung badan. Begitu nyawanya melayang, tubuh itu tidak berharga lagi. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Duryodhana pada saat-saat akhirnya, “Saya dihormati selama saya masih hidup. Setelah ajal tiba, burung gagak dan anjing akan berpesta pora dengan jasat saya.”

Apa pun yang harus terjadi pasti akan terjadi. Tempuhlah hidup yang terhormat selama hayat masih dikandung badan. Tingkatkan perasaan-perasaan yang suci dalam dirimu. Engkau harus meningkat dari taraf manusiawi ke taraf Tuhan. Hanya dengan demikianlah engkau dapat menempuh hidupmu sebagai manusia sejati.

Kini manusia menempuh hidup yang bersifat materialistis belaka. Kehidupan duniawi juga perlu sampai batas-batas tertentu. Akan tetapi, ingatlah bahwa dalam kehidupan duniawi pun terdapat prinsip-prinsip yang bersifat kerohanian. Kehidupan duniawi itu bersifat sementara ibarat awan yang berlalu. Jangan mencemaskan awan yang berlalu. Selalulah riang dan bahagia.


Engkau adalah Perwujudan Trinitas

Perwujudan kasih!

Sejak hari Guru Purnima ini sucikan hidupmu. Sebagaimana halnya engkau menghalau nyamuk-nyamuk yang menggigitmu, halaulah kesulitan apa saja yang menyerangmu. Jangan murung atau tertekan oleh kesedihan, juga jangan terlalu gembira bila senang. Pupuklah keseimbangan batin serta ketenangan dan berusahalah mencapai ( penghayatan ) Tuhan.

Bhagawan menyanyikan kidung suci, “Vahe Guru Vahe Guru Vahe Guru Ji Bolo …” , kemudian melanjutkan darmawacana.

Hanya ada satu guru. Tidak bisa ada dua guru: guru batiniah dan guru lahiriah. Guru adalah ia yang membuat engkau menghayati kebenaran dan membimbingmu menuju jalan kebenaran. Guru adalah kebenaran itu sendiri.


Gurur Brahma Gurur Vishnu Gurur Devo Maheshvara;
Guru sakshat Param Brahma Thasmai shrii gurave namaha.


Artinya,

‘Guru adalah Brahma, Guru adalah Vishnu, Guru adalah Maheshvara.
Sesungguhnya Guru adalah Brahman ( kesadaran semesta ) Yang Mahatinggi.
Karena itu, hormat bakti kepada Guru’.


Engkau adalah perwujudan Trinitas Suci: Brahma, Vishnu, dan Maheshvara. Karena itu, Guru tidak terpisah dari dirimu. Engkau adalah segala-galanya. Janganlah konsentrasimu goyah. Pusatkan dengan mantap pada tujuanmu. Entah seorang pelajar, seorang selibat, orang yang berumah tangga, atau seorang pertapa, tujuan hidup bagi mereka semua satu dan sama.

Renungkan prinsip So-ham yang diajarkan oleh suara napasmu. Katakan, “Aham Brahmasmi,” ‘aku Brahman ( kesadaran semesta )’. Tidak ada yang salah dalam pernyataan ini. Sejumlah orang mempunyai anggapan yang keliru bahwa mengatakan, “Aku Brahman ( kesadaran semesta ),” itu merupakan tanda rasa keakuan atau sombong. Sesungguhnya itu sama sekali bukan ego. Itu adalah hakmu.

Engkau merendahkan dirimu sendiri bila mengira bahwa engkau hanyalah manusia. Engkau adalah perwujudan Tuhan ( kesadaran semesta ). Tingkatkan keyakinan itu dan jadilah Tuhan ( menunggallah dengan kesadaran semesta ). Tidak mungkin ada sifat buruk dalam Tuhan. Karena itu, engkau harus menempuh hidup yang murni, mantap, dan tanpa pamrih.

Pada hari Guru Purnima ini bulatkan niatmu untuk selalu murni dalam pandangan, perkataan, dan perbuatan.

Lihatlah hal yang baik,
Bicarakan hal yang baik,
Dan lakukan hal yang baik.

Engkau harus menjadi teladan bagi semuanya. Tidak ada manfaatnya melakukan puja bila engkau tidak memurnikan hatimu.

Kalian memuja Swami dan telah ( datang ke sini ) mengunjungi Swami sejak bertahun-tahun. Akan tetapi, adakah perubahan dalam dirimu? Engkau datang dan pergi tanpa tujuan apa pun. Orang semacam itu tidak perlu datang ke sini sama sekali. Di mana pun engkau berada, lakukan latihan rohani ( saadhanaa ). Bila engkau datang ke sini, engkau harus meresapkan sifat-sifat yang suci dan menjadi suci. Sedikit demi sedikit kurangi kelekatanmu pada dunia. Dunia tidak akan menyertaimu bila engkau meninggal. Engkau bahkan tidak dapat membawa segenggam debu pun. Engkau hanya dapat membawa keutamaan-keutamaan yang telah kaukembangkan.

Hormati para pengajarmu, orang-orang yang lebih tua, dan orang tuamu.

Matru Devo bhava, pitru Devo bhava, Aachaarya Devo bhava, atithi Devo bhava.

Artinya,

‘Hormati ibu, ayah, guru, dan tamumu sebagai Tuhan’.

Anggaplah setiap orang sebagai perwujudan Tuhan. Tuhan ada bahkan di dalam anjing. Miliki keyakinan bahwa Tuhan itu ada di mana-mana dan meliputi segala sesuatu. Tidak ada latihan rohani yang lebih hebat daripada ini.

Bila orang-orang meningkatkan keyakinan semacam itu, seluruh negeri akan diberkati dengan kelimpahan, kemakmuran, dan segala hal yang baik. Penuhi hatimu dengan perasaan-perasaan yang suci. Inilah yang harus kaupelajari hari ini.

Bhagawan menyudahi wacana Beliau dengan kidung suci, “Hari bhajan Bina Sukha Shanti Nahin,” ‘tanpa menyanyikan nama Tuhan, tiada sukacita dan kedamaian’, dan “Subrahmanyam, Subrahmanyam.”

Dari wacana Bhagawan pada perayaan Guru Purnima di Pendapa Sai Kulwant, prashanti Nilayam, 24 Juli 2002.

Alih Bahasa : Dra. Retno Buntoro